Memasuki ‘Dunia Halusinasi’ Yayoi Kusama di National Gallery Singapura

Sejak pertama kali tau ada exhibition-nya Yayoi Kusama di Singapore, saya udah penasaran banget ingin datang. Tapi batal mulu karena gak ada temen ke sananya. Beberapa kali ke Singapore juga untuk urusan lapak sebelah.

Sampai akhirnya… kesampaian juga lihat langsung exhibition Yayoi Kusama hari Minggu (3/9) lalu yang mana itu adalah hari terakhir penyelenggaraan exhibition ini. Yeay!

Jadi ceritanya, libur Idul Adha kemarin, adik saya pulang ke Batam. Mumpung lagi di Batam, jadi sekalian lah kami nyebrang ke Singapore. Adik saya mau cari inspirasi untuk tugas kuliahnya. Ya udah melipirlah kami ke exhibition Yayoi Kusama: Life is The Heart of a Rainbow di National Gallery Singapore.

To be honest, saya gak begitu ngikutin tentang si Yayoi Kusama ini. Saya hanya tau bahwa beliau salah seorang seniman dari Jepang yang identik dengan bentuk polkadot di hampir semua karya-karyanya.

Sebelum datang ke exhibition ini, saya sempat googling sekilas tentang Yayoi Kusama. Ada satu fakta menarik yang saya temui. Yaitu tentang kehidupan seorang Yayoi Kusama yang sejak berusia 10 tahun telah mengalami halusinasi dan depresi.

Halusinasi yang dialami Yayoi muncul dalam bentuk titik-titik di hampir semua benda yang dilihatnya. Sebagai bentuk terapi pada dirinya, Yayoi Kusama pun menuangkan semua yang muncul dalam dunia halusinasinya ke dalam bentuk karya seni.

Membaca cerita masa kecil Yayoi Kusama yang penuh dengan pengalaman traumatik menambah pengalaman tersendiri ke diri saya ketika bisa melihat langsung karya seni beliau di National Gallery Singapore. Saya seolah ‘diajak’ masuk untuk menyelami dunia halusinasi dan alam imajinasi seorang Yayoi Kusama.

***

Saya dan adik saya sampai di National Gallery Singapore pukul 10 pagi waktu Singapura. Sebelumnya kami sempat nyasar karena saya sotoy ngasih tau kalo exhibition ini diadain di National Museum Singapore. Padahal mah di National Gallery! :)))

Saat itu antrian di ticketing sudah panjaaaang sekali. Begitu kami sampai, salah satu staf galeri menghampiri dan memberikan informasi bahwa estimasi waktu yang dibutuhkan dari mengantri tiket sampai masuk ke dalam exhibition itu adalah…. 3 JAM. Waduh!

Tapi berhubung udah penasaran banget mau lihat karya-karyanya Yayoi Kusama, jadi ya sudah kami nikmati saja antrian ini. :)))

Harga tiket masuk special exhibition Yayoi Kusama: Life is The Heart of a Rainbow ini adalah 25 SGD untuk non-Singaporeans dan non-PR (permanent resident). Untuk student atau teacher/lecture, bisa dapat harga khusus sebesar 20 SGD, dengan menunjukkan student card.

Jika dibandingkan dengan keseluruhan exhibition yang bisa kami kunjungi, harga segitu sih worth it banget ya. Tapi sayangnya karena hari itu pengunjungnya super duper rame, jadi kami gak bisa benar-benar menikmati setiap instalasi yang ada di sana. Beberapa instalasi bahkan dibatasin banget waktunya huhuhu.

***

Instalasi dan karya seni Yayoi Kusama di exhibition ini dibagi ke dalam 4 ruangan besar. Ruang pertama (gallery A) yang kami masuki berisi beberapa karya Yayoi Kusama yang cukup terkenal. Infinity Nets.

Karya ini dibuat Yayoi Kusama mulai dari tahun 1950an. Berawal dari karya-karya monokrom sampai akhirnya ia mulai berkreasi dengan teknik dan warna lain. Tapi tetap membentuk sebuah ‘infinity nets.

DSC05868

Di ruangan ini juga terdapat sebuah instalasi Yayoi Kusama berjudul “The Spirits of The Pumpkins Descended Into The Heavens” yang dibuat tahun 2017. Motif labu berwarna kuning dengan polkadot hitam ini juga menjadi salah satu ciri khas seorang Yayoi Kusama. Konon kabarnya, Yayoi sejak kecil sudah sering menggambar labu dan motif labu menjadi salah satu motif yang  paling ia sukai.

