Setelah puas jalan-jalan dan popotoan di kawasan Bangunan Merah Melaka, enaknya cari tempat ngadem sambil makan siang. Perut pasti udah demo banget minta makan. Apalagi kalo jalan-jalannya di jam-jam rawan lapar.
Seperti yang saya alami saat liburan kemarin.
Muterin kawasan Bangunan Merah cuma dengan bermodalkan perut yang diisi sama sarapan pagi di Insta Hotel dan roti yang dibeli di Terminal Larkin. Eh, itu mah banyak ya? Tapi tetep aja sih, pas jalan-jalannya perut keroncongan. Mana matahari lagi bersinar dengan teriknya. Jadi cacing di dalam perut makin heboh demo minta makan.
Awalnya sempat bingung mau makan di mana. Agak kurang survey emang saat memutuskan singgah ke Melaka ini. Jadi gak paham deh apa yang worth to try di Melaka. Saya cuma tau bahwa salah satu spot kuliner terkenal di Melaka adalah Jonker street. Tapi gak tau pasti, ada makanan apa aja di sana?
Begitu memasuki kawasan Jonker Walk, suasananya lumayan padat. Di kiri dan kanan, banyak toko-toko yang menjajakan dagangannya. Mulai dari aneka kuliner sampai souvenir.
Kulinernya sendiri kebanyakan makanan chinese yang gak ada keterangan halal atau tidaknya. Jadi, saya dan keluarga pun memutuskan untuk jalan terus ke bagian dalam Jonker Walk sambil berharap segera menemukan tempat makan halal yang mudah-mudahan adem. Karena lelah banget sis, abis jalan kaki seharian dan panas-panasan pula.
Kami pun terus berjalan menyusuri Jonker Walk sampai akhirnya menemukan ini:
Mamee Jonker House.
Brand Mamee ini sudah pernah terdengar sebelumnya. Yes, ini adalah brand salah satu cemilan Malaysia yang juga masuk ke Indonesia, tepatnya ke Batam. Jajanannya adik sepupu saya sih ini. Eh tapi saya baru tau kalo Mamee ini punya cafenya sendiri.
Berhubung perut makin kriuk-kriuk, akhirnya kami pun memutuskan untuk masuk ke dalam dan memesan makanan yang ada di sana.
Kami memesan beberapa macam menu ala carte yang tersedia. Ada Hot Curry Laksa Mee, Hainan Chicken Rice Ball, dan Nasi Lemak.
Harga makanan dan minuman di Mamee Jonker House ini menurut saya masih affordable tapi emang a lil bit pricey kalo untuk ukuran liburan ala backpacker. Ya maklum aja yah, namanya juga cafe/restaurant. Di lokasi wisata pula. Pasti harganya agak sedikit lebih mahal jika dibandingkan di warung makan pinggir jalan atau cafetaria. 🙂

Hot Curry Laksa Mee (8.80 RM)

Hainan Chicken Rice Ball (10.80 RM)

