Bulan September adalah bulan favorite saya. Di bulan ini saya dilahirkan ke dunia. Di bulan ini juga saya menikah dengan seorang pria yang sangat saya cintai. Dua momen paling berharga di sepanjang hidup saya.
Di #CeritaTanggal7 bulan ini saya akan berbagi cerita tentang momen favorite saya di bulan September. So, here it goes.. π
Hari Lahir
Di penghujung bulan September, saya lahir ke dunia. Selama hampir 28 tahun hidup di dunia, terlalu banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan di sepanjang perjalanan hidup saya.
Saya dari dulu kan anak medsos banget, ya. Jadi apa-apa seringkali dituang ke blog atau media sosial lainnya. Sejak kepergian Abang, saya jadi rajin bacain Timehop setiap malam. Hanya untuk melihat di hari ini 5 tahun yang lalu saya ngapain ya, hari ini 7 tahun lalu saya berbuat apa ya.
Dari melihat ke Timehop itu saya pun jadi sadar akan satu hal: perubahan serta perkembangan emosional dan pola pikir saya, dari tahun ke tahun.
Timehop saya itu udah kayak jadi catatan harian yang menunjukkan proses pendewasaan seorang Lianda Marta. Timehop juga menjadi ‘saksi’ berbagai cerita yang ada di hidup saya. Cerita tentang cita, dan cinta. Mulai dari yang bahagia, sampai yang penuh dengan air mata.
Sejak kepergian Abang juga, saya merasa momen ulang tahun bukan lagi menjadi momen yang spesial. Kalo dulu kan rasanya menunggu banget hari ulang tahun ini, penasaran akan ada kejutan apa ya dari Abang, akan dikasih kado apa ya.
Tapi sekarang, saya justru ingin lebih banyak merenung. Mengingat apa-apa saja yang udah saya lakukan di dunia selama ini. Memikirkan apa saya sudah melakukan kebaikan untuk orang-orang di sekitar saya?
Rasanya di hari ulang tahun saya nanti, saya ingin ‘merayakannya’ seorang diri. Berusaha mencerna apa-apa yang telah terjadi, dan menyusun rencana untuk apa yang akan saya jalani di kemudian hari.
***
Ngomongin soal ulang tahun, masih sangat membekas dalam ingatan saya, momen ulang tahun saya setahun yang lalu. Momen ini jadi momen ulang tahun terakhir yang saya lalui bersama Abang.
Sejak menikah, saya udah gak pernah expect akan ada kejutan apa pun dari Abang. Gak hanya di hari ulang tahun saja, tetapi juga di hari anniversary. Karena Abang memberi kepercayaan penuh pada saya untuk mengatur dan mencatat cashflow rumah tangga kami. Jadi ya gimana mau berharap ada surprise kan kalo saya hampir selalu tau pengeluaran Abang setiap harinya. π
Nah, setahun lalu itu saya dan Abang baru pindah ke Jakarta. Kami baru menempati unit sewaan di Kalibata City. Jadi kondisi keuangan memang lagi super ketat. Karena itu, menjelang hari ulang tahun saya, saya mikirnya ya gak akan ada perayaan apa-apa.
Sampai kemudian di jam 12 malam, tepat saat pergantian hari menuju hari ulang tahun saya, Abang tiba-tiba ngebangunin. Ketika saya terbangun, Abang lagi duduk manis di pinggir kasur sambil megang kue. Lah, kapan beli kuenya? :)))
Sebelum sempat bertanya, Abang langsung mengajak saya untuk berdoa bersama. Lalu kemudian dia meminta saya untuk tiup lilin dan potong kue.
And, that’s it.
Gak ada kado. Gak ada dinner-dinneran.
Di malam harinya kami berdua hanya membeli pizza menggunakan voucher belanja dari event yang pernah saya datangi. Duduk berdua depan TV sambil nonton film di iflix. Sesederhana itu. Tapi saat ini, momen tersebut menjadi salah satu momen paling mahal dan berharga dalam hidup saya. Because the best gift for me (and for us), is being together.
