The Power of Social Media

Pernyataan the power of social media ini sudah lama sekali saya dengar. Tapi baru kali ini saya merasakan sendiri ‘kekuatannya’.

Berawal dari semakin parahnya kondisi asap di Riau dan sekitarnya, saya dan teman-teman pun mulai bersuara di dunia maya. Rada terlambat, memang. Bersuara di saat langit sudah menguning karena asap yang bercampur dengan residu hasil pembakaran lahan di beberapa titik di Riau.

Permasalahan asap di Riau ini memang sudah lama ada, kurang lebih sejak 17 tahun yang lalu. Saya dan beberapa teman satu per satu sudah menyuarakan kerisauan kami akan hal ini. Tapi saat itu, kami sendiri. Yang lain mungkin menganggap hal ini adalah hal biasa. Hingga semua mencapai puncaknya pada tanggal 13-14 Maret 2014 lalu.

Gerakan #MelawanAsap di social media dimulai sejak hari Kamis (13 Maret 2014) sore. Tepat saat kondisi asap Riau mulai menunjukkan tingkat keparahannya.

Istilah #MelawanAsap sendiri kami teruskan dari teman-teman Melawan Asap yang sudah lebih dulu ‘bersuara’ secara offline. Tanggal 10 Maret 2014 lalu, teman-teman dari beberapa komunitas dan ikatan mahasiswa di Pekanbaru ini turun ke jalan menunjukkan aksi protes mereka terhadap kondisi asap di Riau. Gerakan ini dinaungi oleh bang Heri Budiman dari Rumah Budaya Siku Keluang. Seminggu sebelum mereka turun ke jalan, setiap harinya mereka berkumpul untuk menyusun rencana aksi yang akan mereka lakukan. Petisi online menuntut presiden SBY, pemerintah provinsi Riau dan pemerintah daerah juga mereka buat dan sampai saat ini sudah ditandatangani hingga 4.483 orang! Selain itu mereka juga mengumpulkan petisi offline yang juga sangat banyak sekali mendapat dukungan. Sungguh luarrrr biasa! 🙂

Aksi offline itu sudah sangat kuat. Tapi teman-teman PekanWak ingin memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan kami, yang salah satunya adalah bersuara di dunia maya. Lewat account twitter @pekanwak, account @melawanasap dan account twitter masing-masing personil, kami blast isu tentang #MelawanAsap agar menjadi trending topic dan permasalahan ini bisa dilirik oleh banyak orang dari seluruh penjuru dunia.

Bersyukurlah kami karena memiliki ibu peri yang baik hati, mbak Ainun Chomsun yang juga merupakan seorang Social Media Strategist dan founder Akademi Berbagi, tempat beberapa personil PekanWak bernaung. Mbak Ainun atau yang akrab disapa dengan mbak Ai membimbing kami untuk bisa mengangkat isu #MelawanAsap ini di social media. Beberapa tips and trick diberikan oleh mbak Ai. Salah satunya adalah mencolek account-account berpengaruh di Social Media di mana satu di antaranya adalah Pandji Pragiwaksono.

Suprisingly, ternyata mbak Ai menyempatkan diri membuat tulisan yang ditujukan untuk Pandji. Sebuah tulisan yang sangat menyentuh hati.

Dear Pandji,

Surat ini secara khusus aku tujukan kepada Pandji Pragiwaksono. Iya @pandji yang jadi panutan anak muda. Siapa sih anak muda yang tidak kenal @pandji? Waktu itu aku liat, @pandji datang ke Pekanbaru mengisi acara komunitas di sana yaitu @pekanwak. Mereka gembira banget akhirnya bisa bertemu langsung dengan sang idola. Aku harap mereka bukan hanya ingin foto bareng, tetapi juga mau melakukan sesuatu untuk kotanya, seperti yang selalu kamu serukan ” Berani Mengubah.”

Dear Pandji,

Sepertinya mereka terinspirasi dirimu, sehingga hari ini ketika Pekanbaru dihajar asap berkepanjangan, mereka bergerak melakukan sesuatu untuk menyelamatkan kotanya. Di media, Gubernur nya sudah menyerahkan urusan asap ini kepada Tuhan, padahal ketika membakar hutan untuk lahan sawit, jangan-jangan lupa permisi sama Tuhan. Pemerintah yang punya kekuasaan, dan dibayar oleh pajak rakyatnya berkewajiban untuk melindungi warganya, justru sudah pasrah kepada Tuhan. Lalu bagaimana nasib anak-anak yang tiap hari harus menghirup asap beracun? Sudah berapa korban berjatuhan menunggu Tuhan turun tangan menyelesaikan “kenakalan” manusia?

