Selalu ada yang pertama dalam segala hal. Termasuk ketika saya pergi ke Kuala Lumpur dalam rangka birthday trip di akhir September 2017 lalu. Mulai dari solo trip ala-ala, sampai pengalaman pertama menginap di KLIA ini.
Jadi ceritanya, ketika memutuskan ke Kuala Lumpur, saya udah ada rencana mau ke Jakarta karena ada beberapa kegiatan di sana. Setelah saya pikir-pikir, daripada bolak balik ke Batam dulu baru terbang lagi ke Jakarta, kenapa saya gak langsung ke Jakarta dari Kuala Lumpur aja.
Akhirnya saya coba cari penerbangan langsung Kuala Lumpur-Jakarta. Beberapa jadwal penerbangan yang harganya masuk budget dan timingnya sesuai plan saya adalah di last flight atau early flight keesokan harinya.
Berhubung saya dari Soekarno Hatta masih harus melanjutkan perjalanan ke kost adik di Depok, jadilah rasanya opsi yang paling pas adalah penerbangan pagi. Dan karena jamnya nanggung, kayanya sayang kalo harus keluar uang untuk kamar hotel lagi. Jadi saya memutuskan menginap di bandara saja.
Keputusan yang rada nekat memang. Mengingat ini akan jadi pengalaman pertama saya, terlebih ketika itu saya masih berpikir akan pulang ke Jakarta sendirian.
Lalu, saya coba diskusi dengan Kak Mike, teman saya yang udah sering backpackeran ke sana ke mari. Menginap di bandara juga bukan hal yang baru pastinya untuk Kak Mike. FYI, Kak Mike ini pergi ke Kuala Lumpur juga bareng sama saya, tapi kami beda rute karena Kak Mike berangkat dan pulang lewat Pekanbaru.
Setelah ngobrol dengan Kak Mike dan googling pengalaman orang-orang yang pernah menginap di bandara, saya mendapatkan info bahwa bandara di Kuala Lumpur adalah salah satu yang paling nyaman dan aman untuk dijadikan tempat menginap. Terlebih karena bandara ini sering dipilih backpacker (terutama dari Indonesia) untuk melanjutkan perjalanan ke negara-negara lain.
Nah tapi, mostly Kak Mike dan orang-orang yang saya baca pengalamannya ini, menginapnya di KLIA2, sedangkan penerbangan saya saat itu adalah dari KLIA, which is beda. Tapi ya sudahlah saya niatin aja untuk memberanikan diri menginap di bandara ini, supaya punya pengalaman baru juga.
Menjelang keberangkatan, ternyata Kak Ike temennya Kak Mike yang juga ikut ke Kuala Lumpur bersama kami memutuskan pulang ke Jakarta dan dia memilih flight yang sama dengan saya. Alhamdulillah saya gak sendirian ntar nginep di bandaranya. π
***
Oke, singkat cerita, ternyata menginap di bandara, terutama di KLIA, menjadi pengalaman baru yang menyenangkan bagi saya. Dan alhamdulillah gak ada yang aneh-aneh sih di bandara. Yang penting kita harus selalu berhati-hati aja, terutama dengan barang bawaan.
Memang jika dibandingkan dengan KLIA2, KLIA lebih sepi. Wajar saja, karena low cost airlines lebih banyak di KLIA2, dan biasanya yang memilih menginap di bandara adalah backpacker-backpacker yang menunggu flight lanjutan. Karena itu pemandangan backpacker yang tidur di beberapa sudut KLIA2 bukanlah hal yang aneh.
Menghabiskan malam di KLIA2 juga gak akan bosan sih, apalagi kalo hobi belanja. Karena ada banyak toko yang masih buka sampai jam 11 atau 12 malam. Jadi bisa puas deh belanja-belanja di bandara ini.
