Sudah lama sebenarnya saya ingin ngajakin Mutia untuk bikin project kolaborasi di blog kami masing-masing. Tapi sempat bingung mau ngajakin kolaborasi tentang apa. Lalu tiba-tiba terlintas di pikiran saya, kenapa kami tidak membuat kolaborasi tulisan yang mengangkat tentang Pekanbaru saja?
Akhirnya, minggu lalu saya coba sampaikan ke Mumut (begitu Mutia biasa dipanggil), untuk berkolaborasi #NgobrolinPekanbaru di blog kami masing-masing, dari sudut pandang kami masing-masing. Mumut pun langsung memberikan respons positif dan kami sepakat untuk menulis apapun tentang Pekanbaru setiap minggunya. Tepatnya setiap hari Jum’at jam 8 pagi di liandamarta.com dan mutmuthea.com 🙂
Mengapa akhirnya ide #NgobrolinPekanbaru ide ini tercetus?
Bagi saya, ini kesempatan untuk kami berdua memperkenalkan Pekanbaru ke masyarakat luas. Saya sendiri sebelumnya sudah cukup sering menuliskan tentang Pekanbaru di blog ini. Yang udah lama ngikutin blog saya pasti sering baca tulisan-tulisan saya tentang Pekanbaru. Mulai dari kulinernya, tempat nongkrongnya, sampai wisata belanja yang ada di Pekanbaru.
Begitu juga dengan Mumut. Di blog dan seluruh akun social medianya, Mumut juga sudah sering menuliskan tentang Pekanbaru. Dia juga salah satu selebgram hits di Pekanbaru lho! 😉
Semoga dengan circle masing-masing yang kami miliki ini, kami bisa menyuarakan kota ini ke seluruh penjuru negeri. Bahkan semoga bisa sampai ke luar Indonesia. Sehingga lebih banyak lagi orang yang tau tentang Pekanbaru. 🙂
Selain itu tentu saja, project ini diharapkan bisa melatih kami untuk komit dengan jadwal yang kami buat. Bahwa setiap hari Jum’at jam 8 pagi, akan ada tulisan baru di blog kami masing-masing, tentang Pekanbaru. 🙂
Sehari sebelum postingan ini dipublish, saya dan Mumut sudah menyebarkan informasi tentang project ini di berbagai akun social media yang kami miliki. Surprisingly, respon dari seluruh teman-teman kami sangat bagus. Beberapa di antara mereka bahkan ada yang ingin ikut serta menuliskan tentang Pekanbaru di blog mereka masing-masing. Salah satunya Mas Rendra, seorang arek Malang yang sudah tinggal di Pekanbaru selama bertahun-tahun lamanya, bahkan menemukan cintanya juga di Pekanbaru. 😉
Bagi yang ingin berpartisipasi, tentu saja kami menerimanya dengan senang hati. Silahkan colek-colek saya dan Mumut ya. 🙂
***
Anyway, ini tulisan saya di #NgobrolinPekanbaru episode pertama dengan tema “Tentang Pekanbaru”. Kira-kira bagaimana saya memandang kota ini?
Baca tulisan Mumut di sini:
Pekanbaru Di Mana Ya?
Baca tulisan Mas Rendra di sini:
Napak Tilas Sambil Ngobrolin Pekanbaru
Pekanbaru adalah kota kelahiran saya. Kurang lebih 27 tahun yang lalu, saya lahir di kota ini. Mama asli Pekanbaru. Sejak menikah dengan Ayah, mereka pindah merantau ke Batam. Jadi sudah bisa dipastikan, saya cuma numpang lahir di kota ini dan menghabiskan masa kecil saya hingga remaja di kota Batam.
Waktu saya kecil, saya sering liburan ke rumah nenek di Pekanbaru. Termasuk saat lebaran, mudiknya saya ya ke Pekanbaru. Selama di Pekanbaru, saya seringnya main di rumah nenek. Sesekali diajak jalan sama om dan tante ke Kaca Mayang. Seingat saya, Pekanbaru yang dulu belum serame sekarang. Cuma ada satu pusat perbelanjaan yang terkenal di masa itu, Suzuya.
Sekitar tahun 2002, atuk dan nenek saya meninggal dunia. Otomatis sejak saat itu, saya dan keluarga udah jarang banget datang ke Pekanbaru. Malah pada akhirnya om dan tante dari pihak Mama ikut pindah ke Batam.