Instalasi ini bentuknya seperti ruangan kecil yang keseluruhan areanya dicat warna kuning dengan motif polkadot berwarna hitam. Saat kemarin saya datang ke sana, kami harus mengantri sekitar 5-10 menit untuk masuk ke dalam instalasi tersebut.

Di tengah ruangan tersebut ada sebuah kotak yang bagian luarnya terbuat dari cermin sehingga memantulkan warna kuning  dan motif polkadot. Di salah satu sudut ruangan, pengunjung bisa mengintip ke dalam kotak tersebut. Dan ternyata instalasinya kece sekali saudara-saudara!

Sebuah instalasi dengan menggunakan teknik pencerminan, sehingga menciptakan kesan tak terbatas. Infinity rooms, another Yayoi Kusama’s signature. ❤

DSC05898

Sayangnya karena ngantri, jadi pengunjung benar-benar dibatasin saat melihat ke dalam kotak ini. Masing-masing pengunjung cuma dikasih waktu sekitar 10 detik untuk melongok ke dalam dan mengambil foto. Makanya hasil jepretan saya kurang memuaskan huhuhu. 😦

Aslinya kalo dilihat ke bawah, yang kuning polkadot hitam di bawah itu si pumpkin-nya. Lalu ada cermin di berbagai sudut sehingga memunculkan efek infinity rooms seperti ini. Sungguh ini keren sekaliiii~

Setelah puas mengeksplor Gallery A, yang tidak hanya berisi lukisan infinity nets dan pumpkin ala Yayoi saja, tetapi juga ada patung Venus dan beberapa instalasi lainnya (signaturenya sama: infinity nets dengan motif polkadot), kami pun beranjak ke ruangan berikutnya yaitu Gallery B. Dan lagi-lagi kami harus mengantri untuk bisa masuk ke dalam.

Di Gallery B ini, instalasi pertama yang dilihat berjudul Invisible Life. Instalasi ini berupa cermin berbentuk lingkaran besar yang disusun sedemikian rupa sehingga memunculkan efek pantulan antar satu sama lain.

DSC05917

Keluar dari instalasi ini, kita bisa melihat berbagai karya Yayoi Kusama lainnya. Termasuk ada beberapa karya Yayoi Kusama yang ‘menonjolkan’ alat kelamin pria. Dari beberapa artikel yang saya baca, konon Yayoi Kusama memiliki trauma psikologis masa kecil terhadap seks dan tubuh pria, karena Yayoi kecil seringkali diminta untuk ‘memata-matai’ perilaku seksual yang dilakukan oleh ayahnya.

Salah satu instalasi yang terkenal di Gallery B ini adalah Infinity Mirrored Room – Gleaming Lights of The Soul. Instalasi ini pertama kali dibuat sekitar tahun 1965 sampai tahun 2008. Merupakan transformasi dari ciri khas Yayoi yang memunculkan pengulangan jaring dan titik di setiap karyanya.

Instalasi ini ditampilkan dalam bentuk sebuah ruangan kecil yang hanya dapat menampung sekitar 5 orang. Seluruh sisi ruangan dilapisi oleh cermin. Di dalamnya kita bisa melihat titik-titik berwarna warni dengan kesan luas tak terbatas, seolah kita sedang berada di luar angkasa.

DSC05940

Sayangnya, pengunjung lagi-lagi dibatasin untuk masuk ke instalasi ini. Ngantri sekitar 5 menitan, masuk ke dalam dibatasi hanya 12 detik saja. Literally 12 detik, saya lihat sendiri mba-mbanya ngitung pake stopwatch saat pengunjung di depan saya masuk ke dalam. :)))

Di Gallery B ini juga kita bisa melihat sebuah instalasi video yang menampilkan Yayoi Kusama menyanyikan sebuah lagu yang ia ciptakan. Lagi-lagi instalasi video tersebut ditampilkan dengan menggunakan efek pencerminan. Yang menarik dari instalasi ini adalah lirik lagu Song of a Manhattan Suicide yang menceritakan tentang pengalaman Yayoi Kusama ketika dealing with her depression.

Berikutnya kami melanjutkan perjalanan ke Gallery C. Seperti dua gallery sebelumnya, di gallery C ini juga ada sebuah instalasi yang menggunakan teknik pencerminan. Pengunjung dapat melihat ke dalam instalasi ini dari 3 sisi.

