Finally… Akademi Berbagi arrived in Pekanbaru! Woohooo! 😀
Yes, jadi untuk pertama kali, tanggal 28 September 2013 kemarin, kelas perdana Akademi Berbagi atau biasa disingkat dengan Akber, resmi digelar di Chevron Energy Corner Pustaka Wilayah Pekanbaru. Dengan mengusung tema “Membangun Komunitas di Era Social Media“, Akber Pekanbaru mendatangkan Ainun Chomsun (@pasarsapi) yang merupakan founder Akademi Berbagi, sebagai pembicara utamanya.
Saya, sebagai salah seorang yang menunggu kehadiran Akber di Pekanbaru, tentu saja menyambut gembira event ini. Sekedar informasi yah, sejak pindah ke Pekanbaru bulan Februari lalu, saya memang sempat bosan dan jenuh luar biasa. Trus kepikiran pengen cari-cari kegiatan lain. Nah, udah agak lama memang saya follow twitter Akademi Berbagi, sering lihat informasi kelas-kelas yang diadakan di kota lain (mulai dari kota besar sampai kota kecil), tapi belum ada satu pun kelas yang pernah saya ikuti. Pas cek and ricek, ternyata belum ada kelas di Pekanbaru. Kepikiran lah untuk mengajukan diri sebagai pelaksana di Pekanbaru. Mention di twitter dan kirim email pengajuan diri sebagai relawan di Pekanbaru. Email saya dibalas, katanya sudah ada relawan di Pekanbaru dan untuk kelas perdana akber sedang dalam tahap persiapan. Akhirnyaaa… 😀
Untuk pembicaranya sendiri, sejujurnya saya gak begitu tau tentang Mbak Ainun ini. Cuma sering lihat account twitternya seliweran di timeline saya, karena atasan saya di Jakarta dulu dan beberapa selebtwit yang saya follow sering mensyen mbak Ainun. Bahasannya apalagi kalo bukan tentang Akademi Berbagi. Wah, jadi makin penasaran lah kan sama kegiatan ini hehehe.
Kepala Sekolah Akademi Berbagi Pekanbaru membuka kelas perdana.
Nah, sabtu lalu saya gak mau ketinggalan dong. Ikutan daftar juga di kelas perdananya Akber. Semangat 45 untuk ikutan deh pokoknya hihihi. Seperti yang saya ceritain di atas tadi, tema yang diangkat adalah tentang membangun komunitas di era social media. Membangun komunitas itu penting sekali, karena saat ini secara tidak langsung kita mungkin sudah ‘membangun komunitas’ secara online melalui berbagai macam social media yang ada. Tapi kita gak pernah tau kan sampai kapan semua socmed itu bertahan? Makanya diperlukan pula komunitas secara offline. Kalo istilah anak-anak socmed jaman sekarang mah ‘kopdar’ hehehe.
Menurut Mbak Ainun, hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam membangun komunitas ada 6, yaitu tujuan, target audience, bentuk organisasi, sosialisasi, volunteer, dan dana. Tujuan menjadi hal paling penting karena ini adalah penentu ‘mau dibawa kemana’ hubungan kita komunitas tersebut. Tujuan tidak selalu harus yang besar, yang penting jelas. Hal terpenting lainnya adalah target audience. Audience dalam sebuah komunitas bisa terbagi ke dalam dua kelompok : member (anggota dari komunitas tersebut) dan supporter (pihak pendukung berjalannya suatu komunitas, misal : penyandang dana, dsb). Target audience juga harus jelas, karena ini menentukan cara komunikasi dalam suatu komunitas. Beda target audience, beda pula cara berkomunikasinya. Lalu selanjutnya bentuk organisasi, diikuti dengan sosialisasi/publikasi untuk mencari orang yang punya minat yang sejalan dengan komunitas tersebut dan tentunya untuk menggaet sponsor/penyandang dana.
Kemudian, Mbak Ainun kembali memaparkan hal penting lainnya dalam membangun komunitas, yaitu volunteer. Dalam mencari volunteer untuk suatu komunitas, ada baiknya kita juga mencari orang yang sesuai minatnya, agar ‘nyambung’. Dan dalam mencari volunteer atau relawan dalam suatu komunitas, tentunya harus ada manfaat yang bisa diperoleh oleh para volunteer tersebut. Manfaat tersebut sudah pasti bukan dalam bentuk uang atau materi (namanya pun sukarela kan yah), tapi bisa berupa ilmu dan wawasan baru, dan tentu saja networking. Mbak Ainun mencontohkan seperti pada kegiatan Akademi Berbagi ini yang pertama kali dibentuk pada tahun 2010 silam di Jakarta dengan 3 orang volunteer (salah satunya Mbak Ainun), mereka mulai menjalankan visi untuk berbagi pada orang lain. Hingga kini, volunteer/relawan Akber sudah mencapai 200 orang. 🙂 Dan ternyata volunteer pun punya tingkatannya tersendiri, yaitu leader, organisatoris, teknisi dan penggembira. Sebuah komunitas yang baik tentunya butuh leader yang kuat. Tapi bukan berarti leadernya harus itu-itu aja orangnya. Untuk itulah setiap komunitas butuh kaderisasi. Karena komunitas akan lebih berwarna ketika leadernya berganti, setiap orang punya gaya kepemimpinan yang berbeda toh ;). Dan seorang pemimpin (leader) yang baik harus bisa mengikhlaskan dirinya untuk dipimpin oleh orang lain. –> Menurut saya masih susah ya menemukan orang seperti ini di sekitar kita hehehe.