***
Anyway, ada cerita lucu mengenai kue ulang tahun yang Abang berikan ke saya di malam itu. Jadi kan saat itu kami belum beli kulkas di unit. Masih nabung lah ceritanya sebelum beli kulkas. Trus Abang kepikiran mau beliin kue ulang tahun untuk saya. Tapi karena gak ada kulkas, jadilah Abang beli kue brownies yang bisa tahan lama di suhu ruangan.
Pulang kerja Abang pergi ke toko kue. Lalu saat pulang ke unit, kue itu disimpan di dalam tas bekal. Dan tas bekal itu diletakkan di dalam kamar satunya.
Saya udah sempat heran sih kenapa itu tas bekal kok dibiarin aja teronggok di pojokan kamar. Tapi entah kenapa saya gak tergerak untuk mengambilnya. Biasanya begitu Abang pulang, saya pasti langsung ambil tasnya, dan mengeluarkan kotak bekal yang ada di dalamnya untuk dicuci. Entah kenapa malam itu saya terlalu malas untuk melakukan hal tersebut, dan berpikir kalo besok pagi aja lah cuci kotak bekalnya.
Kebayang gak sih kalo malam itu saya cuci kotak bekal tersebut seperti biasa?
Udah deh akan bubar jalan kejutan dari Abang. Dan Abang pasti akan kecewa sekali. Karena Abang selalu bilang kalo sejak nikah kok kayanya susah sekali mau ngasih kejutan untuk saya, karena hampir setiap waktu saya selalu bareng sama dia dan entah kenapa saya selalu bisa menebak apa yang akan dia lakukan untuk saya. Terlalu terkoneksi kayaknya. :)))
Ternyata Allah memang udah mengatur sedemikian rupa ya. Karena kejutan di malam itu menjadi kejutan terakhir yang Abang lakukan untuk saya di sepanjang hidupnya. :’)
***
Hari Pernikahan
Another best moment di bulan September yang pernah terjadi dalam hidup saya. Tepat di hari ini, 3 tahun yang lalu.
Menjalani hubungan ini bukanlah sesuatu yang mudah. Jalannya gak semulus jalan tol. Hubungan saya dan Abang sangat jauh dari kata sempurna. Orang-orang terdekat kami berdua pasti tau soal hal ini.
Entah sudah berapa kali saya dan Abang pernah sama-sama memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini. Entah sudah berapa kali kami pernah saling menyakiti.
Tapi ternyata takdir Allah tidak bisa dilawan. Kami memang ditakdirkan untuk berada dalam ikatan pernikahan ini. Saling belajar dari pengalaman masing-masing, untuk terus berbenah diri agar jadi pribadi yang jauh lebih baik lagi.
Sejak kami menikah, momen 7 September menjadi momen yang sangat spesial. Kami pernah sepakat untuk membuat kebiasaan baru di setiap tanggal 7 September, yaitu dengan melakukan photoshoot sebagai dokumentasi hubungan kami dari tahun ke tahun. Sayang di anniversary kedua tahun lalu, hal ini tidak berhasil kami wujudkan. Hanya di tahun pertama, rencana ini berhasil kami realisasikan. π
Pasca kepergian Abang, tanggal 7 September pastinya tidak akan pernah sama lagi. Tapi bagi saya, selamanya tanggal ini akan memiliki kesan yang sangat mendalam. Karena di hari itu, seluruh keraguan dan ketidakyakinan yang pernah muncul di dalam hubungan ini, saya buang jauh-jauh. Tepat setelah Abang mengucap ijab kabul.
Bagi saya, memilih pasangan hidup bukan hanya atas dasar cinta. Ada banyak hal lain yang mendasari keputusan saya saat menerima lamaran Abang. Setiap manusia pasti punya kekurangan, seperti halnya Abang. Tapi di balik kekurangannya itu, ada banyak sekali kelebihan-kelebihan Abang yang membuat saya mau menjadi istrinya.
