[SPONSORED POST]
Saya mengawali bulan Mei ini dengan sebuah pengalaman baru yang seru. Menjadi pemateri untuk sesi coaching clinic blog competition tingkat SMP-SMA yang diadakan oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Saya juga diminta untuk menjadi salah satu juri dari blog competition yang diadakan di Hotel Unigraha Komplek RAPP Pangkalan Kerinci Riau tersebut.
Selain menjadi pemateri di sesi coaching clinic dan juri blog competition, saya juga diajak untuk berkeliling sebagian dari kawasan RAPP yang sangat luas ini. Mendapat penjelasan mengenai sejarah RAPP di RGE Exhibition Center dan melihat langsung area pembibitan (nursery).
RGE Exhibition Center diresmikan pada tahun 2014 dan menjadi pusat informasi tentang sejarah berdirinya perusahaan-perusahaan di bawah naungan RGE Group. RGE atau juga dikenal dengan Royal Golden Eagle/Raja Garuda Emas didirikan pada tahun 1973 oleh bapak Sukanto Tanoto dengan nama awal Raja Garuda Mas. Sayangnya, pengunjung tidak diizinkan untuk mendokumentasikan apapun di dalam RGE Exhibition Center ini. 🙂
Di RGE Exhibition Center, pengunjung dapat melihat bagaimana Pangkalan Kerinci berkembang dengan sangat pesat terutama sejak salah satu perusahaan RGE Group yaitu PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) mulai didirikan di daerah ini pada tahun 1993 silam. Pangkalan Kerinci yang dulunya hanya sebuah daerah kecil di dengan jumlah penduduk kurang lebih 200 KK di tahun 1993, kini telah berkembang dengan sangat pesat menjadi salah satu daerah yang cukup maju di Provinsi Riau.
Sebagai salah satu perusahaan yang sangat maju di bidang pulp (bubur kertas) dan paper (kertas), RAPP juga tidak lupa untuk ikut berkontribusi terhadap lingkungan sekitarnya. Salah satu program yang mereka hadirkan adalah RER (Restorasi Ekosistem Riau) yang mulai dicanangkan sejak tahun 2013. Selain itu, RAPP juga memiliki 4 kebun pembibitan di kawasan perusahaan yang menghasilkan sebanyak kurang lebih 200 juta bibit pohon per tahun dan ditanam di 5 kabupaten di Provinsi Riau.
Di kesempatan tersebut, saya juga diajak untuk melihat langsung salah satu kebun pembibitan yang ada di kawasan PT RAPP. Kebun pembibitan yang saya kunjungi ini adalah kebun pembibitan Accacia Crassicarpa.

Mother Plant House
Selama berkeliling kebun pembibitan Accacia Crassicarpa ini saya ditemani oleh tim nursery RAPP. Saya mendapat penjelasan dan melihat langsung proses pembibitan ini.
Proses pembibitan dimulai dari Mother Plant House. Tempat ini berisi bibit-bibit tanaman yang dirawat dengan sangat baik sebelum diambil tunas-tunasnya. Di Mother Plant, masing-masing blok tanaman diberi identitas masing-masing agar petugas nursery dapat dengan mudah memantaunya. Kebutuhan air dan pupuk juga diukur dengan sangat baik dan menggunakan standar pengukuran tertentu agar bibit tanaman dapat tumbuh dengan kualitas yang baik.

Satu blok ini terdiri dari 1280 bibit.
Tahapan berikutnya adalah proses harvesting. Jadi, bibit yang ada di Mother Plant dipanen dan hasilnya dimasukkan ke dalam ember yang berisi air agar kesegarannya tetap terjaga. Bibit-bibit ini kemudian diserahkan ke tim lainnya untuk memasuki proses cutting atau pemotongan tunas.
Tunas dari bibit Accacia Crassicarpa ini daunnya dipotong setengah agar ia dapat tumbuh dengan baik. Jika tidak dipotong, kemungkinan tunas layu akan lebih besar karena kebutuhan nutrisinya pun meningkat.