Next, yang terakhir dan yang paling seru untuk dibahas adalah mengenai dana. Menurut Mbak Ainun, cara mengumpulkan dana untuk sebuah komunitas pun ada beraneka ragam, yaitu iuran, donasi, crowdfunding, sponsorship, dan unit bisnis. Saya pribadi tertarik dengan cara crowdfunding. Mbak Ainun mencontohkan salah satunya adalah film Demi Ucok. Jadi sekitar kurang lebih setahun silam, sebuah Production House yang bernama DemiApa.Com menginformasikan bahwa mereka akan merilis sebuah film yang berjudul Demi Ucok (detail filmnya klik aja judul film tsb yah). Nah dalam pendanaannya, mereka melakukan sistem crowdfunding tersebut. Jadi mereka membuka peluang untuk semua orang menjadi coProducer! Caranya? Dengan mentransfer sejumlah uang ke rekening PH mereka, dan mengirimkan beberapa informasi melalui email. Saya waktu itu juga ikutan. Dan beneran loh, di poster film yang baru tayang awal tahun 2013 lalu, ada nama saya as a coProducer :D. Selain itu, semua yang ikut ‘menyumbang’ juga mendapatkan ‘reward’ berupa Pouch Bag, Post It, dan Clapper Box yang didesain khusus ala film Demi Ucok. Seru gak tuh? 😉 Jadi kalo yang saya tangkap dari penjelasan Mbak Ainun, untuk sistem pendanaan crowdfunding ini, sebuah komunitas ‘mengajak’ semua orang untuk ikut berkontribusi dalam hal pendanaan ini, dan akan ada reward tersendiri bagi mereka yang berkontribusi.
Selain berbicara mengenai hal-hal penting dalam membangun komunitas tersebut, Mbak Ainun juga banyak sharing pengalamannya ketika ‘merintis’ Akademi Berbagi ini. Ada satu kutipan yang menarik perhatian saya “jangan takut berbuat baik” dan sebuah tagline dari Akademi Berbagi yang berbunyi “Berbagi Bikin Happy”. Itulah yang mendorong Mbak Ainun dalam merintis Akademi Berbagi hingga kini sudah tersebar ke banyak kota di Indonesia, termasuk Pekanbaru. Penyampaian yang luwes dan mengalir bikin materi yang disampaikan Mbak Ainun dengan gampangnya diserap oleh para audience, setidaknya bagi saya sendiri hehehe. 😀
Setelah Mbak Ainun, guru selanjutnya adalah Bang Fiko, salah seorang founder dari komunitas blogger di Pekanbaru, Blogger Bertuah. Bang Fiko banyak sharing mengenai blog dan juga bercerita tentang pengalamannya di dunia blogging. Audience juga banyak yang antusias dan menanyakan berbagai hal kepada Bang Fiko dan tentu saja kepada Mbak Ainun.
Di penghujung acara, salah seorang relawan Akademi Berbagi Pekanbaru, Bang Roni, sharing tentang bagaimana kegiatan ini akhirnya bisa terlaksana di Pekanbaru. Dan salah satu pernyataannya yang juga cukup ‘menampar’ saya adalah bahwa penggagas kegiatan ini di Pekanbaru bukanlah orang Pekanbaru asli, melainkan para pendatang. Bang Roni adalah warga asli Pekanbaru yang sempat merantau ke kota lain. Beliau menuturkan ketika memutuskan untuk kembali lagi ke Pekanbaru, beliau harus mulai membangun lagi networkingnya mulai dari nol. Saya yang mendengar pernyataan tersebut juga ikut angguk-angguk kepala, karena saya pun merasakan yang sama. Saya lahir di Pekanbaru tapi memang besar di Batam, ketika kembali lagi ke Pekanbaru merasa asing, padahal kan ini daerah kelahiran saya yah hehehe. Trus belum lama pindah ke sini, harus caw lagi karena urusan pendidikan dan pekerjaan. Nah sekarang pas balik lagi ke Pekanbaru, mulai blah bloh lagi tentang kota ini. Mulai dari nol lagi deh. 😦
Well, secara keseluruhan saya sangat puas dengan kegiatan perdana Akademi Berbagi di Pekanbaru ini. Dan selalu berharap semoga kegiatan tersebut bisa rutin berjalan. Saya juga sempat ngobrol-ngobrol sedikit sama Mbak Ainun setelah selesai acara dan senang karena ternyata beliau orangnya ramah banget dan asik diajak ngobrol. Dan oh ya, saya waktu itu sempat request guru nih ke Mbak Ainun, yaitu bapak Handry Satriago, CEO-nya General Electric Indonesia. Baru sekali dengar materi beliau tentang coaching di acara seminar kantor lama saya tahun lalu dan seketika langsung ngefans berat hehe. Semoga next classnya Akber Pekanbaru, pengajarnya bisa beliau yah. Amin! 😀
Yuk, mari berbagi melalui Akademi Berbagi! 😉
Foto Bersama Murid, Guru, dan Relawan Akademi Berbagi Pekanbaru. Sumber : Group FB Akber Pekanbaru
Seru klo ikut kegiatan begini, selain nambah ilmu bisa nambah teman-teman juga :Wink: .
