Perjalanan Dadakan ke Bukittinggi

“Kita ke Sumbar (Sumatera Barat), yuk!”

Kamis siang, 23 Desember lalu, tante saya tiba-tiba bilang gini. Awalnya sih bilang ke adik-adik saya, karena ketika ditelfon, saya lagi UAS dan dalam keadaan on cam di Zoom. Sebuah ajakan yang tentu saja langsung di-iya-kan oleh kami semua. Setelah 5 tahun tidak menginjakkan kaki di tanah Minang, tentu saja saya rindu sekali ingin kembali ke sana lagi.

Malam itu juga kami langsung cek tiket, booking hotel, menyusun itinerary, dan cari rental mobil. Destinasi utama kami adalah Bukittinggi. Selama ini, tiap jalan-jalan ke Sumatera Barat, baik ke Bukittinggi, Batusangkar, dan sekitarnya, kami selalu roadtrip dari Pekanbaru. Karena itu, perjalanan ini akan menjadi perjalanan perdana kami pergi ke Bukittinggi via Padang.

Di tulisan ini, saya mau berbagi cerita mengenai perjalanan dadakan ini ya. Saya akan bagikan juga beberapa informasi yang mudah-mudahan bermanfaat untuk teman-teman semua. Selamat membaca! 🤗

Tiket Pesawat

Satu hal yang pertama kali dicek sebelum kami memantapkan hati untuk pergi ke Bukittinggi adalah tiket pesawat. Saya pastikan dulu harga tiketnya masih normal, karena kalo udah naik berkali-kali lipat sih ogah ya. 😆

FYI, pilihan maskapai dan jadwal penerbangan direct dari Batam ke Padang tuh gak terlalu banyak. Maskapainya hanya ada dua, yaitu Lion Air dan Citilink. Saat saya cek, harga Citilink udah mulai mahal, sedangkan Lion Air masih di 400an ribu. Jadi ya udah deh kami pun memutuskan untuk ambil tiket Lion Air aja. Kami membeli tiket one way Batam-Padang, karena rencananya kami akan pulang ke Batam via Pekanbaru.

Saya beli tiket di online travel agent andalan yaitu Traveloka (bukan sponsored post ya ini). Nah, di sini saya melakukan kesalahan nih 🙈 Jadi, kalo beli tiket Lion Air di Traveloka tuh, kita bisa mendapatkan voucher untuk tes antigen seharga Rp35.000. Jadi hemat banget kan tes antigennya. Salahnya saya adalah.. ketika beli tiket Batam-Padang, saya gak centang pilihan voucher tes antigennya. Jadi batal deh dapat tes antigen dengan harga murah. 😂

Jadi, tips untuk teman-teman yang mau terbang dengan Lion Air dan beli tiket di Traveloka, coba dicek deh ada adds on untuk antigen atau PCR-nya gak. Kalo ada dan memang mau beli di sana, langsung dicentang aja agar voucher bisa diredeem di klinik yang bekerja sama dengan Lion Group. Lumayan kan kalo bisa dapat harga murah. 😉

Tentang Bandara Minangkabau

Kami sampai di Bandara Internasional Minangkabau sekitar jam 11an siang. Ini pertama kali saya ‘mendarat’ di bandara ini. Beberapa tahun lalu hanya pernah lewat di depannya aja, saat lagi roadtrip ke Padang dan ingin melihat bandara dengan desain rumah gadang khas Minangkabau.

First impression saya terhadap bandara ini adalah.. ternyata tidak terlalu besar ya. Jarak dari garbarata menuju conveyor bagasi tidak terlalu jauh, luv banget deh. Sayangnya, suhu di dalam bandara panas sekali huhu, sepertinya AC-nya memang tidak dinyalakan deh. Selain itu, ketika saya sampai, nunggu bagasinya juga lumayan lama. Ada kali deh tuh sekitar sejam saya dan adik-adik nunggu bagasi di conveyor. 😅

Oh ya, di bandara Minangkabau ini, penumpang akan diarahkan untuk mengambil bagasi dulu, baru kemudian keluar bandara dengan menunjukkan e-hac. Pastikan data-data di e-hac sudah terisi dengan lengkap ya! Saya biasanya udah isi saat berada di ruang tunggu sebelum keberangkatan, jadi ketika sampai di bandara tujuan udah gak ribet isi-isi lagi. Data e-hac ini sekarang udah bisa diisi melalui aplikasi Peduli Lindungi.