Di tahun 2006, Ayah dipindah tugaskan ke Pekanbaru. Saya yang saat itu sudah kelas 3 SMA di Batam, mau tidak mau saya harus ikut pindah. Beberapa bulan sejak kepindahan saya itu, saya pun lulus sekolah dan langsung merantau ke Bandung. Pulang ke Pekanbaru hanya sesekali saat libur semester. Itu juga lebih sering menghabiskan waktu di rumah. 🙂
Long story short, awal tahun 2013, saya yang tadinya sudah sempat bekerja di Jakarta kembali pulang ke Pekanbaru. Itu adalah kali pertama bagi saya menetap dalam jangka waktu yang cukup lama di kota bertuah ini. Selama lebih dari 3 tahun, saya tinggal dan juga menikah di sana, sebelum akhirnya kembali hijrah ke ibukota.
***
Pekanbaru yang saya datangi kembali 3 tahun silam sudah mulai menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan. Di tahun itu, Pekanbaru mulai ‘bergeliat’. Baik itu dari segi pembangunan infrastruktur, pembangunan cafe dan tempat hiburan, serta pertumbuhan gerakan positif dari anak-anak mudanya.
Jujur aja, saya awalnya sempat ogah-ogahan saat diminta pulang ke Pekanbaru oleh orang tua saya. Karena saya mikir, ngapain saya di sana? Gak seru ah, gak asik ah. Awal-awal tinggal dan bekerja di Pekanbaru, saya sempat kebawa stress sendiri. Rasanya waktu itu ingin kembali merantau ke Bandung/Jakarta, atau balik ke Batam.
Untuk menghilangkan rasa jenuh saya, saya pun mulai mengeksplor kota ini. Mencicipi aneka kulinernya, merasakan jadi turis di kota sendiri dengan berkeliling naik Trans Metro Pekanbaru, hingga mendatangi berbagai event seru yang ada di kota ini.

Saat berkeliling kota naik Trans Metro Pekanbaru
Lalu saya juga mulai mengikuti kelas perdana Akademi Berbagi Pekanbaru. Di sana saya bertemu dengan teman-teman baru yang sekarang sudah seperti keluarga sendiri. Di Akber Pekanbaru, saya aktif sebagai relawan dan bahkan pernah mendapat kepercayaan untuk menjadi Kepala Sekolah. Bergabung menjadi relawan Akber Pekanbaru mempertemukan saya dengan banyak orang-orang hebat di Pekanbaru. Yang tidak pernah terfikir oleh saya sebelumnya. Ternyata kota ini punya banyak potensi lokal yang keren!
Kemudian saya bergabung di Kelas Inspirasi Pekanbaru. Sebagai relawan pengajar dan juga panitia. Di sana, saya melihat Pekanbaru dari sisi yang berbeda. Hingga akhirnya saya ‘terdampar’ ke Kampung Melebung. Rasa jatuh cinta saya dengan anak-anak di sana, membuat saya dan teman-teman mendirikan gerakan Melebung Membaca.
Semua hasil eksplorasi tersebut, saya tuliskan di blog ini. Untuk apa? Murni semata-mata untuk memperkenalkan Pekanbaru.
Dulu waktu masih kuliah di Bandung, setiap kali saya menjawab kalo saya berasal dari Pekanbaru, pasti saja mereka yang bertanya selalu berkomentar: “Pekanbaru itu di Kalimantan mana?“. Padahal Pekanbaru itu di Riau, bukan di Kalimantan. 🙂
Banyak teman-teman saya yang tidak tau di mana Pekanbaru. Sebagian dari mereka mengira, Pekanbaru berada di Kalimantan. Sebagian lagi beranggapan Pekanbaru itu adalah Palembang. Dan biasanya, setelah saya menjelaskan bahwa Pekanbaru itu ada di Riau, komentar selanjutnya mengaitkan kota ini dengan salah satu perusahaan migas besar yang ada di sini.
Ya, memang benar. Tapi Pekanbaru tidak hanya soal migasnya. Ada banyak hal menarik yang bisa dieksplor di sini dan mungkin sempat luput dari perhatian banyak orang. 🙂
Pekanbaru punya beragam kuliner yang enak-enak. Yang khas di sini adalah gulai baung. Ada juga ikan pantau yang digoreng kriuk-kriuk. Dimakan dengan nasi putih hangat. Duh, nikmatnya! 🙂

Ikan Pantau
Pekanbaru juga punya gedung-gedung berasitektur keren. Yang paling terkenal dan mengundang decak kagum banyak orang tentu saja Pustaka Wilayah Soeman HS. Selain itu, ada pula masjid-masjid dengan desain yang keren. Salah satunya, Masjid Agung An-Nur yang konon disebut-sebut sebagai Taj Mahalnya Pekanbaru. 🙂
Pekanbaru punya pelaku-pelaku UKM yang kreatif dan inovatif.
Pekanbaru juga punya anak-anak muda yang keren. Yang aktif di berbagai komunitas positif. Yang aktif mengadakan kegiatan-kegiatan seru untuk meramaikan kota bertuah ini.