Nasi Lemak (10.80 RM)
Dari ketiga menu makanan yang kami pesan tersebut, yang paling recommended adalah si Hainan Chicken Rice Ball tapi dimakan dengan sambal yang ada di Nasi Lemak. 😀
Sambal nasi lemaknya ini enak sih menurut saya. Meskipun rasanya agak sedikit manis, kalo di lidah orang Minang mah pasti berasa masih kurang pedas hehehe. Kalo nasi lemaknya sendiri mungkin nothing special ya. Isiannya ada ayam goreng, telur mata sapi, ikan bilis, kerupuk dan sambal. Mungkin di luaran ada yang lebih enak dari ini. Tapi sambalnya saya suka. 🙂
Sebagai menu yang paling direkomendasikan, si Hainan Chicken Rice Ball ini menurut saya rasanya memang enak, tapi kurang berasa pedas. Jadi cuma berasa gurih-gurihnya aja. Makanya kalo kata saya mah akan lebih mantap jika dimakan dengan sambal nasi lemak tersebut. 😀
Yang rasanya agak sedikit berbeda dengan ekspektasi saya adalah si Hot Curry Laksa Mee-nya. Bumbu karinya enak sih, tapi mie yang digunakan menurut saya kurang cocok. Setau saya Laksa menggunakan mie yang gede, nah Laksa-nya Mamee ini menggunakan mie yang kecil-kecil kayak mie instan. Mungkin mienya emang produk dari Mamee sendiri sih ya, tapi agak kurang nendang aja sih menurut saya hehehe. Sepertinya akan lebih nikmat kalo menggunakan mie laksa yang gede-gede itu. 🙂
Di Mamee Jonker House ini juga ada beragam menu minuman segar yang bisa dipilih buat menghilangkan rasa haus setelah seharian berjalan-jalan di Melaka. Seperti yang saya pesan: Cendol (6.00 RM) dan Cheers Cham (5.50 RM) yang terbuat dari susu dan cincau.
So far, cuma ini yang bisa saya rekomendasikan untuk kuliner di Melaka. Worth to try buat yang lagi bingung mau makan apa di Melaka, terutama di kawasan Jonker Street. Mamee Jonker House ini juga halal kok, jadi bagi yang muslim bisa menikmati makanannya denang tenang. 🙂
Anyway, bagi yang punya rekomendasi kuliner lain di Melaka (terutama kuliner yang halal), boleh dong dishare di sini. Biar jadi referensi buat yang mau jalan-jalan ke sana. 😉
Lia, Seperti biasa pos tentang makanan selalu aku suka dan aku love love 😍😍😍
LikeLike
Ahh, makasih mba Yooo 🙂
LikeLike
Iyaaa aku ingetnya mamee cemilan yang warna kuning itu, enaaak! Eh tapi agak mahal ya harganyaaa.
LikeLike
Iyaaa cemilan Mamee itu enaaak. Harga emang agak mahal siiih, karena brandnya udah gede kali yaaa. 😀
LikeLike
martil..jadi laper ngeliat sama ngebaca postingan ini ><
LikeLike
Menggiurkan ya teh? 😀
LikeLike
banget!! apalagi aku bacanya malem-malemkan x_x
LikeLike
Hahahaha iyaaa.. Aku nulisnya malem dan lagi hujan, langsung kebayang kuah laksanya :))
LikeLike
dan,aku penasran sama melaka…semoga bisa sampai sana^^
LikeLike
Aamin mbaa. Ayo jalan2 ke sana, dari Batam kan deket. Tinggal nyebrang ke Johor Bahru trus lanjut naik bus deh 🙂
LikeLike
Hai.
JIka di Bandar Melaka itu sendiri, inilah menu-menu yang selalunya menjadi tarikan. Menu yang berasaskan tradisi makanan kaum Peranakan atau kami panggil kaum Baba Nyonya.
Jika ada transportasi, ada juga tempat-tempat lain yang boleh anda travel. Saya bagi contoh seperti ini ya
Bandar Alor Gajah : Menu Cucur Udang & Sate
Pantai Klebang : Coconut Shake
Bukit Katil : Asam Pedas
Duyong : Ikan Bakar
Umbai : Ikan Bakar.
dalam masa satu hari mungkin sukar untuk travel ke semua tempat dinyatakan, apatah lagi menaiki transportasi umum, mungkin boleh tinggal lama sikit di Melaka untuk jelajah satu negeri melaka, bahkan melaka juga ada juga kawasan pantai yang cantik seperti di Pengkalan Balak & Tanjung Bidara..
harap membantu teman yang ingin melawat dan travel di negeri Melaka
LikeLike
Terima kasiiih untuk informasinyaa. Maybe next time saya berkunjung lagi ke Melaka. Waktu itu tak sampai sehari di sana, hanya beberapa jam saja. Dan tak puas jadinya berkeliling Melaka. Nanti bile saya balik lagi ke sana, insya Allah saya cuba rekomendasi dari encik ini ya 🙂
LikeLike
noted noted noted. makasih ingponya mbak.
insyaAllah mau ke sana lagi tengah tahun ini.
dan pengetahuan kuliner masih NOL banget karena wkt terakhir ke melaka itu kita ditraktir sama kenalan. XD
LikeLike
Sama-sama 🙂 Mudah-mudahan membantu yaaa. Aku pun sebelum ke Melaka ini, terakhir kali ke Melaka tahun 2004-2005, udah ngeblank banget sama Melaka. Jadilah kemarin random aja cari tempat makannya hehehe.
LikeLike
yahhh saya jadi ngiler bacanya wkwkwkw
LikeLike
Hihihi 😉
LikeLike
Hainan chicken ricenya lucu ih bentuknya kak, kayaknya enak juga 😀
LikeLike
Iya dibikin bulat-bulat kayak bola :))
LikeLike
duh jadi laper …
LikeLike
Makan dong kalo laper :))
LikeLike
Next time ke Melaka cobain deh kak Ee Ji Ban Chicken Rice Ball daerah Bandar deket Dataran Pahlawan. Been here for 6 months pun still need adjustment untuk makanan2 disini. 😂
LikeLike
Wah, noted! Terima kasih infonya. Nanti kalo saya jalan-jalan ke Melaka lagi akan saya coba Chicken Rice Ball yang kamu rekomendasikan ini 🙂
Kamu di Melaka sekolah atau kerja? ^^
LikeLike
dear mba Lianda,
aku mau tanya kira2 better ke malaka/genting ya jika ke malaysia? soalnya waktu saya terbatas nih ke sana
LikeLike
Halo Mba Dessita, kalo ditanya better mana menurutku sih tergantung mbaknya sendiri lebih senang yang mana. Kalo senang explore kota tua dan sejarah Malaysia, Malaka bisa jadi pilihan. Tapi kalo ingin merasakan sensasi naik skyway ke genting yang berada di ketinggian dengan udara yang dingin, Genting bisa jadi pilihan. 🙂
Bagi saya dua-duanya punya daya tarik masing-masing sih mba. Jadi tinggal pilih sesuai selera mba Dessita 🙂 Tapi perlu diingat, kalo mau ke Genting memang harus menyiapkan uang lebih banyak, karena untuk menginap, makan di resto atau mencoba masuk ke berbagai atraksi yang ada, costnya lumayan tinggi. 🙂
LikeLike