Meski usia pernikahan ini tidak bertahan lama, saya tetap bersyukur karena pernah menjadi pendamping hidup seorang Sornong Maulana. Laki-laki yang sangat baik hatinya, yang mengajarkan saya untuk selalu positif dalam memandang hidup, dan selalu jadi orang pertama yang mendukung apa pun yang saya lakukan.
He’ll always be my best partner in life. In every situation. In every condition. I love you, Abang. I miss you. Allahummaghfirlahu warhamhu wa afihi wa’ fu anhu.. β€
***
Anyway, tidak banyak yang tau kalo something bad happened terhadap dokumentasi pernikahan kami. Udah sejak lama saya dan Abang menunggu-nunggu video pernikahan kami dirilis. Saya sempat menjanjikan ke Abang kalo saya akan mengedit sendiri video tersebut. Dan setelah 3 tahun berlalu, baru sekarang saya bisa menepati janji tersebut.
Dengan kemampuan edit video yang pas-pasan dan stok video yang juga sangat terbatas, akhirnya video wedding ini berhasil saya selesaikan. π
I’m proud to my self. Ini juga jadi video pertama yang saya edit dengan menggunakan Adobe Premiere Pro. Hasilnya masih sangat jauh dari kata sempurna. Tapi saya tetap bersyukur karena masih ada momen yang berhasil diabadikan dari pernikahan kami, 7 September 2014 lalu.
Here it is. Momen paling berharga yang pernah terjadi dalam hidup saya. β€
Insya Allah, jika memang kami adalah jodoh dunia akhirat, semoga kelak kami dipertemukan kembali di jannah-Nya. π
***
P.S. Tanggal 7 kemarin seperti biasa saya cek Timehop, dan lalu saya menemukan ucapan happy wedding dari Abang setahun lalu, yang diunggah ke akun facebooknya.
Selamat bulan lahir, mbak Lia! Toss dong aku juga lahir di bulan ini *hihihi ga ditanya juga.
Semoga seperti judul lagu yg legendaris itu, bulan ini bisa memberi keceriaan, setidaknya me-recharge diri dan semangat kita untuk menjadi pribadi yg lebih baik.
LikeLike
Ihiy, samaan ya mba kita lahir di September. TOSS!
Aamiinn. Semangat terus mba Nadiaaa π
LikeLike
Baca #ceritatanggal7 ini pelan2 bikin aq nangis π
LikeLike
Mbaaaaa, maafkan kalo jadi bikin sedih yaaa.. Peluk! β€
LikeLike
Ga papa mba, ikut melow bacanya. Anaknya sensitif sama bacaan bgini.
*peluk balik β€
Semangaat ya π
LikeLike
Terima kasih mbaaa.. Peluk! π
LikeLike
Aku baca tulisan kak Lia ini kok jadi ikut bahagia gitu ya liat kisah pernikahannya, terharu jugaaa:” padahal aku sama sekali ga pernah liat kk sama suami kk tapi rasanya bahagiaaa gitu baca cerita kk tentang kebersamaan kk bareng suami kk :”
LikeLike
Ah thank you, Hazna. Semoga yang baik-baik bisa diambil yaaa π
LikeLike
Halooo Mba Lia. Aku juga lahir di bulan September lho. By the way bagusss video nikahnya. Keren ih editnya.
Sepertinya aku bakal ke sini tiap tanggal 7, mau nyimak cerita seru apalagi tentang kalian
LikeLike
aku baca ini senyum-senyum…so sweet.
LikeLike
Thank you, Nay π
LikeLike
Mba lia, saya turut berduka cit ayang sedalam-dalamnya yah semoga almarhum diampuni segala kesalahannya dan dipersatukan kembali kelak dalam Jannah’nya… Aamiin
LikeLike
Aamiinnn ya Allah. Terima kasih banyak ya mba π
LikeLike
Pingback: #CeritaTanggal7 : Belajar Melepaskan | liandamarta.com