Family Trip ke Pulau Mubut Darat

Yang rajin baca blog saya, pasti udah tau deh kalo momen libur lebaran selalu dimanfaatkan oleh saya dan keluarga untuk pergi berlibur bersama. Kalo lebaran di Pekanbaru, udah jelas liburannya pasti ke Sumatera Barat. Tahun lalu, karena lebaran di Batam, liburannya ke Bintan. Nah kali ini liburan ke mana lagi nih?

Berhubung tahun ini lebaran di Batam lagi, karena keluarga saya memang sudah pindah for good ke Batam, jadi ya kami mencari opsi destinasi wisata di sekitaran Batam. Sempat bingung sih mau jalan-jalan ke mana.

Mau ke Bintan, males ngantri roro. Dan lagi penginapan yang murmer udah pada full.

Mau nyebrang ke Singapore, yang paspornya masih hidup cuma saya doang. Ayah, Mama, Tante dan adik-adik saya paspornya udah mati semua dan belum diperpanjang. Uncu saya yang datang dari Duri malah gak bawa paspor sama sekali.

Mau main di pantai tapi pantai di Batam kurang menarik.

Mau nginep di resort, tapi udah banyak yang full dan rate beberapa resort agak kurang wajar ya di libur lebaran.

Sempat kepikiran mau snorkeling ke Pulau Abang atau Pulau Petong, tapi mikirin bawa rombongan sirkus alias krucil-krucil kok ya ribet banget.

Lalu akhirnya saya keinget sama postingan salah seorang teman yang liburan ke Pulau Mubut Darat. Lihat fotonya kok kece. Trus kayanya gak susah juga ke sananya.

Ya udahlah akhirnya ketok palu, liburan kali ini fix ke Pulau Mubut Darat!

***

 

Untuk sampai di Pulau Mubut Darat ini, kita harus menyebrang dulu dari pelabuhan Sembulang. Dari pusat kota Batam menuju ke pelabuhan ini butuh waktu sekitar 1,5-2 jam. Jalan masuk ke pelabuhan ini berada di antara jembatan 4 dan jembatan 5.

Jadi dari jembatan 4 lanjutkan terus perjalanan menuju ke jembatan 5. Nanti sekitar kurang lebih 500 meter sebelum jembatan 5, ada gapura di sisi kiri jalan. Ada petunjuk jalan bertuliskan “Sembulang”. Setelah masuk ke gapura itu, ikuti aja terus jalannya, sampai mentok. Nanti akan ketemu pelabuhan kecil yang bertuliskan “Wisata Pulau Mubut Darat”.

Sebenarnya direction ke pelabuhan Sembulang menuju Pulau Mubut Darat ini bisa dicari juga di Google Maps. Tapi berhubung sinyal ngos-ngosan, jadi Google Maps-nyaa gak bisa diharapkan juga. 😀

 

DSC05471

Pelabuhan Wisata Pulau Mubut Darat

Begitu memasuki kawasan pelabuhan, kami disambut oleh tukang parkir. Biaya parkirnya Rp5.000 per mobil. Untuk motor saya kurang tau berapa.

Setelah mendapatkan tempat parkir, kami langsung diarahkan menuju ke loket yang tersedia. Di sana kami harus membayar sejumlah uang untuk penyewaan kapal dan juga tiket masuk ke kawasan wisata Pulau Mubut Darat ini.

Untuk perjalanan pulang pergi dari pelabuhan tersebut menuju Pulau Mubut Darat, setiap orang dikenakan biaya Rp40.000, sedangkan untuk tiket masuk pulau dikenakan biaya sebesar Rp5.000. Jadi total biaya yang dikeluarkan untuk perjalanan ke sana sekitar Rp45.000 per orang.

Setelah membayar sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan, kami diberikan secarik kertas bertuliskan Surat Jalan Kapal. Di surat tersebut tercantum totalan biaya yang harus dibayar, nama kapten kapal, nama ketua rombongan beserta no hp nya.

