Hari ini, di awal tahun 2013, saya ingin sedikit bercerita tentang apa yang telah terjadi di tahun 2012 lalu. Tahun yang menurut saya cukup complicated, karena di dalamnya terkandung kebahagiaan, kesedihan, tawa dan air mata. Mulai dari kisah tentang cinta sampai pencapaian menuju cita, terangkum dalam 365 pages of my life di tahun 2012 tersebut.

Awal tahun 2012 dibuka dengan cerita tentang cinta. Cinta yang sempat pergi, datang kembali. Cinta yang sempat jatuh, berusaha untuk bangkit kembali. Memulai perjalanan barunya. Bersama-sama berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan di awal perjalanan.

Awal tahun juga diiringi dengan perjalanan dalam pencapaian cita. Setelah penambahan ekstra 1 semester di Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung, alhamdulillah ‘kebebasan’ tersebut bisa saya raih. Februari 2012, saya resmi menjadi Sarjana Psikologi. Suatu pencapaian yang disertai dengan doa, dukungan, dan bantuan dari orang-orang tersayang.

Setelah itu, keputusan besar pun harus diambil. Setelah keluar secara terhormat dari kampus tercinta, saya harus menentukan akan kemana kaki ini selanjutnya melangkah. Rencana kuliah magister yang telah lama diimpikan, ternyata tidak bisa segera diwujudkan. Ada banyak pertimbangan. Sekalipun saya sudah diterima di program magister almamater saya, tapi ternyata Allah punya rencana lain.

Sebuah konsultan berbasis Psikologi di Jakarta yang bergerak di bidang human resources, disitulah akhirnya kaki saya berhenti. Pekerjaan yang sesungguhnya sudah lama menjadi incaran saya. Bekerja di Jakarta, kembali jauh dari keluarga dan dia yang dicinta, dan mengesampingkan cita untuk sementara. Itulah keputusan besar yang diambil di pertengahan tahun ini. Keputusan yang membawa banyak perubahan besar dalam hidup saya.

Keputusan untuk bekerja di Jakarta mengakibatkan saya harus kembali menjalani hubungan jarak jauh dengan dia yang selama 5 tahun terakhir telah menjadi part of my life. Di pertengahan tahun 2012, perjuangan menjalani hubungan jarak jauh tersebut kembali diuji. Masalah datang bertubi-tubi, hingga semua sampai pada klimaksnya. Hari demi hari, bulan demi bulan, ketulusan cinta saya seolah diuji. Hati ini tersakiti, namun ia masih berusaha untuk terus memahami. Salah satu proses pembelajaran dan pendewasaan dalam hidup yang saya rasakan sepanjang tahun ini. Bahwasanya mencintai saja tidak pernah cukup, semuanya harus diiringi pula dengan memahami, mengerti, dan menghargai satu sama lain.

Sampai pada akhirnya, di penghujung tahun, keputusan besar kembali diambil. Keputusan yang (juga) menyangkut soal cita dan cinta. Meninggalkan pekerjaan yang sangat saya senangi, demi bisa dekat dengan keluarga, adalah salah satu keputusan berat yang harus saya ambil di akhir tahun ini. Kembali mengesampingkan keinginan pribadi, demi kebaikan semua pihak, terutama anggota keluarga.

Ya, saya yang telah lama berpisah jauh dan hidup sendiri dari keluarga, memutuskan untuk kembali ke kota ini. Kota di mana saya dilahirkan, dan sekarang menjadi tempat berdomisili keluarga inti.

Untuk cinta, dia yang berbulan-bulan memutuskan pergi, akhirnya datang kembali. Hati yang masih terus berusaha memahami, mencoba untuk menerima kembali. Sambil terus meyakinkan logika, bahwa ini adalah keputusan yang terbaik. Paling tidak untuk saat ini.

Well.. Selamat Tahun Baru 2013, teman!

Semoga tahun ini menjadi tahun yang baik untuk kita semua. Semoga cerita yang ditulis di tahun ini sepenuhnya adalah cerita bahagia yang penuh dengan tawa. Bukan lagi air mata.

Enjoy your day! And don’t forget to pursue your dream! 🙂