Kurban Untuk Abang

“Tahun depan kita harus kurban ya, Dek. Nabung dari sekarang supaya tahun depan bisa kurban.”

Ini yang Abang bilang ke saya, di Idul Adha tahun lalu.

Tahun lalu, niatan kami untuk berkurban tidak berhasil terealisasi. Ada beberapa pengeluaran tidak terduga yang muncul dan membuat kami harus ikhlas untuk tidak berkurban dulu.

Rasanya campur aduk banget saat itu. Makanya Abang langsung mewanti-wanti ke saya bahwa saya harus bisa mengatur keuangan dengan sebaik mungkin dan mempersiapkan tabungan untuk kurban tahun depan. Saya pun mengiyakan. Saat itu kami berdua yakin, kalo insya Allah selalu ada jalan untuk semua niat-niat baik.

Namun ternyata, Abang tidak bisa mewujudkan niatnya tersebut secara langsung. Karena usianya tidak sampai ke Idul Adha tahun ini.

Pasca kepergian Abang, saya langsung membuat list apa-apa saja niat dan janji Abang yang sempat terucap tapi belum sempat beliau realisasikan. Saya sudah bertekad ingin berusaha mewujudkan semuanya satu per satu. Karena inilah satu-satunya cara berbakti kepada suami yang bisa saya lakukan saat ini.

Salah satunya soal niat berkurban ini. Karena itu sejak akhir tahun lalu saya berusaha keras untuk menabung. Dan jujur aja, ini jadi tantangan banget buat saya karena di saat yang bersamaan saya juga memutuskan untuk tidak mengambil pekerjaan full-time. Pelan-pelan saya coba sisihkan rezeki saya untuk tabungan kurban ini.

Sampai kemudian, sekitar 2 minggu sebelum Idul Adha, saya mendapat kabar harga kurban di Batam yang ternyata lumayan mahal. Jauh selisihnya dengan harga kurban di Pekanbaru. Dan tabungan kurban saya ternyata gak cukup. Setengahnya pun gak sampai.

Saat itu, godaan setan pun muncul. “Udahlah, gak usah dipaksain. Tahun depan aja kurbannya.”

Saya hampir aja goyah. Sempat keikut godaan setan dan berpikiran untuk kembali menunda niat berkurban ini.

Trus saya diingatkan oleh Mama untuk segera menuntaskan niat Abang tersebut. Supaya Abang tenang di sana. Dan ‘hutang’ saya pun lunas. Setelah saya pikir-pikir iya juga sih. Kalo ditunda lagi, saya juga gak tau apakah tahun depan saya masih ada di dunia dan masih punya kesempatan merealisasikan niatan ini atau tidak.

Soal duitnya, tabungan pribadi saya di luar tabungan kurban sih sebenarnya ada. Saya aja yang terlalu ‘ragu’ untuk mengeluarkannya. Khawatir nanti gimana untuk kebutuhan bulan-bulan berikutnya, karena pemasukan setiap bulan kan tidak pasti jumlahnya.

Dengan bismillah dan doa yang kencang, saya pun memberanikan diri mendaftar kurban dengan kondisi keuangan yang pas-pasan. Diniatkan untuk almarhum Abang. :’)

Lalu…. keajaiban Allah itu pun datang.

Berawal dari malam di hari saya mendaftar kurban, lagi cek mutasi rekening eh ternyata honor video NET CJ saya cair. Lalu malam berikutnya, lagi rekap keuangan, dan saya baru sadar ada honor dari salah satu artikel yang pernah saya tulis (which is saya aja lupa kapan nulis artikel tersebut hehehe).

Yang paling bikin merinding adalah…. total nominalnya SAMA PERSIS dengan kekurangan tabungan kurban saya.