Cutting Process
Proses pemotongan tunas ini dilakukan oleh pekerja lepas perempuan. Seru deh melihat mereka memotong tunas. Sangat cepat dan cekatan. Tunas-tunas yang sudah dipotong kemudian diletakkan di dalam baskom yang berisi air dingin agar kesegaran tunas tetap terjaga dengan baik.
Tahapan berikutnya adalah proses penanaman kembali. Tunas-tunas ini ditanam di sebuah media berupa tabung kecil yang berisi campuran serbuk kelapa (cocopeat) dan sekam bakar (rice husk). Komposisinya adalah 75% cocopeat dan 25% rice husk di musim kemarau, serta 65% cocopeat dan 35% rice husk di musim hujan.
Proses penanaman tunas Accacia Crassicarpa ini dilakukan dengan cara berikut : tunas-tunas dicelupkan ke dalam pupuk kemudian ditanam ke dalam tube. Posisi tunas harus tepat di tengah tube. Selama proses penanaman berlangsung, penyiraman juga tetap dilakukan dengan teknik misting watering setiap 3 menit sekali selama 15 detik.
Setelah ditanam, tunas-tunas ini kemudian dirawat dengan baik selama kurang lebih 9 minggu dan diletakkan di Aclimatitation Area. Setelah 28 hari, proses peletakkan tube diberi jarak (grading) satu sama lain agar tunas dapat tumbuh dengan baik.
Oh ya, tunas-tunas ini juga harus dipastikan tumbuh dengan posisi tegak lurus agar hasilnya bagus. Karena itulah segala cara dilakukan oleh tim nursery untuk memastikan tunas dapat tumbuh dengan baik dan sesuai standar yang telah ditentukan.
Tunas-tunas ini sudah mulai bisa ditanam di lahan terbuka minimal setelah memasuki usia 9 minggu dan maksimal usia 15 minggu. Jadi, tim nursery akan mulai melakukan sortir kepada tunas-tunas berusia 9-15 minggu dengan kualitas yang baik untuk diserahkan kepada tim plantation dan selanjutnya akan ditanam di lahan terbuka.

Aclimatitation Area
Proses penanaman pohon di iklim tropis seperti di Indonesia ini membutuhkan waktu selama kurang lebih 5 tahun sampai pohon tersebut tumbuh dengan baik dan mencapai tinggi yang sesuai standar. Kondisi ini sangat jauh sekali jika dibandingkan di negara lain yang proses penanaman pohonnya bisa mencapai 45 tahun. Makanya kalo di Indonesia kita menanam pohon untuk diri sendiri, sedangkan di luar negeri mereka menanam pohon untuk anak dan cucu mereka. 🙂
Mini tour ke RAPP ini menjadi pengalaman baru dan menambah pengetahuan baru bagi saya terkait RAPP dan juga proses pembibitan yang mereka kelola. Oh ya, mini tour RAPP ini terbuka untuk umum lho, terutama untuk mahasiswa IPB atau jurusan lain yang berkaitan dengan perkebunan atau kehutanan. Jika ada yang ingin mengetahui sejarah berdirinya RAPP dan RGE Group atau ingin melihat langsung proses pembibitan di kebun pembibitan RAPP, bisa langsung hubungi pihak RAPP-nya ya. 🙂
aku baru tau ada tim nursery segala. Yep, pengalaman baru yang bermanfaat banget ini.
LikeLike
Iya, tim ini khusus untuk ngurusin proses pembibitan ini mba. Ini kalo yang suka tanam menanam pasti seneng deh tour ke kebun pembibitan ini. 😀
LikeLiked by 1 person
Aku suka liatin aja. Tanganku panas kata orang. Nggak bisa nanam pohon, bisanya masak 😀
LikeLike
Kalo gitu masakannya mba Eka pasti enak-enak nih! 😆
LikeLike
Temanku kerjanya di perusahaan ini. Ternyata gini ya penampakan salah satu tempatnya
LikeLike
Areanya luas banget sih mba, ini aku mungkin cuma diajak keliling sepersekian dari kawasannya aja. 😀
LikeLike
Mungkin karena gampang tumbuh makanya di Indonesia pohon2 gampang ditebangin ya. Komennya oot
LikeLike
Iya mungkin gitu mba. Kalo di Indonesia pohon-pohon bisa gampang tumbuh harusnya program menanam pohon bisa lebih rutin lagi dilakuin ya mba, terutama sama pemerintah, biar adem nih negara kita.