Travel Padang ke Bukittinggi

Bandara Internasional Minangkabau terletak di kabupaten Padang Pariaman. Karena tujuan kami adalah Bukittinggi, jadi kami harus melanjutkan perjalanan darat kurang lebih selama 2 jam. Untuk transportasinya, bisa menggunakan travel (ini ada banyak sekali pilihannya di bandara) atau dengan menyewa mobil.

Salah satu jasa penyewaan mobil yang saya temui mematok harga Rp500.000 all in. Udah termasuk supir dan BBM. Harga segitu wajar sih kalo menurut saya, karena si penyewaan mobil ini berlokasi di Bukittinggi sehingga pastinya ada biaya perjalanan dari Bukittinggi ke Padang Pariaman juga.

Karena mencari yang murah meriah, kami pun memutuskan untuk naik travel dari bandara aja. Tetangga tante saya merekomendasikan Erte Travel. Harga per orangnya Rp65.000. Karena kami berjumlah 6 orang, jadi bisa sewa 1 mobil seharga Rp350.000 all in. Semua komunikasi dilakukan via whatsapp. Untuk pembayaran bisa ditransfer saat itu juga atau diserahkan kepada driver setelah pengantaran. Oh ya, ini door-to-door ya, jadi kami diantar langsung ke hotel di Bukittinggi.

Hotel di Bukittinggi

Setelah cek harga tiket, yang dipastikan berikutnya adalah hotel. Di musim liburan seperti ini, cukup challenging nih cari hotel di Bukittinggi. Tahun 2010 lalu saya dan keluarga pernah menginap di masjid karena nekat go show ke Bukittinggi saat libur lebaran. Ketika itu hotel benar-benar penuh di mana-mana dan kami sudah tidak sanggup untuk melanjutkan perjalanan ke Padang. Jadilah kami menginap di masjid dan surprisingly, masjid itu dipenuhi dengan orang-orang yang bernasib sama dengan kami HAHAHA. Sampai disediakan satu aula dan tikar-tikar lho sebagai ruang tidurnya. 😂😂😂

Saat cek hotel di berbagai online travel agent, kami pun sempat kesulitan mencari hotel yang ok karena udah pada penuh. FYI, di Bukittinggi tuh cari hotel cukup tricky, karena jarang sekali ditemukan chain hotel yang biasanya sudah terverifikasi dari segi harga, fasilitas, dan kenyamanannya. Satu-satunya chain hotel di Bukittinggi sepertinya hanya Hotel Sheraton deh, selain itu ya hotel lokal. Terakhir kali ke Bukittinggi di tahun 2016 lalu, saya dan keluarga menginap di Hotel Bunda. Di kunjungan-kunjungan lainnya, kami pun pernah menyewa sebuah guest house. Dan saat pertama kali saya ke Bukittinggi sama Abang, kami menginap di Aie Angek Cottage yang meskipun berada di Padang Panjang, tapi tidak terlalu jauh dari Bukittinggi.

Nah, di kunjungan kali ini, saya dan keluarga menginap di Benhas Hotel. Sepertinya ini hotel baru deh. Tidak terlalu besar, tapi cukup nyaman. Yang paling luv itu adalah lokasinya strategis sekali. Jika kita keluar hotel, tinggal belok kanan untuk jalan kaki ke jam gadang atau belok kiri untuk jalan kaki ke Panorama dan Lobang Jepang. Di seberang hotel pun ada Kapuyuak, jadi yang mau belanja tinggal nyeberang aja deh. ❤️

Harga per malamnya sekitar Rp600.000 dengan fasilitas yang cukup ok. Kamarnya luas, tempat tidurnya pun luas bisa untuk bertiga, ada water heater (meski di kamar yang saya tempatin kayaknya gak berfungsi deh), dan ada AC. Yang terakhir penting banget tuh, karena rata-rata hotel di Bukittinggi tuh gak ada AC-nya. Memang sih suhu Bukittinggi masih cukup dingin, terutama di pagi dan malam hari. Tapi tetap aja, tante saya request cari hotel yang ada AC-nya hihi. Harga segitu juga udah termasuk breakfast untuk 2 orang per kamar. Saya sempat lihat menu sarapannya ada soto Padang, nasi goreng, dll. Tapi saya gak cobain, karena ingin mencicipi sarapan di tempat lain.

Destinasi Wisata di Bukittinggi

Gak ada itinerary khusus dalam perjalanan ini. Karena bisa dibilang, hampir semua tempat wisata di Bukittinggi, udah pernah dikunjungi. Saya sudah pernah ke Panorama, Lobang Jepang, dan Janjang Koto Gadang. Saya juga udah pernah belusukan ke Pasar Ateh untuk cari Nasi Kapau Uni Lis. Jadi ya sempat bingung juga mau ke mana.