Dan Pekanbaru masih punya berbagai hal menarik lainnya yang siap untuk dieksplor. 🙂
Jadi, bagi yang penasaran ingin tau lebih banyak tentang Pekanbaru, stay tune di liandamarta.com dan mutmuthea.com ya! Kami akan #NgobrolinPekanbaru setiap hari Jum’at jam 8 pagi. Jangan sampai ketinggalan ya. Kalo ada request bahasan tentang Pekanbaru yang ingin kamu ketahui, boleh banget lho, silahkan tulis di kolom komentar. 🙂
Semoga dengan rubrik baru ini, kalian bisa mengenal Pekanbaru lebih dekat. Dan kali aja ada yang jadi penasaran untuk datang langsung ke kota ini. 😉
Pingback: Ngobrolin Pekanbaru Dan Napak Tilas | Peninta Dot Com
Aku br sekali ke PKU dan makan nanas yg kecil2 tp kering. Sukaaaaa banget
LikeLike
Ayo mbaaa main-main ke Pekanbaru lagi. Cobain kuliner yang lainnya 🙂
LikeLike
Huwaaa, ikan pantaaau *nangis2 di pojokan ngebayangin makan pake gulai ikan ato segala macam balado ditemani pantau goreng T_T
LikeLike
I feel youuu.. Sejak pindah ke Jakarta aku pun jadi rindu makan makanan yang ada di Pekanbaru T__T
LikeLiked by 1 person
Smoga bisa segera dan bisa sering2 pulang kampung demi makan enak, aamiin, hehe..
LikeLike
Aamiiin banget ini mah haha. Kamu juga yaaaa 😊
LikeLiked by 1 person
Aamiiin 🙂
LikeLike
wah, ternyata ada juga yang mengira pekanbaru itu di kalimantan yak. Aku juga pengen euy nulis khusus tentang Banjarmasin. Tapi sampai sekarang nggak terlalu rajin mengeksplor kota sendiri
LikeLike
Iya mba, dulu jaman kuliah aku sering banget dapetin pertanyaan kayak gitu. Sampe capek jawabnya ehehehe.
Ayo mba tulis juga tentang Banjarmasin. Aku belum pernah ke sana nih, siapa tau jadi kenal Banjarmasin lewat tulisan mba 🙂
LikeLike
Siap-siap, bentar lagi Pekanbaru ngetop nih lewat project inih, kereeeeen! 🙂
LikeLike
Yuhuuuu.. Aamiiin. Semoga ya mbaaa 🙂
LikeLike
Pekanbaru di Jl. Jend. Sudirman ya oke lah. Begitu keluar ke arah Panam, o.. o..
LikeLike
Huehehehe.. Penataan kotanya memang masih di sekitaran Jln Sudirman ya, Mas. Tapi mudah-mudahan bisa segera melebar ke Panam dan sekitarnya. 🙂
LikeLike
Wah mantap nih kak lia… Semoga dengan langkah ini Pekanbaru bisa dikenal. Miris banget ada yg ngira pekanbru ada di Kalimantan🤔
LikeLike
Aamiin.. Iya dulu aku capek ngejawab pertanyaan “aslinya dari mana?” trus setelah dijawab di Pekanbaru, pada nyangkanya Pekanbaru itu di Kalimantan. Sering banget deh itu 😀
LikeLike
Haha maunya kak lia bawa map indonesia gtu deh kemana mana dulu, biar kalo masih ada yg nanya langsung disodorin deh mapnya hahaha
LikeLike
Hahaha iyaaa.. Eh ayo dong Tika ikutan nulis juga tentang Pekanbaru. Nanti linknya aku masukin ke postinganku yang ini 🙂
LikeLike
Hahah boleh boleh kak, tp aku startnya minggu depan aja deh hihi
Nanti kalo udah di post aku kabarin kak lia yaaah~
LikeLike
Boleeeh. Nanti colek-colek aja aku yaa kalo udah selesai tulisannya 🙂
LikeLiked by 1 person
asyikkkk…
senang rasanya… bahwa bangga jadi penduduk pekanbaru/riau
kebanyakan malu ngaku orang riau…
LikeLike
Dulu saya sempat kayak gitu juga, setelah dipikir-pikir harus malu kenapa yaa? Saya gak nemu alasannya hehehe. Setelah dijelajahi ternyata Pekanbaru dan Riau punya banyak hal seru juga kok. 😀
LikeLike
Belum pernah ke Pekanbaru, tapi brp kali suami dinas ke sana, kyknya banyak jg sih yg menarik dr sana, ya makanan dan wisatanya. Ditunggu obrolannya mbak hehe
LikeLike
Siap mbaa.. Siapa tau bisa jalan-jalan ke Pekanbaru lewat tulisan saya dan Mutia yaaa 😊
LikeLike
Aaaah .. seru temanya ihh,
mel walaupun ga asli pekanbaru udah belasan tahun tinggal.