LikeLike
Mantap kegiatannya. Bagus anak smu sudah diajarkan ngeblog sejak dini. Di zaman teknologi internet yang semakin murah harusnya kegiatan tulis menulis ini menimbulkan banyak bibit penulis unggul. Semoga.
Kita gembira perusahaan bikin pulp dari usaha penanaman pohon sendiri.
LikeLike
Iya, dan anak-anaknya udah jago-jago lho mas ngeblognya. Anak jaman sekarang memang lebih pintar & kreatif yaaa.. 🙂
LikeLike
Bacaan yg kurang cocok utk Morgue Vanguard hehe 😀
LikeLike
Hehehe 😀
LikeLike
sering ke pangkalan kerinci, tapi gak pernah lihat areal RAPP 🙂 terus ntar tanam dimana ya mbak bibit akasia itu setelah tumbuh besar
LikeLike
Mereka punya area plantation sendiri mba. So far ada di 5 kabupaten di Provinsi Riau, salah satunya di Kepulauan Meranti Kab. Pelalawan 🙂
LikeLike
Nulis reportase yang enak dibaca seperti ini, PR banget buatku 😦
LikeLike
Aku juga masih harus terus belajar nih makpuh, biar tulisannya lebih bagus lagi 😀
LikeLike
Aku lulus kuliah udah keterima di RAPP…tapi gajadi diambil…karena di hutan wkwkk
LikeLike
Wah kalo kamu kerja di RAPP kita bisa sering ketemuan nih inayah. Pekanbaru-Pangkalan Kerinci 1,5 jam sajaaa hehehe
LikeLike
2013 pernah call visit ke sini juga nih
LikeLike
Keliling perusahaannya juga gak mba?
LikeLike
iya, sampe ke bagian processionhnya, nginep di hotel itu juga hahahah.
LikeLike
Satu-satunya hotel di kawasan situ ya mba 😀
LikeLike
seru sekali liat ijooo gitu tanamannya
LikeLike
Iyaaa segar ya ngeliatnya 🙂
LikeLiked by 1 person
Pengalaman bagus ya kalau jalan2nya ke nursery begitu, dapat banyak ilmu. Pulangnya dikasih oleh2 bibit/pohon gak? *ngarep hehe 😀 .Kalau aku baru pernah ke nursery anggrek aja
LikeLike
Sayangnya gak dapat oleh-oleh bibit mbaaa 😀 Kalo nursery anggrek proses pembibitannya seperti ini juga mba?
LikeLike
Kawasan kek gini pernah diceritain ama temen yg tamat sma langsung lamar buat posisi gini..
Tadinya sih kirain doi ngarang..rupanya emg ada..
(Tapi di perusahaan sebelah sih. Hehehe)
Di hutan yang aku biasa pulang😂
LikeLike
Di perusahaan sebelah juga ada nursery gini ya mut?
LikeLike
Kak … ini punya yg kmrn di isukan bakar2 hutanitu yaaa atau bukan sech ???
LikeLike
Kalo perusahaan-perusahaan yang kemarin diexpose di media sih kebanyakan perusahaan2 sawit kecil gitu. Entahlah yang ini masuk juga atau ngga. 😁
LikeLike
Lokasinya luas banget ya kak, tampak hijau semua jadi segar dimata 🙂
LikeLike
Iya luas banget, berapa hektar gitu aku lupa hehe. Di nursery ini memang segar, lihat yang hijau-hijau. Padahal waktu itu matahari lagi bersinar terik banget lho. 😀
LikeLike
Pingback: Pengalaman Baru: Sharing Tentang Blogging | liandamarta.com
Pingback: Mengenal Pembibitan Akasia di RGE | cerdaskom
Pingback: Royal Golden Eagle Menanam Satu Juta Pohon Per Hari – Jurnal Indonesia | Berita terbaru Indonesia dan Dunia