DSC05481

Perjalanan dari pelabuhan menuju Pulau Mubut Darat membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Oh ya, jangan pikir kami menyeberang dengan menggunakan kapal besar ya. Kapalnya ini kapal pancung/pompong seperti yang saya gunakan saat menyeberang ke Belakang Padang dan Pulau Penyengat ini. 🙂

Dan perlu diketahui juga, saat naik/turun kapal baik dari pelabuhan di Sembulang maupun di pelabuhan Pulau Mubut Darat, butuh effort yang lumayan juga. Sebagai contoh, saat kami mau naik kapal di pelabuhan Sembulang, kami harus berpindah dari satu kapal ke kapal lain, karena posisi kapalnya di paling ujung dan jauh dari tangga pelabuhan.

Lalu saat baru sampai di Pulau Mubut Darat, tangga menuju dermaganya merupakan tangga kayu yang literally harus dipanjat. Dermaganya sendiri merupakan dermaga kayu yang cukup kecil. Yang mana jarak antar kayu lumayan ada spacenya. Saya sampai gak berani ngeluarin kamera/hp, karena saat jalan di dermaga itu terasa banget goyangnya. Agak parno takut kamera/hp jatuh ke laut. 😀

Semoga bisa dibayangkan ya bagaimana bentuk dermaga di Pulau Mubut Darat ini. Perlu banget jadi pertimbangan terutama kalo mau bawa orang tua yang kemungkinan akan sulit saat naik ke dermaga. Juga kalo mau bawa anak-anak kecil, penting sekali untuk diperhatikan saat mereka naik/turun dari dermaga tersebut. 🙂

Tapi di balik itu semua, perjuangan menuju Pulau Mubut Darat ini terbayarkan setelah melihat pantainya yang cantik. ❤

DSC05516

Pulau Mubut Darat ini areanya tidak terlalu luas. Sebagian besar tertutupi oleh hutan bakau (kalo gak salah). Sisi yang ramai oleh wisatawan adalah sisi pantai ini.

Saat ini Pulau Mubut Darat dikelola oleh masyarakat setempat. Overall, yang saya perhatikan, pengelolaannya cukup bagus. Pantainya bersih dan rapi. Tempat sampah tersedia di banyak titik. Trus saya juga melihat ada beberapa petugas pantai standby mengawasi pengunjung yang berenang.

Saya sempat mendengar cerita dari salah satu petugas, kabarnya sudah ada beberapa investor yang melirik pulau ini. Tapi sampai sekarang sih masyarakat setempat sepakat ingin mengelola sendiri. Saya sih lebih setuju kalo pulau ini dikelola oleh masyarakat ya. Sekalian bisa membantu perekonomian mereka juga kan.

Oh ya, salah satu yang khas dari Pulau Mubut Darat ini adalah nuansa warna warni ala-ala di hawaii. Hihihi saya kayak pernah aja ya ke Hawaii. Tapi beneran deh, dari saat masih di kapal, kita bisa melihat di kejauhan umbul-umbul warna warni di hamparan pasir putih yang ada di pulau ini. Cakep banget untuk foto-foto. 😉

DSC05537

Kalo mau santai di sana, kita bisa bawa tikar sendiri. Atau bisa juga menyewa pondokan-pondokan yang tersedia. Harganya masih sangat terjangkau kok.

Untuk 1 pondokan, harga sewanya Rp100.000 dan bisa dipakai sepuasnya. Bentuknya berupa pondokan kayu beralaskan tikar getah. Di setiap sisi pondokan, ada terpal yang bisa diturunkan. Jadi kalo ingin santai tanpa takut terpapar sinar matahari ya bisa ditutupin aja dengan terpalnya.

Di Pulau Mubut Darat ini kita bisa nginep juga lho. Waktu saya mau pulang, saya melihat ada beberapa rombongan yang baru sampai. Mereka bawa tenda dan sleeping bag.