LikeLike
Iya mba.. Bisa nambah ilmu dan nambah teman-teman baru.. 😀
LikeLike
Baru tahu kalau demi ucok itu film pakai crowdfounding. Itu film bagus banget, saya suka… Terima kasih ya bu produser 😀
LikeLike
Iya aku juga baru tau pas dijelasin di kelas akber kemarin 😀 Diiming-imingi sebagai coproducer dan dapet reward itu emang ampuh banget menjaring donatur. Dan semakin puas pas tau filmnya bagus, dapat banyak award lagi kan ya 😀
LikeLike
tulisannya bagus, terima kasih ya 🙂
terus ikuti kegiatan Akber Pekanbaru, dijamin bikin happy 🙂
LikeLike
Hehe, makasih mbak Atik.. 🙂 Insya Allah akan ikut terus kelas akber Pekanbaru mbaa. Btw aku minat daftar jadi relawan nih mbaa, infonya bisa dilihat di mana yah? 😀
LikeLike
mention di @AkberPekanbaru aja nanti kita follow up :))
LikeLike
Huwaaaa seru sekali. Aku juga beberapa kali ikutan Akber Jakarta. Dan komunitas ini memang oke banget. Saling berbagi gak pelit sama ilmu. Semoga Akber Pekanbaru makin oke dan bisa menginspirasi banyaka orang. ^^
LikeLike
Iyaaa seru yaaa. Aku nyesel dulu waktu di Jakarta gak sempat ikutan. Baru pertama kali ikut pas di Pekanbaru kemarin hehe. Amiinn, semoga akber semakin oke si seantero negeri yaaa 😀
LikeLike
Kereeeeeeeen… sampai ketemu di kelas berikutnya… 😀
LikeLike
Iyaa, sampai bertemu di kelas berikutnyaaa 😉
LikeLike
LOVE IT!!!
Dulu aku pernah aktif ikut kelas akber Li, kejar di sana sini tapi sejak nikah, prioritas juga udah sedikit beda…jadi sekarang gak aktif lagi. Nah, sekarang karena kamu lagi semangat…ayooo tumbuhin terus semangatnya ikutan akber. 🙂
LikeLike
Iya mbak devaaa.. Doakan semangat ini tetap terus terjaga yaaa hehe. Baru kali ini ikutan dan nagiiiih banget mbaaa 😀
LikeLike
Waaaah…terharu saya, terimakasih atas tulisannya. Senang bertemu denganmu dan hayuk ikutan aktif di @akberPekanbaru :’)
LikeLike
Ah ada mbak Ainun.. Terima kasih sudah datang berkunjung ke rumah dunia mayaku mbak hehehe. Senang juga bertemu dengan mbak Ainun, insya Allah semoga saya bisa aktif di Akber Pekanbaru ya mbaa.. Sukses terus untuk Mba Ainun 🙂
LikeLike
ah ada aku yang cakep! ;p
LikeLike
Macacih? Ciyus? :p
LikeLike
Reblogged this on Akademi Berbagi Pekanbaru and commented:
Tulisan dari Lianda Untuk Akber Pekanbaru , Berbagi Cerita Kelas Perdana , Bikin Happy!!
LikeLike
kapan kelas berikutnya mbak??
LikeLike
Tiap bulan ada kok 🙂 Untuk yang bulan Oktober ini aku lupa kelasnya tanggal berapa 😀
LikeLike
di foto terakhir itu, your smile reminds me of someone….. which is myself…
*garuk2 kepala*
LikeLike
Eh eh jadi senyum kita mirip niihhh? 😳
LikeLike
Pingback: My Busy Day(s) | My Life, My Story
Pingback: Kelas Kedua Akademi Berbagi Pekanbaru : Work with Passion | My Life, My Story
teriamkasih y infonya sangat membantu
LikeLike
sama2 🙂
LikeLike
Pingback: Printed Version of Me : Bloomberg Businessweek Indonesia | My Life, My Story
2015 dibuka lagi ga mba? jadwalnya kapan? boleh share jadwal ke email saya dinda.evandina@gmail.com thanks
LikeLike
Kita tiap bulan ada terus kok mba. Bisa cek informasinya di twitter @akberpekanbaru yaa 🙂
LikeLike
Pingback: #NgobrolinPekanbaru Eps. 1 : Tentang Pekanbaru | liandamarta.com
Pingback: #NgobrolinPekanbaru Eps. 4 : Komunitas Seru di Pekanbaru | liandamarta.com