Di saat momen libur lebaran dan momen peak season lainnya, kota Bukittinggi mendadak ramai pengunjung. Jalanan macet di mana-mana. Di tiap objek wisata, pengunjung membludak. Kalo bawa mobil sendiri, cari tempat parkirnya udah pasti susah. Mau naik angkot? Siap-siap aja bengong nungguin angkot yang gak datang-datang saking jalanan super macet. Naik bendi? Ya jangan kaget kalo ongkosnya zuper mahal. 😀
Well, kalo udah begitu, saran saya, mendingan cari objek wisata yang banyak spot seru untuk diexplore atau sekedar popotoan sama keluarga. Jadi sekali datang, puasnya bisa maksimal.
Nah, salah satu objek wisata yang punya banyak spot seru di Bukittinggi adalah Taman Wisata Panorama. Taman wisata yang terletak di Jln Panorama Bukittinggi ini, menawarkan pemandangan Ngarai Sianok yang indah banget. Selain itu, kita juga bisa merasakan sensasi mencekam era zaman penjajahan di dalam Lobang Jepang dan merasakan petualangan baru menapaki Janjang Koto Gadang. Wah, seru banget nih sepertinya! 😉
Untuk masuk ke dalam Taman Wisata Panorama ini, pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp8.000 per orang. Tarif tersebut berlaku untuk pengunjung dewasa dan juga anak-anak. Tarifnya terbilang sangat murah, karena dengan membayar HANYA Rp8.000 kita bisa mengunjungi 3 objek wisata sekaligus. 🙂
PEMANDANGAN NGARAI SIANOK
Pemandangan ngarai (lembah) yang indah akan menyambut kita saat memasuki gerbang utama Taman Wisata Panorama. Lembah yang terkenal dengan nama Ngarai Sianok ini adalah salah satu objek wisata kebanggaan provinsi Sumatera Barat.
Ngarai Sianok adalah sebuah lembah curam yang terletak di perbatasan kota Bukittinggi, tepatnya di kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Lembah ini bentuknya memanjang dan berkelok, sebagai penanda garis batas kota dari selatan ngarai Koto Gadang sampai ke Nagari Sianok Anam Suku, dan berakhir di kecamatan Palupuh. Kedalaman jurang Ngarai Sianok ini mencapai 100 meter dan membentang sepanjang 15 km dengan lebar kurang lebih 200 meter. (Info : Wikipedia).
Dari Taman Wisata Panorama ini, kita bisa melihat keindahan Ngarai Sianok dengan latar belakang pemandangan Gunung Marapi dan Gunung Singgalang. Jika kita menghadap ke ngarai, maka Gunung Marapi akan terlihat di sisi kiri dan Gunung Singgalang di sisi kanan. Berdasarkan informasi dari adikku sih, untuk ngebedain Gunung Marapi dan Gunung Singgalang, perhatikan aja bagian kawahnya. Bagian kawah Gunung Marapi lebih lebar daripada kawah Gunung Singgalang.

Sisi lain pemandangan Ngarai Sianok
Indah sekali kan yah pemandangan Ngarai Sianok ini? Jangan lupa puas-puasin foto-foto di sana sebelum kita meneruskan perjalanan ke objek wisata berikutnya di kawasan Taman Wisata Panorama ini. 🙂
JANJANG KOTO GADANG – THE GREAT WALL OF KOTO GADANG
Udah tau belum kalo Sumatera Barat juga punya ‘tembok cina’? 😉 Nah kalo belum tau, kudu banget nih cobain datang ke sini. Lokasinya bisa diakses juga dari Taman Wisata Panorama. Tapi siapin energi yang banyak ya. Karena kita akan berjalan kaki membelah lembah!
Yes, saudara-saudara! Petualangan selanjutnya yang bisa dirasakan di Taman Wisata Panorama ini adalah menapaki Janjang Koto Gadang.