Dan katanya nih, kalau udah minum air sungai siak
bakal balik lagi kalau merantau wkwk
bener gak sih hihi
jadi mel orang mana ya XD
LikeLike
Hahaha emang aslinya orang mana Mel?
LikeLike
belum pernah ke pakanbarunih, jadi pengen
LikeLike
Yuk mbaaa main-main ke Pekanbaru 😊
LikeLike
Saya punya beberapa teman di Pekanbaru, dan berencana mau berkunjung ke Pekanbaru Desember ini :), mudah – mudahan jadi aminn. Salam kenal ya mba 🙂
LikeLike
Wah, semoga jadi ya mba ke Pekanbaru bulan Desember nanti. Ditunggu ceritanya tentang Pekanbaru 😉
Salam kenal kembali mbaaa 🙂
LikeLike
Wahh Pekanbaru punya transmetro kayak Jakarta.
LikeLike
Iya dong hihihi. Udah pernah ke Pekanbaru apa belum, Innayah?
LikeLike
Kalau ketemu Lia lagi aku pengen cicipin makanan khas Pekanbaru lainnya, ah. Hihihi modus amat ini mah.
Jangan bilang yang ngira Pekanbaru ada di Kalimantan itu anak yang satu almamater, Lia Plis jangaaan
LikeLike
Main ke Pekanbaru dong teh Efi kalo mau nyicipin makanan khasnya 😀
Btw, iyaaa yang ngirain Pekanbaru di Kalimantan itu satu almamater sama aku hahaha
LikeLike
Dulu waktu aku tugas di Sumbar, aku ke Pekanbaru sebulan sekali Mba. Kadang di tempat sodara aja di Arengka. Kadang pulang ke Jogja via Pekanbaru karena waktu itu ada direct flight PKU-JOG dari Tiger Air. Pekanbaru ini tempat pelarianku karena di Padang ga ada XXI, haha. Jadi rindu Pku nih 🙂
LikeLike
Wah berarti dulu cukup sering ke Pekanbaru ya mba Nia 🙂 Sekarang direct flight Tiger itu udah gak ada. Digantikan dengan Citilink hehehe.
LikeLike
Saya beberapa kali ke pekanbaru, kotanya cukup tertata, objek yang terkenal di sana istana siak, walaupun jauh harus menempuh perjalanan 1 jam, tapi cukup menarik untuk menambah wawasan. Dan satu hal lagi entah mengapa masakan padang di pekanbaru lebih sedap dari pada masakan padang kebanyakan di pulau jawa.. Salam Kenal..
LikeLike
Iyaaa aku setiap kali ke Jawa pasti kecewa dengan masakan padangnya. Rasanya bedaaaa hehehe.
Salam kenal, Mas. Terima kasih sudah mampir ke sini 🙂
LikeLike
Pingback: #NgobrolinPekanbaru Eps. 2 : Beragam Cara untuk Datang ke Pekanbaru | liandamarta.com
Love storynya kok nggak ada nih ya? Jodoh nggak kemana ya Lia, situ2 juga. Kalian berdua sama2 seleb kok :))
LikeLike
Hihihi love story nanti diceritakan terpisah aja mba 😛 Iya, jadinya gampang kalo mau pulkam, soalnya sekampung hahaha.
LikeLike
saya orang pekanbaruuu *ancung tangan
LikeLike
Waaa salam kenal yaaa.. Sekarang tinggal di Pekanbaru atau di mana?
LikeLike
skrg lagi stay di bdo mba.. lanjut sekolah
LikeLike
Wah semangat mbaa.. Semoga lancar kuliahnya ya 🙂
LikeLiked by 1 person
Pingback: #NgobrolinPekanbaru Eps. 3 : Sarapan Apa di Pekanbaru? | liandamarta.com
Pingback: #NgobrolinPekanbaru Eps. 4 : Komunitas Seru di Pekanbaru | liandamarta.com
Pingback: #NgobrolinPekanbaru Eps. 5 : Transportasi Publik di Pekanbaru | liandamarta.com
Pingback: #NgobrolinPekanbaru Eps. 6 : Oleh-Oleh Khas Pekanbaru | liandamarta.com
Pingback: #NgobrolinPekanbaru Eps. 7 : Tempat Nongkrong Hits di Pekanbaru | liandamarta.com
Pingback: #NgobrolinPekanbaru Eps. 8 : Suka Duka Jadi Warga Pekanbaru | liandamarta.com
Pingback: #NgobrolinPekanbaru Eps. 9 : Public Area untuk Keluarga di Pekanbaru | liandamarta.com
Pingback: #NgobrolinPekanbaru Eps. 10 : Tentang Blogger di Pekanbaru | liandamarta.com
Pingback: Kumpul Blogger Pekanbaru | liandamarta.com