Pengalaman Menginap di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta

Selalu ada hikmah di balik setiap kejadian. Termasuk ketika saya ketinggalan pesawat dan berujung dengan pengalaman menginap di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta ini.

Cerita ini terjadi sekitar 2 bulan lalu. Ketika itu, saya mau berangkat ke Pekanbaru karena ada undangan dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di sana. Pihak pengundang mengharapkan saya udah sampai di Pekanbaru hari Jum’at malam. Jadilah saya menyetujui ketika akan diambilkan tiket CGK-PKU pukul 18.45 WIB.

Saya udah berusaha banget atur waktu. Sengaja datang lebih pagi ke kantor agar bisa pulang lebih cepat. Saya juga udah mengatur rencana akan ke bandara langsung dari kantor naik taksi, karena itu saya datang ke kantor sambil gotong-gotong koper.

Tapi dasar saya anaknya gampang terpengaruh dengan omongan orang ya, teman-teman di kantor pada heboh nyaranin ini itu biar saya bisa sampai di bandara tepat waktu. Salah satu saran mereka adalah dengan naik kereta bandara. Seperti yang udah bisa ditebak, saya pun goyah dan mengikuti saran mereka.

oh no oops GIF by Marika Hackman

Iya sih, kereta bandara bisa jadi salah satu pilihan kalo mau menghindari kemacetan tol menuju bandara. Estimasi waktu perjalanannya lebih pasti, sekitar 40-55 menit.

Tapi… saya melupakan fakta bahwa hari itu adalah hari terakhir bekerja sebelum long weekend (ada hari kejepit di hari Seninnya, btw). Saya melupakan fakta bahwa perjalanan dari kantor menuju Stasiun Sudirman Baru mungkin akan tersendat. Dan saya juga melupakan fakta bahwa antrian di ticketing machine mungkin akan ramai, mengingat banyak yang mau pulang ke kota masing-masing karena akan libur (lumayan) panjang.

Karena sempat hujan, saya pun memutuskan pergi ke stasiun naik taksi online. Lalu ternyata Kemang super macet. Mau keluar Kemang aja udah habis waktu sejam. Karena udah yakin gak akan keburu kalo membiarkan diri terjebak lebih lama di kemacetan tersebut, di dalam taksi saya pun memesan ojek online dan kemudian melanjutkan perjalanan dengan ojek sampai ke Stasiun Sudirman Baru.

Saya sampai di stasiun tepat 15 menit sebelum jadwal kereta yang saya incar akan berangkat. Tapi karena beli tiketnya antri, jadilah ketika sampai di depan ticketing machine, waktu untuk membeli tiket di jadwal tersebut sudah habis. Yang artinya, saya harus membeli tiket di jadwal berikutnya dan udah pasti gak akan bisa mengejar penerbangan saya. Kecuali kalo ada keajaiban pesawatnya delay.

Singkat cerita, saya tetap beli tiket keretanya dan sepanjang jalan berusaha pasrah sambil tetap berdoa semoga ada keajaiban saya bisa terbang malam itu.

Meski ya endingnya udah bisa ditebak sih, saya batal berangkat karena begitu sampai di Terminal 3, gate baru saja ditutup dan pesawat udah siap lepas landas. Langsung lah itu di dalam pikiran segala “what if..” berkumandang.

“What if saya abaikan semua saran dari teman-teman dan kembali menjalani rencana awal saya untuk naik taksi langsung menuju bandara?”

“What if saya ke Stasiun Sudirman naik ojek aja, bukan naik taksi?”

“What if saya beli tiket keretanya online, jadi gak perlu ngantri lagi?”

Dan “what if… what if…” lainnya. Padahal mah intinya satu: belum rezeki saya berangkat ke Pekanbaru malam itu. Mau gak mau, suka gak suka, ya harus terima.

donna paulsen sigh GIF by Suits

Akhirnya begitu sampai di Terminal 3 saya langsung urus tiket. Alhamdulillah meski udah check in, tiketnya masih bisa direschedule ke penerbangan berikutnya dengan penambahan biaya yang sama dengan beli tiket baru hahaha. Lagi-lagi, pake ilmu acceptance. Ya terima aja semua konsekuensinya. 🙂

Karena penerbangan berikutnya jam 6 pagi, saya jadi males balik ke kost. Apalagi mikirin kalo harus balik ke bandara tengah malam. Daripada ketinggalan pesawat lagi, akhirnya saya memutuskan untuk menginap di bandara aja. Udah punya pengalaman waktu menginap di bandara KLIA Kuala Lumpur kan. Harusnya di negara sendiri mah bisa lah. *sok yakin*

Anyway, drama ketinggalan pesawat ini ternyata membawa saya ke pertemuan yang tidak disengaja dengan Kak Mike, sesama relawan Akber Pekanbaru yang juga teman baik saya di banyak komunitas. Kebetulan Kak Mike malam itu mau travelling ke Eropa dan lagi nunggu penerbangan jam 12 malam dari Terminal 2. Jadilah setelah urusan reschedule tiket beres, saya meluncur ke Terminal 2 untuk bertemu beliau.