Biar kebayang lembah seperti apa yang akan dijelajahi, silahkan dilihat kembali foto pemandangan Ngarai Sianok dengan latar belakang Gunung Singgalang berikut ini dan perhatikan dua buah lingkaran merah yang saya tambahkan di foto ini. Lingkaran merah yang ada di bawah itu adalah tangga-tangga yang ada di Janjang Koto Gadang, sedangkan lingkaran merah di atasnya adalah puncak dari Janjang Koto Gadang. And yes, puncak tersebut berseberangan dengan tempat saya mengambil foto tersebut tepatnya di Taman Wisata Panorama Bukittinggi. 🙂
Jalan yang ditempuh jika ingin sampai ke puncak Janjang Koto Gadang penuh dengan anak tangga dan jalan yang menurun serta mendaki. Untuk itu, demi kenyamanan gunakan sepatu ya. Saya sih kemarin pakai sendal jepit ke sananya, nyaman sih tapi ya terseok-seok. Kalo pakai sepatu, saya rasa akan jauh lebih nyaman.
Sepanjang jalan, kita akan dihadapi dengan pemandangan alam Ngarai Sianok dari jarak yang lebih dekat. Hamparan sawah dan tebing-tebing tinggi menghiasi perjalanan saya menuju puncak Janjang Koto Gadang. Setiap kali saya mulai kelelahan, saya sempatkan diri berhenti untuk mengambil foto sambil menghirup nafas segar, sebelum akhirnya memulai perjalanan kembali.
Setelah kurang lebih setengah jam berjalan, sampailah saya di sebuah jembatan gantung yang menghubungkan dua dataran yang terbelah sungai. Jembatan gantung tersebut konon usianya sudah puluhan tahun. Karena sudah tua, maka pengunjung perlu hati-hati saat menyeberang. Jumlah maksimal pengunjung yang bisa menyeberang di waktu bersamaan adalah 10 orang. Oleh karena itu, siap-siap mengantri di jembatan ini. 🙂
Setelah menyeberangi jembatan, saatnya bersiap-siap menapaki ratusan anak tangga untuk mencapai ke puncak. Nah, di sini jangan lupa untuk mengukur kemampuan diri. Jangan dipaksakan jika dirasa tidak bisa. Ada sebuah warung yang bisa dijadikan tempat beristirahat jika merasa ragu untuk menapaki anak tangga tersebut.
Well, view di sekitar warung tersebut juga gak kalah keren kok. 🙂
Atas nama penasaran ingin sampai ke puncak, saya bersama suami pun mulai menapaki anak tangga tersebut satu per satu. Awal-awalnya semangat, tapi lama-lama saya mulai kelelahan. Saya sendiri sempat merasakan sesak nafas dan ingin muntah karena udah gak sanggup, tapi tetap aja penasaran mau sampai ke atas. Alhasil, saya dan suami beberapa kali istirahat untuk mengembalikan stamina. 🙂
Setelah beberapa kali istirahat dan dengan perjuangan penuh, akhirnya sampai juga saya di puncak Janjang Koto Gadang. Seneng banget deh, berasa bisa menaklukkan diri sendiri yang tadinya sempat merasa ingin nyerah karena kelelahan hehehe.
Di atas puncak ini kita bisa melihat pemandangan Ngarai Sianok dari sisi yang berbeda. Yang jelas, berseberangan dengan Taman Wisata Panorama dong ya. 🙂
Oh ya, dulunya, salah satu pahlawan nasional, H. Agus Salim terbiasa menapaki jalan ini untuk pergi sekolah di Bukittinggi. Dulunya sih belum ada tangga. Jadi, semacam jalan setapak biasa tapi membelah lembah. Luar biasa sekali ya perjuangan beliau untuk bersekolah! 🙂
Anyway, ini beberapa foto yang saya ambil saat perjalanan turun kembali ke Taman Wisata Panorama :
LOBANG JEPANG
Di perjalanan pulang, saya dan suami memutuskan untuk lewat ke Lobang Jepang. Jadi, untuk menuju Janjang Koto Gadang dari dan ke Taman Wisata Panorama, ada 2 akses jalan yang bisa dilewati. Yang pertama lewat anak tangga di salah satu sudut Taman Wisata, dan satu lagi lewat dalam Lobang Jepang.
