Terkadang, seseorang butuh berkelana terlebih dahulu, sebelum ia memutuskan tempat mana yang paling layak untuk dijadikan ‘tempat tinggal abadinya’. Layak atau tidak, mungkin bisa diukur dari segi kenyamanan yang diberikan. Hingga ia tidak lagi terpikir akan tempat lain.
Proses berkelana tersebut mungkin tidak dijalankan sepenuh hati. Sebagian besar lebih karena rasa penasaran dan ingin mencoba sesuatu yang baru. Atau mungkin memang karena masih diselimuti rasa ragu dengan tempat yang lama.
Bagi pihak yang berkelana, jika memang hanya berniat singgah sebentar, ada baiknya untuk tidak meminta masuk terlalu dalam. Agar tidak susah jika suatu saat mau keluar.
Sedangkan, bagi kamu yang disinggahi, ada baiknya untuk tidak dengan gampangnya membiarkan masuk. Karena nanti akan sulit melepaskan jika suatu saat ia mau keluar.
Cerdaslah mengamati, mana yang terlihat akan memutuskan untuk tinggal lama, dan mana yang hanya mampir saja.
At the ends, kenyataanlah yang seharusnya menjadi patokan. Bukan harapan.