Kusut

Ada beberapa hal yang terjadi dalam kurun waktu 6 bulan terakhir yang menyadarkan saya bahwa saat ini, saya sedang tidak baik-baik saja.

Awalnya saya berpikir oh mungkin saya hanya kurang fokus. Mungkin saya hanya perlu lebih memusatkan perhatian. Mungkin saya hanya perlu menarik nafas dalam-dalam, lalu mulai menyelesaikan tanggung jawab saya kembali.

Ternyata, semuanya tidak sesederhana itu.

Rangkaian peristiwa ini memuncak kemarin. Membuat saya kehilangan kepercayaan dari banyak orang. Bahkan membuat saya kehilangan rasa percaya pada diri saya sendiri.

Saya sangat kecewa pada diri saya.

Saya tidak tau saya ini kenapa. Yang saya tau, saya sedang tidak baik-baik saja.

***

Tadi malam, sesampainya di kost, saya luapkan semua emosi saya. Saya curhat ke Allah. Saya tuangkan isi hati dan pikiran saya ke dalam sebuah buku yang berisi curhatan saya untuk Abang.

Saya tau, menuliskan perasaan ke dalam buku ini tidak sepenuhnya ampuh mengangkat semua beban yang saya rasakan. Tapi somehow saya lebih ‘mudah’ menyampaikan isi hati dan pikiran saya ke dalam buku ini, daripada harus bercerita ke orang lain, termasuk ke keluarga dan teman-teman terdekat.

Satu-satunya orang yang saya merasa nyaman untuk dijadikan tempat cerita berbagai hal adalah Abang. Dan sejak Abang gak ada, saya tau saya sudah kehilangan tempat untuk berkeluh kesah dan meluapkan semua hal yang menumpuk di dalam hati. Saya kehilangan seseorang yang bisa membantu saya mem-break down pikiran-pikiran saya lalu memberikan masukan dan arahan mengenai apa yang harus saya lakukan berikutnya.

Saya selalu percaya, menulis itu menyembuhkan. Menulis menjadi salah satu cara saya untuk healing pasca kepergian Abang.

Namun malam tadi, saya disadarkan akan satu hal: dalam 2 tahun terakhir, saya tidak jujur dengan beberapa tulisan saya. Yang saya tulis adalah bentuk afirmasi untuk meyakinkan diri bahwa saya baik-baik saja. Tulisan tentang perjalanan di tahun 2018 yang saya publish minggu lalu, misalnya.

Faktanya, saya tidak dalam kondisi sebaik itu. Saya sedang kusut. Sangat kusut.

***

Tenangkan hati
Semua ini bukan salahmu
Jangan berhenti
Yang kau takutkan tak kan terjadi

Lirik dalam lagu Kunto Aji yang berjudul Rehat ini melepaskan semua tangis saya tadi malam.

Mungkin saya memang butuh rehat. Saya butuh istirahat.

Saya butuh mengambil jeda sejenak sebelum kembali berjalan.

***

Saya belum tau langkah apa yang akan saya ambil berikutnya.

Saya belum memutuskan apakah ada tanggung jawab yang mungkin akan saya lepaskan.

Saya juga belum tau apakah saya akan tetap bisa menjalani semuanya dengan rasa percaya diri yang menurun drastis saat ini.

Entahlah..

Saya tidak tau saya ini kenapa. Yang saya tau, saya sedang tidak baik-baik saja.

14 thoughts on “Kusut

  1. ndu.t.yke

    Eventually, with lots of istighfar, everything is gonna be ok in the end. If it isnt ok then it’s not the end yet. Meanwhile, take your time to be not-okay coz it’s totally fine to be not-okay. Sending you hug from Surabaya. Hang in there, Lia. Alloh selalu ada.

    Liked by 1 person

    Reply
  2. sondang Saragih

    Semangat!
    Bila semua seolah sdh tidak baik-baik, berarti itu saatnya kita menyerahkan diri kepada Kuasa diatas segala kuasa.Berserah dan biarkan Dia yang bekerja untuk membuat kita menjadi merasa baik.