Kita ngobrolin banyak hal sampai gak sadar udah hampir jam 11 malam. Kak Mike harus segera masuk ke ruang tunggu, dan saya pun bersiap untuk kembali ke Terminal 3. Alhamdulillah sekarang bandara Soekarno Hatta udah punya sky train. Mobilisasi antar terminal pun jadi lebih gampang. FYI, sky train di Soetta beroperasi mulai dari jam 5 subuh sampai jam 1 dini hari.

Salah satu yang saya syukuri juga, karena penerbangan saya ini dari Terminal 3 yang mana memang nyaman banget ya sis terminalnya. Ada banyak tempat untuk beristirahat, terlebih jika sudah check in dan masuk ke ruang tunggu.

Malam itu saya memutuskan tidur di musholla wanita di dekat counter check in. Saya sebenarnya udah online check in sih, tapi gak nanya apakah udah bisa langsung masuk atau belum. Pengalaman di KLIA, saya baru bisa masuk ke ruang tunggu sekitar 2 jam sebelum jadwal penerbangan. Gak tau deh kalo di Terminal 3 Soekarno Hatta gimana.

DSC08105

Meski sudah tengah malam, di Terminal 3 masih rame dengan penumpang yang sedang menunggu penerbangan berikutnya. Di musholla wanita tersebut ada lumayan banyak yang tidur, sekitar 5-6 orang termasuk saya.

Alhamdulillah banget saya bisa benar-benar tidur nyenyak di sana. Dari pengalaman ketika bermalam di KLIA, saya baru bisa tidur selama 30 menitan ketika udah masuk ke ruang tunggu. Karena gak ada tempat yang nyaman untuk beristirahat. Kurang tau juga sih di KLIA boleh tiduran di mushollanya ngga ya?

Walaupun beristirahatnya di musholla, keamanan barang-barang tetap harus dijaga. Saya tiduran pake mukena dan semua barang berharga saya simpan di dalam ransel yang saya peluk selama tidur. Alhamdulillah sih aman-aman aja ya. 🙂

Saya terbangun sekitar jam 4 pagi ketika musholla mulai ramai dengan ibu-ibu yang mau sholat subuh. Saya pun memutuskan keluar dan ngeprint boarding pass. Lalu kemudian kembali ke musholla untuk sholat subuh.

Yang jadi kegalauan saya ketika itu adalah saya akan mengisi acara pukul 9 pagi. Estimasi sampai di Pekanbaru sekitar jam 8 kurang. Lalu gimana saya mandinya? Gak mungkin dong datang ke acara gak pake mandi?

Pihak pengundang sebenarnya menyediakan kamar hotel. Saya udah sempat info ke panitia kalo mungkin dari bandara saya akan mampir bentar ke hotel tersebut untuk bersih-bersih badan. Tapi setelah dipikir-pikir, gak enak juga ya ditungguin panitia gitu.

Akhirnya saya pun coba browsing shower room di Terminal 3 Soekarno Hatta. Dan ternyata ADA! Iya, di Terminal 3 bandara Soekarno Hatta ada shower room-nyaaa. Gratis digunakan oleh siapa saja. Yang pasti harus punya boarding pass, karena shower room ini berada di area ruang tunggu penumpang. Yeay!

DSC08109

Ini ancer-ancer kalo mau menuju ke shower room di Terminal 3 Soekarno Hatta. Setelah masuk ke ruang tunggu, turun dengan eskalator dan perhatikan petunjuk arah yang berada tepat di depan eskalator.

Lalu berjalanlah menuju gate 11. Shower room berada sekitar 500 meter dari eskalator tersebut. Letaknya di sebelah kiri, berseberangan dengan counter Watch Zone yang berada di sebelah kanan.

Dari info yang saya baca, biasanya ada petugas yang berjaga di depan area shower room. Tapi saat saya ke sana (sekitar jam 5 pagi), tidak ada petugas sama sekali. Saya langsung masuk ke dalam dan menuju bilik mandi perempuan yang berada di sisi kiri.

Yes, begitu masuk ke area shower room, kita akan menemukan semacam persimpangan. Sisi kiri kalo mau ke arah bilik mandi perempuan, dan sisi kanan kalo mau ke bilik mandi laki-laki.