DSC05947

Instalasi berikutnya adalah instalasi ruang yang berjudul With All My Love For The Tulips, I Pray Forever (2013-2017). Sebuah ruangan dengan beberapa objek bunga tulip yang tersebar di beberapa sudut. Ruangan ini dicat putih dengan polkadot berwarna-warni memenuhi keseluruhan ruangan.

Konon kabarnya, instalasi ini dibuat sebagai bentuk refleksi atas apa yang Yayoi Kusama rasakan di masa mudanya.

DSC05954

 

Keluar dari instalasi bunga tulip ini, kita akan langsung masuk ke dalam sebuah ruangan besar yang berisi lukisan-lukisan Yayoi Kusama di atas kanvas berukuran besar. Dari guide book yang saya baca, “Yayoi Kusama: Life is the Heart of a Rainbow” yang menjadi nama exhibition ini, terinspirasi dari lukisan Yayoi Kusama di My Eternal Soul series.

Lukisan-lukisan tersebut dibuat dalam kanvas berukuran besar. Proses pembuatannya dimulai sejak tahun 2009 dan masih terus berlangsung sampai saat ini. Total lukisan yang sudah ia hasilkan lebih dari 500 lukisan. Dan 24 di antaranya bisa dilihat di Gallery C exhibition ini. 🙂

DSC05963

Gallery terakhir dari keseluruhan rangkaian exhibition Yayoi Kusama di National Gallery Singapore adalah Gallery H. Di dalamnya terdapat sebuah karya Yayoi Kusama berjudul “Narcissus Garden“. Bentuknya berupa bola-bola stainless steel yang disebar acak di atas lantai. Kabarnya ada sekitar 1500 bola yang dipamerkan di National Gallery Singapore. Karena itu, disediakan sebuah ruangan khusus berukuran besar untuk memamerkan karya ini.

Dari beberapa referensi yang saya baca, karya tersebut dinamakan narcissus garden karena ‘taman’ dengan bola-bola stainless tersebut dapat membuat penikmatnya melihat refleksi diri.

DSC05965

Selain keseluruhan karya yang ditampilkan dalam exhibition Yayoi Kusama: Life is The Heart of a Rainbow di atas, Yayoi Kusama juga ikut meramaikan Gallery Children’s Biennale yang diadakan oleh National Gallery Singapore sejak tanggal 20 Mei sampai 8 Oktober 2017 mendatang ini.

Karya Yayoi Kusama dalam Gallery Children’s Biennale ini berjudul The Obliteration Room. Bentuknya sebuah ruangan dengan furniture yang didesain khusus anak-anak. Keseluruhan ruangan beserta furniturenya berwarna putih polos.

Di dalam ruangan ini, anak-anak bisa menempelkan sticker polkadot warna warni yang terdapat dalam activity set seharga 5 SGD. Ruangan yang tadinya putih polos itu pun jadi berwarna warni dengan sticker polkadot yang ditempel di sana sini. ❤

DSC06016

Saya gak masuk ke dalam ruangan ini karena udah gak sanggup mau ngantri lagi. Jadi foto dari luar aja. :)))

***

Overall, rasa penasaran saya melihat karya Yayoi Kusama di exhibition ini terpuaskan sudah. Meski yah gak 100% puas karena terlalu rame sehingga tidak bisa benar-benar menikmati karyanya. But it’s okay. 🙂

Melihat karya seni seperti ini menarik banget ya. Tapi yang paling menarik hati dan bikin penasaran adalah mencari tau mengapa seseorang membuat karya seni seperti itu. Dan untuk karya seni Yayoi Kusama ini, pelan-pelan saya mulai mendapatkan jawabannya.

Membaca cerita tentang pengalaman traumatik yang ia rasakan sejak kecil sampai cerita tentang bagaimana ia berhalusinasi melihat titik-titik di setiap benda yang ia temui, lalu kemudian saya melihat exhibition ini, membuat saya seolah masuk ke dalam imajinasi dan halusinasi seorang Yayoi Kusama. Menarik! ❤

Kalian ada yang pernah datang ke exhibition-nya Yayoi Kusama? Kalo ada, share ceritanya dong! 🙂

8 thoughts on “Memasuki ‘Dunia Halusinasi’ Yayoi Kusama di National Gallery Singapura

  1. Dita

    ahhhh aku sedih gak sempet ke sini huhuhu tapi cukup terobati abis liat postingan kamu 🙂
    trus sekarang udah pengen ke Singapore lagi buat nonton konser BSB hahaha

    Like

    Reply

Share your thoughts!