Setelah browsing dan cari info ke sana sini, akhirnya kami memasukkan Puncak Lawang ke satu-satunya destinasi wisata yang akan dikunjungi. Lokasinya sekitar 2 jam dari Bukittinggi. Selain ke Puncak Lawang, kami juga tentu aja mengunjungi jam gadang dan panorama. Karena dekat banget dari hotel, jadi bisa jalan kaki deh sambil menikmati sejuknya udara Bukittinggi di pagi hari dengan langit biru seperti foto di bawah ini. ❤️

Tadinya kami juga ingin merasakan sensasi glamping di Lembah Harau. Ada satu tempat yang lagi rame banget dikunjungi, tapi sayangnya belum kesampaian untuk menginap di sana karena saat dihubungi ternyata sudah full-booked sampai pergantian tahun. :’)

Oh ya, untuk ke Puncak Lawang saya menyewa mobil beserta supir seharga Rp600.000 all in udah sama BBM untuk pemakaian selama 12 jam. Kalo mau city tour keliling kota Bukittinggi harganya Rp450.000, tapi FYI nih di Bukittinggi tuh ke mana-mana macet, jadi kalo rental mobil untuk city tour sih siap-siap habis waktu di jalan hehe. Yang mau sewa mobil di Bukittinggi bisa coba hubungi Pak Jarwo dari CCP Auto Car Bukittinggi di nomor 0813 6311 9238 ya. Saya menemukan infonya di Instagram dan cukup ok sih layanannya. Mobilnya baru dan drivernya juga ramah. 👌🏻

Wisata Kuliner di Bukittinggi

Tentu tidak afdol kalo ke Bukittinggi (dan ke wilayah Sumatera Barat lainnya) gak sambil kulineran. Jadi, mencicipi berbagai macam makanan di Bukittinggi juga menjadi tujuan dari perjalanan ini. Salah satu yang masuk dalam list makanan yang mau saya beli di Bukittinggi adalah… ITIAK LADO MUDO NGARAI! Duh, membayangkannya saja sudah bikin ngiler. 🤤🤤🤤

Permisiiii, itiak lado mudo mau ikutan mejeng di postingan ini~

Info detail makanan yang saya cicipi selama di Bukittinggi, akan saya tulis di postingan terpisah. Karena terlalu banyak kalo dishare di sini hihi. Jadi silakan tunggu postingan berikutnya yang berisi info kuliner untuk sarapan, makan siang, dan makan malam di Bukittinggi. 😉

Dari Bukittinggi ke Pekanbaru

Hari Senin siang kami pun melanjutkan perjalanan ke Pekanbaru. Untuk pertama kalinya juga nih dari Bukittinggi ke Pekanbaru tanpa membawa mobil pribadi. Jadi saya sempat kebingungan juga mencari rental mobil atau travel yang ok. Saya sempat tanya-tanya ke Pak Jarwo untuk rental mobil ke Pekanbaru, tapi rada over-budget, harganya 1 juta rupiah all in udah sama supir dan BBM.

Akhirnya saya memutuskan naik travel rekomendasi Ayah saya, namanya Annanta Travel. Harganya Rp130.000 per orang dan satu mobil maksimal 6 penumpang. Jadi cukup untuk saya dan keluarga. Mobilnya innova dan nyaman sekali, disediakan air mineral dan biskuit juga lho. Supirnya juga ramah, kami bisa request singgah makan siang di itiak lado mudo, bertemu sebentar dengan kerabat di pinggir jalan Payakumbuh, mampir beli oleh-oleh, dan berhenti di Kelok Sembilan. Untuk kontak Annanta Tour ini bisa dihubungi di nomor 0812 6812 6002 ya.

Bicara tentang Kelok Sembilan, setelah bertahun-tahun gak ke sana, menurut saya sekarang lebih semrawut dan berantakan ya. Warna dinding jembatannya juga dicat jadi warna merah dan bagi saya ini cukup mengganggu pemandangan. Saya lebih suka Kelok Sembilan yang dulu dengan warna batu alami dan pedagang pinggir jalan yang rasanya dulu lebih tertata rapi. Sekarang kayanya pedagangnya jadi makin banyak dan malah jadi lebih berantakan dari sebelumnya. Huhu sedih deh lihatnya. 🥺