Berhubung saat pergi kami sudah lewat anak tangga di sudut Panorama tersebut, nah di perjalanan pulang ini kami ingin lewat jalan yang berbeda. Yaitu Lobang Jepang. Sekalian merasakan sensasi mencekam di dalam lobang ini. 😉
Lobang Jepang ini dulu dibangun atas perintah dari salah seorang tentara Jepang. Yang mengerjakan lobang ini adalah ratusan ribu tenaga kerja paksa yang berasal dari pulau Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan. Di dalam Lobang Jepang ini terdapat berbagai bilik yang menjadi tempat penyimpanan amunisi dan senjata lainnya saat era penjajahan dulu. Selain itu, lobang ini juga menjadi tempat penjara dan tempat perlindungan bagi tentara Jepang.
Saat memasuki bagian dalam Lobang Jepang, suasana mencekam pun mulai terasa. Well, dulu lebih serem lagi sih. Soalnya sekarang sudah mulai terang karena ada banyak lampu-lampu yang dipasang di dalam lobang. Dulu saya pernah datang ke sana dan suasana di dalam lobang ini gelap gulita. Pengunjung yang ingin masuk hanya ditemani oleh cahaya dari senter guide. Kebayang dong seremnya gimana? 😀
Untuk kembali ke Taman Wisata Panorama, ikuti saja petunjuk jalan yang ada di dalam Lobang Jepang ini. Berhubung kemarin pengunjungnya super rame, jadi saya tinggal ngikutin aja pengunjung lain yang sama-sama mengarah ke jalan keluar Panorama hehehe.
Di sini saya harus siap-siap naik tangga lagi, karena jalan keluar menuju Taman Wisata Panorama adalah anak tangga yang jumlahnya juga ratusan. Luarrr biasa ya ini betis langsung tremor gara-gara diajak naik beratus-ratus anak tangga dalam sehari hahaha.
Well, walaupun lelah, tapi petualangan menjelajahi tiga objek wisata di Taman Wisata Panorama ini bakal jadi pengalaman seru buat saya. Apalagi dengan harga tiket masuk yang murah meriah. Siapa juga yang gak bakal senang menikmati objek wisata ini, ya kan? Hehehe.
Bagi yang lapar setelah berjalan kaki, jangan khawatir, karena ada pujasera yang menjual beragam makanan di Taman Wisata Panorama ini. Kalo mau beli oleh-oleh juga ada banyak pilihannya. Yang jelas, harga pastinya lebih mahal dibanding beli di pasar, tapi kalo jago nawar, siapa tau bisa dapat harga spesial juga. 😉
Anyway, semoga informasi ini bisa bermanfaat dan jadi salah satu referensi liburan kamu di Bukittinggi ya! 🙂
***
Taman Wisata Panorama
Jln. Panorama – Bukittinggi, Sumatera Barat
Aduh, lihat ibunya itu duduk istirahat di anak tangga ikut iba. Tapi wajahnya menyiratkan semangat 🙂
Ngarai-ngarai itu, ingin sekali jadi saksi langsung ke sana 😦
LikeLike
Lobang Jepang ini menarik ya. Tapi sedih juga bayangin warga kita dulu diperbudak begitu. Pasti banyak yang meninggal ya untuk buat lobang Jepang ini. Kalau ada wisata malam hari pasti ngeri banget. hiyyy. hahaha
LikeLike
Iya banyak yang jadi korban saat pembangunan Lobang Jepang ini. Trus kalo gak salah saat lobang ini dijadikan penjara juga ada yang meninggal di sana. Makanya masuk ke dalamnya terasa serem banget. Apalagi kalo malem-malem yaa.. Hiiiyyy sereeeem aku tak beraniiii hehehe
LikeLiked by 1 person
Aku aku pernah ke taman panorama sama lobang jepang! Seru.. Waktu itu sepi sih, soalnya bukan musim liburan. Trus pulangnya ke pasar apa tuh yg deket jam gadang *lupa aku*.. beli kerudung murah myrah yah disitu
LikeLike
Pasar ateh! Iya dulu aku pun sering belanja kerudung murah di sana 🙂 tapi kalo lagi liburan kayak gini, pasar ateh rame bangettt.. Jadi kemarin aku gak ke sana deh.