Bilik mandinya berupa ruangan tertutup rapat dan berjejer. Bilik mandi perempuan ada sekitar 5 bilik. Rada tricky untuk tau bilik mana yang kosong. Saya kebetulan langsung buka pintu pertama di bilik mandi perempuan dan ternyata kosong. Ya udah langsung masuk aja dan kunci pintu dari dalam.

Kamar mandinya lumayan lengkap. Selain ada shower, closet duduk dan wastafel, juga ada hair dryer dan berbagai colokan. Yang perlu diperhatikan, di shower room ini tidak ada handuk, sabun, shampoo, dan perlengkapan mandi lainnya. Jadi silakan disiapkan dari rumah ya. 🙂

***

Semoga tulisan ini bermanfaat. Overall pengalaman saya menginap di Terminal 3 bandara Soekarno Hatta ini cukup menyenangkan. Karena memang nyaman dan fasilitasnya serba lengkap. Kalo di terminal lain, maaf saya kurang tau karena belum pernah coba hehehe.

Kalian ada yang punya pengalaman menginap di Soekarno Hatta juga, gengs? Silakan share ceritanya di kolom comment ya! 🙂

41 thoughts on “Pengalaman Menginap di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta

  1. sarahjalan_

    Apa hanya terminal 3 kak tersedia shower room ? dan apa boleh jika keberangkatan kita diterminal 1 namun kita numpang bermalam di terminal3, ada pemeriksaan gak ya ?

    Like

    Reply
    1. liandamarta.com Post author

      Sepertinya iya, Kak. Aku kurang tau juga di terminal lain ada atau ngga. Kalo keberangkatan dari terminal 1 dan mau bermalam di terminal 3 sepertinya bisa-bisa aja ya. Karena di area check in nya gak ada pemeriksaan tiket kok.

      Tapi harus dipikirkan gimana ke terminal 1 nya terutama kalo penerbangan paling pagi, karena setau aku sky train baru mulai beroperasi jam setengah 5 pagi, Kak.

      Liked by 1 person

      Reply
  2. cK

    Terminal 3 ini fasilitasnya cukup lengkap menurutku dibanding terminal lainnya. Tentu saja karena lebih baru sehingga lebih terupdate fasilitasnya. Yang aku suka di terminal 3 adalah banyak tempat makan dan istirahat. XD

    Liked by 1 person

    Reply
    1. liandamarta.com Post author

      Baru bisa jalan dari kantor jam 4 sore. Ya emang mepet sih, makanya salah langkah dikit udah pasti ketinggalan pesawat. :)))

      Sepanjang jalan di taksi online menuju stasiun, drivernya bilang “ini kalo langsung ke airport keburu kok, Kak.” Tapi ya gimana, mau cancel ke stasiunnya belum tentu dapat driver itu lagi untuk ke bandara kan. 😀

      Like

      Reply
  3. asambackpacker01

    saya beberapa kali menginap di mushola 2F baik zaman dipakai Garuda maupun Air Asia/Sriwijaya sekarang. Mushola nya bagus, ada marbot sekaligus penitipan tas/bawaan. Baru tahu ada shower di bandara Soekarno Hatta. Terimakasih informasinya.

    Liked by 1 person

    Reply
  4. Yanidya Tanjiihah Ardiansyah

    Rencana harus nginap di Terminal 3, krn pesawat landing jam 23.20 wib dr KL, mau lanjut ke Semarang pesawat paling pagi,…gmn caranya dr Terminal 3 ke Terminal 1 atau 2 ya?

    Like

    Reply
    1. liandamarta.com Post author

      Bisa coba naik shuttle, Mba. Tapi saya kurang tau shuttle di soetta 24 jam atau ngga. Kalo skytrain paling pagi baru jalan jam 5. Ada baiknya setelah landing langsung ke terminal tujuan aja, biar lebih aman.

      Like

      Reply
  5. Iqbal

    Terima kasih kisahnya mba, menarik sekali. saya dulu pernah bermalam karena pesawatnya jam 1 atau jam 2 malam, waktu itu saya di terminal 2. tahun 2011, suasananya syahdu dan saya duduk di bangku2 ruang tunggu yang kosong. Kalo lihat foto2 ini lebih ramai dan asyik karena banyak temannya.

    Like

    Reply
    1. liandamarta.com Post author

      Wah di tahun-tahun segitu mungkin penerbangan dini hari masih jarang diminati kali ya jadi suasananya lebih sepi. Terakhir saya nginep di soetta udah rame karena banyak rombongan umroh juga. Btw terima kasih sudah mampir dan meninggalkan comment! 😊

      Like

      Reply

Share your thoughts!