Kalo mau cari yang diskonan, bisa juga ke Mitsui Factory Outlet dengan menggunakan shuttle bus yang tersedia di KLIA2. Di sana ada beberapa brand seperti Timberland, Adidas Nike, Converse, Bonia, dll yang konon harga barangnya bisa jauh lebih murah dibandingkan outlet yang ada di mall. Nanti deh saya ceritakan tentang Mitsui ini di blogpost terpisah ya.
Saya dan Kak Ike menghabiskan waktu kami dengan mengeksplor toko-toko yang ada di KLIA2, lalu pergi ke Mitsui Factory Outlet, dan kemudian take away Subway untuk makan malam sebelum si Subway ini tutup. Sekitar jam 12an malam, baru deh kami pindah ke KLIA dengan menggunakan shuttle bus yang tersedia.
Dari hasil googling, ada beberapa shuttle bus yang bisa dipilih jika mau berpindah dari KLIA2 ke KLIA. Salah satunya adalah shuttle bus dengan rute KLIA-KLIA2-Mitsui Outlet. Tapi shuttle bus ini hanya ada sampai jam 11 malam waktu setempat. Selain itu ada skytrain juga sih, tapi bayar. Prinsip saya sih, selama masih ada yang gratisan, kenapa harus bayar. Ya gak sih? π
Akhirnya saya dan Kak Ike memutuskan naik LTCP Shuttle. Untuk naik shuttle ini (dan juga bus lainnya), kami harus turun ke terminal keberangkatan KLIA2 di level 2, lalu tunggu bus di masing-masing area. LTCP Shuttle ada di A10.
FYI, LTCP Shuttle ini beroperasi 24 jam dan jalan setiap 10 menit sekali dari KLIA ataupun KLIA2. Jadi kalo memutuskan menginap di KLIA2 meski penerbangan dari KLIA sih menurut saya bisa-bisa aja. Asalkan benar-benar diatur waktunya agar tidak ketinggalan pesawat. π
Di KLIA sendiri ternyata lumayan rame meskipun saat itu sudah dini hari. Area check in penuh dengan penumpang yang sedang bersiap menunggu counter check in dibuka untuk penerbangan dini hari.
Saya dan Kak Ike pun memutuskan menunggu di terminal kedatangan yang lebih sepi.Β Di sana saya melihat beberapa penumpang sedang tertidur di kursi-kursi yang tersedia.
Saat itu saya mulai ngantuk, tapi masih belum merasa nyaman untuk tidur. Akhirnya sambil menunggu counter check in dibuka, kami pun menghabiskan waktu dengan ngobrol dan makan.
Flight kami saat itu jam 6 pagi waktu Malaysia dan counter check in baru dibuka sekitar jam setengah 4 pagi. Padahal saya berharap bisa check in lebih awal trus tidur deh di ruang tunggu hehehe.