    Like

    Reply
  3. Sekar

    Mbaak, semoga segera Allah pulihkan kesedihan dan kegelisahan hati Mbak. Lekas Allah ganti dengan ketenangan dan ketentraman lahir batin. Keep strong ya mbak.

    Saya pernah jatuh, sakit sekali. Insyaa Allah ujian yang rasanya nggak karuan itu akan Allah ganti dengan sesuatu yang lebih baik dan lebih indah.

    Like

    Reply
  4. Dhamala Shobita

    Kak Lia, it’s okay to not feel okay. Take your time, Kak. As much as you want. Kami dan semua orang-orang terdekat kakak akan menunggu. Pelan-pelan tarik napas ya, Kak. Semoga semua baik adanya. Amin. 🙂

    Like

    Reply
  5. Pingback: Healing Process #4 | liandamarta.com

  6. umu azka

    Bismillah , baca al quran sis…yg dibutuhkan suami adalah doa agar diterima amalnya saat hidup , diampuni segala dosanya…
    Kelak kita semua jg akan menemui kematian itu…siapkanlah bekal , setelah dunya akan ada akhirat …
    Lalu berakhir di hisab , smoga Alloh merahmati kita semua, Allohumma amiiin…

    Like

    Reply
  7. Ummu Mu'awiyah

    bismillaah.. semua sudah ketentuan Allaah mba. Qodarullaah wa maa syaa a fa’ala..
    Dari beberapa postingan mba, dan ternyata mba orang pekanbaru, sy ga tau apa masih stay atau ngga.
    Saya cukup berbagia tinggal di pekanbaru. Pekanbaru terkenal akan kota sunnah. Penuh dengan majelis ‘ilmu. Hampir tiap malam ada kajian di Masjid Raudhatul Jannah di jln Nangka, di masjid Umar bin Khattab jln. Delima di Panam, di deket bandara juga ada di masjid Imam asy-Syafi’i.
    Maksud sy adalah, dengan mendatangi majelis ‘ilmu (taman-taman surga), akan mendatangkan kebahagiaan.
    Maksud saya adalah, kebahagiaan dapat diraih dengan mendatangi majelis ‘ilmu..
    “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya” (HR. Muslim no. 2699).

    Baca selengkapnya https://muslim.or.id/39642-keutamaan-menghadiri-majelis-ilmu-di-masjid.html

    Jujur saja, sebelum mengenal sunnah, hidup saya kusut sekali. Meskipun saya menjalankan ibadah, namun belum terasa ketenangan dalam hati saya.
    Dan ternyata, ada yang salah dari diri saya selama ini.
    Saya belum mengenal Allaah lebih dalam, nama-nama Allaah, sifat-sifat-Nya. Seluk beluk dalam agama. Hingga suatu hari Allaah menegur saya.
    Alhamdulillaah, saya diberi hidayah kepada manhaj Salaf yang mulia.
    Yuk mba, ke kajian💕 Berkumpul bersama teman-teman yang dapat menasehati kebenaran dan menasehati kesabaran.
    Atau mba typical orang yang sibuk, mungkin untuk beberapa saat bisa nonton kajian online dulu di youtube, kajian yang sesuai dengan al-Quran dan Sunnah ‘ala Fahmi Salaf.
    Sy merekomendasikan ceramah:
    Sabar- Ustadz Maududi Abdullaah

    Sabar Atas Segala Takdirnya

    Kamu Harus Kuat-Ustadz Syafiq Riza Basalamah

    Agar Hidup Lebih Bermakna-Ustadz Firanda

    Hakikat Kebagaiaan Sejati – Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaili

    Di atas beberapa nasihat seputar kesabaran mba, sy harap mba berkenan untuk melihatnya..
    Semoga Allaah melimpahkan rahmat hidayah dan keberkahan kepada mba 💕💕❤
    Baarokallaahu fiiki 🌹❤

    Like

    Reply

Leave a reply to veronica5277 Cancel reply