Dear Pandji,

Aku tahu banyak anak muda yang mengikutimu. Kalau sekarang aku minta bantuanmu, apakah berkenan? Bantu suara-suara kecil di Pekanbaru agar menggema di social media. Dukung gerakan perubahan yang mereka lakukan, untuk mendapatkan hak yang paling dasar sebagai umat manusia : udara yang sehat. Aku tau pengikutmu banyak, siapa tahu karena ajakanmu mereka juga mau dan tergerak untuk membantu menyuarakan bencana yang sedang terjadi di Riau. Ini bukan soal Pekanbaru atau Sumatera, ini soal manusia yang terancam nyawanya karena harus menghirup asap yang berbahaya. Aku menyaksikan sendiri teman-teman dari Pekanbaru ketika mereka datang di acara workshop nasional Akademi Berbagi di Salatiga dengan susah payah. Ketidakjelasan waktu diterbangkan pesawatnya membuat mereka berjam-jam duduk di bandara dengan harap-harap cemas akankah mereka sampai di lokasi? Begitu juga ketika kembali. Lagi-lagi mereka harus menunggu di bandara dengan segala ketidakpastiannya, akankah mereka bisa pulang ke rumahnya. Bahkan hari ini yang aku dengar, bandara ditutup selama 3 hari. Mereka tidak bisa kemana-mana lagi. Harus menerima kotanya berasap, tanpa bisa meminta bantuan dari pemerintahnya.

Dear Pandji,

Jika berkenan dukunglah langkah kecil mereka, menyuarakan #melawanasap #saveRiau untuk mendapat secuil perhatian bahwa kondisi ini sudah sangat memprihatinkan. Ajak siapa pun untuk menyebarkan gerakan ini, bikin posting singkat di twitter, facebook, blog, youtube, instagram, apapun itu untuk bersama-sama #melawanasap. Atau bikin foto bersama gunakan masker, pakai hastag #melawanasap untuk membuka mata kepada semua orang, Pekanbaru dalam bahaya, dan kita tidak bisa diam saja.

Terimakasih Pandji, semoga Tuhan membalas kebaikanmu, dan apa yang kamu lakukan terus menginspirasi anak-anak muda untuk mau bergerak dan peduli.

Salam,

Ainun

Sumber tulisan : blognya mbak Ai dan notes facebooknya.

Sebuah tulisan sederhana yang ternyata berdampak besar. Pandji akhirnya ikut membantu kami bersuara di media sosial. Mencolek bapak presiden. Yang kemudian diikuti oleh ribuan followersnya. Hingga akhirnya, pada malam itu juga, SBY pun mengeluarkan statementnya untuk kasus kabut asap di Riau ini.

Ribuan retweet untuk mencolek bapak presiden

Respon bapak presiden yang ditunggu warga Riau :’)

Apa yang saya uraikan di sini adalah fakta bahwa kekuatan sosial media di zaman yang semakin modern ini benar adanya. Tapi di luar sana, masih banyak yang mengatakan bahwa kami bisanya hanya mengoceh saja di dunia maya. Hey, kami tidak hanya sekedar mengoceh. Kami berusaha menyentuh hati banyak orang di Indonesia dan juga di dunia, agar mereka peduli pada Riau. Peduli pada daerah lain yang mengalami musibah.

Mengoceh seperti itu tentunya jauh lebih baik daripada menggerutu karena keadaan kan? 🙂

Berita di Sindo yang mengatakan bahwa SBY ‘dimarahi’ oleh ribuan account twitter tentang kabut asap di Riau ini juga bisa menjadi bukti bahwa ocehan di sosial media itu bukan sekedar ocehan belaka. Pada akhirnya, SBY datang berkunjung ke Riau. Ingin melihat langsung kondisi kami di sini. Kunjungan yang berujung pada upaya pemerintah provinsi Riau dan juga pemerintah pusat menyelesaikan permasalahan kabut asap ini. Hingga akhirnya pada hari ini kami bisa kembali melihat langit biru ini :

DSC05355Pekanbaru, 18 Maret 2014, 12.50 wib

Walau langit telah kembali biru, tapi perjuangan teman-teman Melawan Asap belum selesai. Yang kami lakukan saat ini, selain tetap menuntut pemerintah agar menegakkan hukum untuk perusahaan-perusahaan yang membakar lahan di Riau, juga berusaha mengumpulkan berbagai data dan fakta tentang kondisi asap yang pernah terjadi di Riau. Semua data itu kami dokumentasikan di website melawanasap.com, sebagai pengingat jika suatu saat kami terlena dengan langit yang telah kembali cerah ini.

Gerakan melawan asap ini juga tidak hanya untuk kami di Riau. Tapi melalui gerakan ini, kami juga ingin membantu teman-teman di provinsi lain yang juga mengalami nasib serupa seperti kami, yang hak menghirup udara segarnya dirampas demi kepentingan pribadi orang lain. Jadi siapapun yang di luar sana, yang sekiranya mengalami apa yang kami alami ini, jangan sungkan mencolek kami di twitter @melawanasap ya. 🙂

Anyway, terima kasih banyak mbak Ai atas bimbingannya. Terima kasih juga untuk Pandji Pragiwaksono dan teman-teman dari seluruh Indonesia, yang sudah banyak membantu kami dalam blast isu ini hingga kemarin hashtag #MelawanAsap dan #SaveRiau sempat menduduki trending topic Indonesia. Yang telah membantu kami menggalang dana dan mengirimkan masker untuk teman-teman di Riau dan sekitarnya. Yang telah mendukung kami dengan mengirimkan foto diri dengan menggunakan masker. Yang telah mendukung kami dengan mengganti nama di twitter dengan embel-embel #MelawanAsap dan semua dukungan lainnya. Dukungan dan bantuan kalian sungguh membuat saya pribadi terharu biru! :’)

mbak Ai

Dukungan dari @akberjogja untuk #MelawanAsap di Riau :’)

Sekali lagi, this is the power of social media, di mana kita terasa begitu dekat satu sama lain dengan hanya dihubungkan oleh media sosial. Tidak mengenal pandang buluh, tidak mencari keuntungan apapun. Yang ada hanya niat murni untuk membantu satu sama lain.