Anyway, main ke Lobang Jepang saat liburan pasti lebih terasa mencekam ya? Kan sepiii hehehe
LikeLike
Aaa..aku belum pernah ke Padaaaang haha!
*tandain dulu*
LikeLike
Hayuk atuh diagendakan ke Padang! Ajak-ajak aku juga ya, Mz. Hahaha
LikeLike
Eh btw ini bukan di Padang, tapi Bukittinggi. Jadi next trip agendain explore Sumatera Barat ajaah.. Banyak objek wisata yang keren-keren di sana 😉
LikeLike
Haha iya maksudnya dari Padang lanjut Bukittinggi gitu. Libur 17an rame gak ya di sana?
LikeLike
Kalo long weekend biasanya rame sih. Terutama di Bukittinggi. Biasanya stuck dan susah gerak. Kalo Padang relatif lebih sepi. Jalan2 ke Batusangkar juga bisa jadi opsi mas, ke Istana Baso Pagaruyung. Foto pake baju adat minang 😉
LikeLike
Aahh aku belum pernah ke sisi yang ini karena pas ke sana anakku masih terlalu kecil, padahal bagus banget yaaa.. Bukittinggi dan daerah Minang pada umumnya makanannya juga enak2, hihihi. 😀
LikeLike
Iyaaa buat wisata pun banyak pilihan. Laut ada, gunung dan danau pun ada. Makanan juga banyaaak banget dan enak-enak yaa 🙂
LikeLike
Saya malah penasaran sama sawah-sawah dan desa-desa yang ada di dasar Ngarai Sianok itu. Di tengahnya ada sungai ya? Apa bisa disusuri ya? penasaran saja ujung mentoknya Ngarai Sianok itu seperti apa wujudnya, hehehe. 😀
LikeLike
Iya mas, ada sungai. Bisa sepertinya, saya pun belum pernah ke sana. Dari arah Padang ke Bukittinggi, kita bisa juga lewat jalur ngarai ini jadi lewatin tebing-tebing dan sawah-sawahnya itu.
LikeLike
Penasaran sama Janjang Koto Gadang. Suatu saat pengen jajal nih.
Saya dulu pernah masuk ke Lobang Jepang, udah lama, tahun 1992, 🙂
LikeLike
Kalo main ke Sumbar lagi berarti harus cobain ke Janjang Koto Gadang ya mas! 😉
LikeLike
Waah keren, jumlah anak tangganya itu persisnya berapa ya :hehe, kayaknya mesti ke sana langsung supaya bisa menghitung sendiri. Pemandangannya ciamik Mbak, gubuk di tengah sawah itu pun atapnya membentuk rumah gadang, apik sekali. Bisa wisata sejarah (dan uji nyali) juga dengan jalan ke Goa Jepang. Keren, hanya dengan Rp8.000 tiga objek wisata dengan pemandangan tak terlupakan pun bisa didapat!
LikeLike
Iya bener Gara. Worth it banget kan bayar segitu bisa banyak yang dijelajah. Kalo anak tangga di Janjang Koto Gadang aku ga tau berapa persisnya jumlahnya. Selain Janjang Koto Gadang ini ada juga namanya Seribu Janjang. Nah yang satu ini jelas anak tangganya ada seribu. Sayangnya kemarin aku gak ke sana hehe.
LikeLiked by 1 person
Seribu? B-baiklah, mesti siap-siap kaki gempor kalau begitu ya Mbak :hihi. Aaak tapi pemandangannya pasti indah banget :)).
LikeLike
Iya kudu siapin energi ekstra. Aku ngebayanginnya aja udah lelah duluan hahaha
LikeLiked by 1 person
Tapi dengan pemandangan seindah itu, semua terbayar lunas ya Mbak :hehe.