Kami masuk ruang tunggu sekitar jam 4 pagi. Saya masih sempat tidur sekitar 30 menitan sambil nunggu boarding. Trus sisanya lanjut tidur di pesawat. π
Overall, ini pengalaman baru yang menyenangkan. Meski setelahnya badan langsung tepar masuk angin, apalagi suhu ruangan di ruang tunggu super dingin dan saya gak bawa jaket. π
Dulu jaman kuliah di Bandung, kalo pulang pake flight pagi dari Jakarta, saya masih bisa tidur di bus dalam perjalanan menuju Soetta. Nah ini sekali-kalinya tuh tidur di kursi ruang tunggu, sampai dibangunin sama ibu-ibu karena udah panggilan boarding. π
Kalian ada yang udah pernah nginap di bandara, gaes? Share dong ceritanya! π
pernah…di Kuala Lumpur, di KLIA2 sama di Bangkok, di Dong Muang XD
LikeLiked by 1 person
Wah di Bangkok gimana pengalamannya teh? Soalnya Don Mueang tampak gak begitu nyaman bandaranya π
LikeLiked by 1 person
begitulah Lia…tidurnya di depan mushala π
LikeLiked by 1 person
Sama gue juga pernah saya lu mbak. Hihihi. Kalo di KLIA 2 gue numpang tidur di Burger King, sedangkan di Don Muang ngga begitu nyaman tempatnya. Bagusan yang domestik daripada yang internasional
LikeLike
Harga BK Mahal Gak Di Bandara, flight Malam Dari mks tujuannya Sgp pagi jam ..atau boleh bawa Bekal Dari Makassar π€
LikeLike
Blm pernah. Tp pengen jg klo di bandara yg bagus & insyalloh aman, macam KLIA atau Changin:)
LikeLiked by 1 person
Kalo Changi kayaknya aku gak akan nolak deh mba untuk nginep, banyak spot untuk tidur soalnya hehehe
LikeLiked by 1 person
Dulu sempet beberapa kali nginep di bandara jaman masih di Sby haha. Skr gak lagi deh. Gak kuat badannya
LikeLike
Mba aku setelah pengalaman di KLIA kemarin baru berasa rontoknya badan, trus kayanya gak sanggup lagi deh hahaha
LikeLike
πππ
LikeLike
Pernah .. di KLIA2 (tidur di karpet empuknya itu), di Changi (ini sih masih dapet kursi tidur di ruang tunggu), sama di Haneda (tidur di kursi sambil kaki selonjor ke koper) .. Seru sih, hehee
LikeLike
Wah aku di KLIA2 malah belum pernah. Thanks for sharing ya! π
LikeLike
2 kali nginep di Changi, di kursinya, dinginnya itu lho yg nggak tahan. Badan jd rontok rasanya, tp ga kapok sih hehe
Makasih share pengalamannya, kalo jd Insya Allah abis lebaran mau ke KL dan nginep di KLIA
LikeLike
Sama-sama. Semoga bermanfaat ya. π
LikeLike
mbak,,mau tanya lantainya itu ga dikasih karpet tebel kek di changi ya? aku ada rencana bermalam di KLIA soalnya juni nanti
LikeLike
Yang di KLIA1 ini ngga mba. π
LikeLike
Mbak mau nanya, akhir juli nanti saya flight sampe klia jam 7 malam (bukan untuk transit), dan berniat mau mampir ke mitsui. Dan setelah itu balik ke bandara untuk numpang bermalam karena harus tunggu teman yang flight keesokan harinya? Itu bisa ngga sih mbak nginep di klia? Trauma diusir kayak di changi soalnya πππ
LikeLike
Hai, Mas. Pengalaman saya sih bisa nginap di KLIA. Tapi ya gak senyaman Changi hehe. Dan hanya bisa di luar kedatangan/keberangkatan aja (karena posisinya Mas udah keluar imigrasi kan ya). π
LikeLike
Kalau nginap di bandara gitu, sewaktu isi form imigrasi βdimana tinggal atau menginap di malaysiaβ tulis apa ya sebaiknya? Tq
LikeLike
Pingback: Pengalaman Menginap di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta | liandamarta.com
assalamualaikum mbaa… mba aq mau nanya2 soal travelling ke malaysia soalnya insyaallah januari ini aq mau k sana …
LikeLike
Waalaikumsalam. Boleh, Mba. Kalo mau bisa tanya2 via email atau DM IG @liamarta ya, Mba π
LikeLiked by 1 person
rencana mau nginep juga di KLIA semoga aman π
LikeLike
Thx a lot kak. Nice sharing. Sedikit banyak nya bisa jadi gambaran nnti pas disana. Kebetulan hari ini saya flight ke malaysia. Rada deg.deg an juga sih. Googling sana googling sini, akhirnya dapat wawasan juga dri bbrapa blog. Salah satunya dari blog ini. Thx kak π
LikeLike
Baru mau Coba 17 Mei 2023 tinggu flight jam 6 pagi ke Sgp… Gak sabar merasakan
LikeLike