Bagi yang ingin melihat dan membuktikan kekuatan social media, sile search #MelawanAsap di twitter dan lihatlah betapa dukungan untuk kami di Riau ini datang dari berbagai pelosok di Indonesia.

Thank you so much, guys! All of you are awesome! :’)

36 thoughts on “The Power of Social Media

  1. mama-nya Kinan

    Akhirnya sampai pak SBY turun tangan…gimana keadaannya sekarang mbak?? udah turun hujankah? alhamdulillah mulai sabtu pagi minggu lalu disini hujan sebentar pas subuh, lalu minggunnya lumayan agak lama walau tidak terlalu deras, pas saya nginep dibatam deras banget di batam, terus hari ini juga lumayan deras, semoga asap segera berlalu yah mbak dan tidak terlulang di musim kemarau mendatang *aamiin

    Like

    Reply
    1. liamarta Post author

      Sekarang udaranya udah segar, tapi kalo status di papan ISPU masih “sedang” sih, berarti masih belum 100% bersih. Iya mbak disini juga hujan deras kemarin, hari ini juga hujan. Alhamdulillah.. bikin udaranya jadi lebih segar.

      Amin amin, semoga gak ada lagi asap2nya, semoga pemerintah komit sama janjinya hehe 😀

      Like

      Reply
    1. liamarta Post author

      Iya mbak Nella.. keadaan mulai membaik, udara mulai segar karena udah 2 hari ini hujan deras 🙂 semoga gak ada lagi asap2 kayak kemarin ya mbak hehe

      Like

      Reply
  2. Rendra

    Akhirnya setelah dicolek pasukan elang dan beruang, semua tembok mood itu jebol juga. Dan sekali lagi tulisanmu itu lho…betah bikin orang baca tiap kata dari atas ampe bawa ga pengen buru2 mensummarize.. Abang Bangga sama adek , abang kek gitu orangnya *sampingsornong

    Like

    Reply
  3. sondangrp

    Liaaaaa, hugs. Sukurlah ya, aku ikut senaaaang sekali. Waktu baca baca soal pekanbaru dan cerita suaminya sahabatku yg penempatan di sana, sediih banget ya. Maksudku, kalimat yg suka kita bercandain :woi sekarang yang gratis mah cuma bernafas” itu bahkan kemarin nggak bisa dipake di sana. Hiks.
    Good job, Lia, dan yes di jaman socmed begini, the power of socmed emang ada. Seperti kata Shafiq Pontoh pas ngomong soal socmed, semuanya ada di ujung jari dan skrg saatnya nunjukin kita perduli dengan cara yg paliiing mudah.

    Like

    Reply
    1. liamarta Post author

      Iya mbak Sondaaaaang.. *hugs*
      Iya bener, bahkan waktu itu kami gak bisa bernafas, sesaaaaak sekali rasanya huhuhu. Syukurlah sekarang keadaan sudah jauh lebih baik. Walau memang masih ketar ketir karena ntar lagi masuk musim kemarau, tapi mudah2an pihak pemerintah udah siap siaga melakukan pencegahan asap.

      Yes, serasa dunia ada di ujung jari deh mbak hehehe 😀

      Like

      Reply
  4. yuniamelia

    alhamdulillah. aku juga dpat kabar dari teman yang lagi tugas di Riau. Keadaannya udah mendingan.

    Iya ya, Somehow, soc med can show there are many right ways to do.

    aku suka surat mbak ai di atas *baru baca :(*

    Like

    Reply
  5. Tituk

    Sampe merinding bacanya…
    Apa pun yang kita perjuangkan untuk kepentingan kebaikan bersama, berhasil atau tidak di hadapan manusia, tetap menjadi ladang amal sholeh yg pasti mendapat balasan dari Yang Maha Kuasa… teruslah berjuang Lia… aku mendukungmu… ♥

    Like

    Reply
  6. Pingback: Selesai melawan asap, 4,7 hektar hutan? | peninta.com

  7. Pingback: Best of 2014 | My Life, My Story

  8. Pingback: Pengalaman Berkesan Saat Bertemu Pandji Pragiwaksono | liandamarta.com

  9. Pingback: (Masih) Tentang Kabut Asap di Pekanbaru | liandamarta.com

  10. Pingback: Kicauan #MelawanAsap Kembali Ramaikan Social Media | liandamarta.com

Leave a reply to Ira Cancel reply