LikeLike
Betul. Jadi capeknya hilang, soalnya bisa sekalian menikmati pemandangan yang indah 🙂
LikeLiked by 1 person
Setuju :)).
LikeLike
Hihihi.. Jadi kapan jalan-jalan ke Sumbar? 😉
LikeLike
Belum pernah ke sana 😦 padahal dekat dari Pekanbaru.
LikeLike
Ayo ke sana, Miw. Cuma kurleb 5 jam kan dari Pekanbaru 😉
LikeLike
Kalo kesini memang dibutuhkan stamina ekstra jalannya panjang dan banyak anak tangga. paling ngeri lihat jembatannya itu loh, bisa goyang kekanan kekiri ga sih?
LikeLike
Bener, stamina harus polll soalnya capek banget jalannya 😀
Iya mba, jembatannya bisa goyang ke kanan dan ke kiri. Rada ngeri emang pas jalannya trus bikin gamang 😀
LikeLike
Pingback: Jalan-Jalan (Tanpa Rencana) ke Sumatera Barat | liandamarta.com
Liaaaaa, itu anak tangganya jadi ngingetin sama film Assalamualaikum Beijing #eaaaaa.. duh aku kuat ga ya napakin anak tangga itu? #elusinlutut
LikeLike
Film Assalammualaikum Beijing ada syuting di tembok cina juga mba? Pasti kuat mbaaa, ntar kalo main ke Bukittinggi dicoba yaaah.. 😉
LikeLike
Lobang Jepangnya kaya yang ada di pelem2 horor mak. Pemandangannya indah banget yaa
LikeLike
Iyaaa emang horror banget di situ, pernah jadi tempat uji nyali kalo gak salah. Hiiii sereeem yaaah..
LikeLike
Itu nggak kebayang kalau tangganya masih jalan setapak, apalagi kalau hujan pasti becek becek :’)
Di dalam lobang Jepang nya keren. Lampunya ditata rapi! 😀
LikeLike
Iya, becek dan licin pastinya kalo hujan. 😀
Lampu-lampu di Lobang Jepang itu baru-baru semuanya. Sebelumnya mah gelap gulita.
LikeLike
Sumpah kaka, ini keren bgt. Makasih buat referensi wisatanya d daerah pulau Sumatra.
Masuk trip list nih selain maen ke gunung kerinci… 🙂
LikeLike
Sama-sama. Semoga bermanfaat yaaa.. Dan semoga bisa segera berkunjung ke Sumatera Barat 🙂
LikeLike
wah yang itu kayak tembok besar china bukan jepang tanggalnya..
LikeLike
Iyaa kayak tembok besar di China yaaa 🙂
LikeLike
Pingback: Tips Liburan di Sumatera Barat Saat Peak Season | liandamarta.com
klu yg suka pantai, ada lagi Pulau Cingkuk di Painan, Pesisir Selatan..pkoknya mantap..aq udh kesana…
Batu angkek- angkek di Batusangkar..trus klu mement-nya tepat, ada ‘Pacu Jawi’ agenda tahunan pariwisata tanah datar..
LikeLike
Wah terima kasih ya infonya. Sumatera Barat memang banyak sekali tempat wisata yang bisa dikunjungi. Semoga nanti saya bisa ke tempat-tempat yang mas share ini 🙂
LikeLike
Bagus-bagus tempatnya, biaya masuknya berapa?
LikeLike
Info biaya masuknya ada di postingan ini, min. 8000 rupiah aja per orang 🙂
LikeLike
Pingback: Bunda Hotel, Rekomendasi Hotel di Bukittinggi | liandamarta.com
Pingback: Cerita Ramadan dan Lebaran Tahun Ini | liandamarta.com
Pingback: Spot Wisata Bukittinggi – Tips Traveling
Pingback: Cerita Lebaran Tahun 2020 / 1441 H | liandamarta.com
Pingback: Kilas Balik 2021 dan Rencana di 2022 | liandamarta.com
Pingback: Perjalanan Dadakan ke Bukittinggi | liandamarta.com
Pingback: Destinasi Wisata di Bukittinggi | liandamarta.com