Seketika saya merasa ditampar. Malu sendiri rasanya karena sempat meragukan rezeki Allah. Malam itu juga saya langsung mengucap syukur berulang kali. :’)

Hari ini, sejam sebelum saya menulis postingan ini, sapi kurban Abang sudah berhasil disembelih. Alhamdulillah…  Hati saya rasanya plong dan lega sekali. Satu niatan sudah berhasil saya wujudkan.

Semoga memberi keberkahan bagi banyak orang. Semoga pahalanya sampai ke Abang, menjadi penerang dan melapangkan kubur Abang. Insya Allah. Aamiinn. ❤

DSC05784

Dari pengalaman pribadi saya ini, ada beberapa hal yang akhirnya menjadi pengingat untuk diri saya sendiri dan mudah-mudahan juga untuk semua yang membaca tulisan ini.

Jangan pernah sedikit pun meragukan keajaiban rezeki.

Jangan pernah ragu mengeluarkan rezeki, terutama untuk berkurban, bersedekah, dan membayar zakat.

Karena percayalah, Allah sudah mengatur rezeki setiap hamba-Nya. Selanjutnya tinggal bagaimana kita menjalankan kewajiban di dunia untuk bekal kehidupan di akhirat kelak.

***

Anyway, cerita tentang keajaiban rezeki ini udah pernah saya share sebelumnya di IG story @liamarta. Surprisingly banyak teman-teman saya yang akhirnya jadi sharing cerita dan pengalaman mereka masing-masing.

Membaca cerita mereka membuat saya jadi merenung. Dan semakin menyadarkan diri saya bahwa ya, rezeki itu sudah diatur oleh Allah. Jadi jangan pernah takut dan ragu akan kekurangan rezeki.

Atas izin langsung dari yang bersangkutan, beberapa cerita tersebut akan saya bagikan di sini. Mudah-mudahan jadi pengingat bagi semua yang membacanya ya. 🙂

self reminder

Fabi’ayyi ala ‘i rabbikuma tukazziban
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”

Kalian ada yang punya pengalaman seperti ini juga? Kalo ada dan berkenan, share di kolom komentar ya. 🙂

Selamat Idul Adha, teman-teman. Semoga kita dapat selalu meneladani keikhlasan yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Dan semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang senantiasa ridho dan ikhlas menerima takdir dari Allah. ❤

 

18 thoughts on “Kurban Untuk Abang

  1. Dian Radiata

    Alhamdulillaaaaah…. Ikut seneng, Lia..
    Ngomong-ngomong soal keajaiban rezeki ini aku percaya banget. Alhamdulillah beberapa kali ngalamin juga… Nikmatnya beda ya, bisa ‘memberi’ waktu kita sedang punya kelebihan dan waktu kita sendiri sedang kekurangan 🙂

    Like

    Reply
  2. Rinda Gusvita

    Masyaa allah, Lia. Thanks banget udah mengingatkan. Kadang saya kufur nikmat dan suka lupa kalau rejeki pasti datang meski dari arah yg tak disangka-sangka. Semoga ibadahnya diterima Allah, buat almarhum bang sornong yaaaa. Aamiin yaa rabb.

    Like

    Reply
  3. ndu.t.yke

    Pertama n terakhir kali aku berqurban pake uang sendiri, udah bertahun lalu. Waktu itu pengen bgt Qurban, tp blm nabung. Trs pas bersih2 tumpukan file lawas, kertas, bon dll, ada 1 amplop yg udah mo aku buang. Trs aku kok pengen ngintip ya, eh sapa tau amplop ada isinya apa kek gitu. Lhaaaa beneran ternyata ada berlembar uang 100ribuan yg bahkan aku aja udah lupa itu uang drmana, hehehe. Alhamdulillah jd Qurban deh.

    Like

    Reply
  4. trans pmk

    rezeki Allah kita tak boleh duga. Kita belanja beberapa Ringgit ke Jalan Allah. Pulangannya Ratus Ringgit.. tak tahu dari mana dan tak sangka ia kembali dengan cepat dan lebih banyak

    Like

    Reply

Share your thoughts!