Sepanjang perjalanan dari Bukittinggi menuju Pekanbaru, saya gak bisa berhenti flashback ke memori bersama Abang saat kami roadtrip ke Payakumbuh untuk merayakan ulang tahun L’Cheese Factory. Jadi ketika itu, saya dan Abang jalan berdua naik mobil, sementara rombongan lain naik bus. Kami berangkat dari Pekanbaru sudah malam, kemudian di tengah jalan tiba-tiba hujan deras hingga akhirnya Abang memutuskan untuk menepi di sebuah warung yang gelap gulita. Bayangin deh itu di tengah gunung, lagi hujan badai, dan kami berada entah di mana. Alhamdulillahnya yang punya warung baik jadi gak ada yang aneh-aneh deh. Gak hanya itu aja, ketika perjalanan pulang dari Payakumbuh ke Pekanbaru, saya dan Abang yang kelelahan akhirnya memutuskan untuk bermalam di SPBU Pangkalan. Cerita lengkapnya bisa dibaca di sini ya, yang pasti itu salah satu momen roadtrip terseru bersama Abang. ❤️

Kembali ke cerita perjalanan dadakan ke Bukittinggi dan Pekanbaru ini, kami sampai di Pekabaru sekitar pukul 9 malam. Keesokan harinya, kami kembali melanjutkan perjalanan ke Duri untuk mengunjungi adik Mama. Saya pun bertugas jadi supir dan akhirnya kesampaian merasakan nyetir di jalan tol Pekanbaru-Dumai. Dua hari di Duri, kami mampir ke kampung Mama di Kampar, sebelum akhirnya ke Pekanbaru. Di Pekanbaru juga gak ke mana-mana sih, tujuan utamanya mau ke Sumatera Eye Center untuk cari info operasi katarak untuk Mama, lalu ya tentu saja saya mengunjungi mertua dan keluarga besar Abang. 🥰

Lokasi Tes Antigen Lion Group

Seperti yang saya informasikan di atas, kalo beli tiket Lion Air di Traveloka, kita bisa beli voucher tes antigen seharga Rp35.000. Ini murah banget sih karena harga normalnya tes antigen baik di Batam atau Pekanbaru tuh sekitar Rp80.000-Rp100.000an.

Saya mau share sedikit ya informasi lokasi untuk tes antigen dari Lion Group yang kemarin saya kunjungi. Siapa tau ada yang butuh infonya. 😉

Batam : untuk yang di Batam, lokasinya di RSIA Kasih Sayang Ibu di jalan Raja H. Fisabilillah, atau di ruko-ruko Palm Spring. Jangan lupa siapkan fotocopy KTP ya kalo mau antigen di sana. Karena saat berangkat saya lupa centang pilihan voucher tes antigen di Traveloka, jadinya bayar harga normal sebesar Rp80.000.

Pekanbaru : untuk di Pekanbaru, lokasinya ada di jalan Paus dan Arifin Ahmad. Saya akhirnya kemarin tes antigen di Arifin Ahmad, yaitu di Klinik Utama Harapan Ibunda. Saat tes antigen di sana, gak perlu menyerahkan fotocopy KTP, cukup tunjukkan voucher Traveloka (gak diminta print out sih, jadi saya pake yang dari e-mail aja) dan KTP asli. Hasil tes antigennya akan langsung dikirimkan ke whatsapp.

***

Ini cerita liburan akhir tahun versi saya. Kalo kamu, jalan-jalan ke mana nih liburan akhir tahun kemarin? Ke mana pun itu, tetap pake masker, jauhi kerumunan, dan jaga diri jaga keluarga ya. FYI aja nih, selama di Bukittinggi tuh saya agak parno karena orang-orang di sana udah pada gak pake masker. Kalo kata tetangga yang asli Bukittinggi, yang pake masker di sana ya wisatawan aja, warga setempat udah gak pake masker. 😅

Semoga kita semua sehat-sehat dan dilindungi selalu ya! ❤️

Advertisement

6 thoughts on “Perjalanan Dadakan ke Bukittinggi

  1. Dita

    wahh aku terakhir ke bukittinggi udah lebih dari 10 tahun lalu kayaknya, pas pulang langsung naik berat badan karena makan melulu dan makanannya enak semua 😀

    Like

    Reply
    1. liandamarta.com Post author

      Barusan saya cek, 600rb itu rate peak season sepertinya. Rate aslinya di 400an ribu. Kalo secara lokasi, menurut saya kayanya tetap menang Benhas Hotel ini. Saya belum pernah sih nginap di Mersi atau Royal Denai, jadi gak bisa membandingkan juga. 😀

      Like

      Reply
  2. Pingback: Wisata Kuliner di Bukittinggi – Rekomendasi Sarapan, Makan Siang, dan Makan Malam | liandamarta.com

  3. Pingback: Destinasi Wisata di Bukittinggi | liandamarta.com

Share your thoughts!

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s