Pondokannya sendiri bisa disewa untuk yang mau nginap. Harganya kalo nginap Rp150.000. Duh asik banget ya tidur di pondokan seperti itu dengan diiringi alunan suara paling merdu sedunia: suara ombak. 🙂

DSC05547

DSC05560

Jika merasa kurang nyaman menginap di pondokan yang terbuka seperti itu, pengunjung juga bisa menyewa pondokan yang lebih tertutup seperti ini. Harga sewanya Rp250.000. Tanpa kamar mandi lho ya. Tapi udah termasuk kasur sama bantal. Saya kurang tau pasti sih karena gak sempat ngintip di dalamnya gimana.

DSC05566

Gimana dengan kamar mandinya?

Jadi kamar mandinya dipisah. Ada yang khusus mandi atau bilas saja, lalu ada juga WC-nya. Yang kamar mandi lumayan bersih sih. Tapi yang WC saya gak tau karena gak lihat langsung.

Kalo mau mandi/bilas, dikenakan biaya Rp5.000 per galon. Saya waktu bilas habis 2 galon hahaha. Airnya menurut saya bersih sih. Beda banget dengan air bilasan di pantai-pantai yang selama ini saya temui. Biasanya kan air bilasan di pantai itu masih suka lengket di badan. Nah yang ini ngga. Airnya segar banget, beneran kayak air di rumah. Kayaknya mereka ambil air di mata air gitu deh, atau dikirim dari pusat kota ya? Kurang tau juga saya. Yang pasti saya ngerasa abis bilas beneran segar dan gak lengket-lengket.

Lalu yang jadi nilai plus juga, di Pulau Mubut Darat ini ada mushollanya. Jadi kalo lagi main-main di sana dan udah masuk waktu sholat, gak perlu ribet-ribet cari tempat sholat. Mushollanya pun cukup bersih dan rapi. Ada mukenanya juga. Tapi lebih aman sih bawa mukena sendiri dari rumah ya. 🙂

***

Di Pulau Mubut Darat ini, kita bisa bersantai di pinggir pantai. Jangan lupa bawa bekal makanan dari rumah. Karena di sana cuma ada 1 warung yang kayaknya hanya menjual semacam pop mie gitu. Lebih aman bawa bekal makanan sendiri deh.

Selain santai-santai, bisa juga kalo mau berenang. Atau main-main pasir. Pasirnya putih bersih. Beda lah sama pantai-pantai di Batam yang mostly warna pasirnya hitam.

Yang paling seru lagi, di Pulau Mubut Darat ini kita bisa main banana boat juga lho. Biayanya Rp25.000 per orang. Minimal 4 orang udah bisa jalan.

Asli itu saya senang banget deh. Soalnya terakhir kali main banana boat itu 4 tahun lalu waktu liburan ke Bali bareng teman-teman. Trus yang di Bali mahal lagi kan, begitu ketemu di Mubut ini harganya cuma segitu langsung excited pengen main. :)))

Menjelang sore, di pulau ini kita bisa menikmati sunset juga. Memang sih bukan seperti sunset di Bali yang mataharinya tenggelam sempurna di laut. Tapi menikmati pemandangan langit berwarna jingga aja saya udah happy sekali. ❤

DSC05552

***

Ada yang udah pernah ke Pulau Mubut Darat ini juga? Kalo ada, share dong ceritanya di kolom komentar. 🙂

 

 

 

 

22 thoughts on “Family Trip ke Pulau Mubut Darat

  1. heri

    Kalau pantai, Batam dan Kepri tidak ada habisnya. Dari Batam menyeberang jembatan Barelang saja, sudah banyak pulau yang masing-masing ada pantainya

    Like

    Reply
  2. Pingback: Cerita Ramadan dan Lebaran Tahun Ini | liandamarta.com

  3. Andre

    Kakak saya mau nanya kan saya ada bayi umur 10 bulan istri saya ngajakin ksana nah untuk anak bayi berapa ya ongkos nya kak
    Saya juga pengen kesana tapi takut2 juga mau bawa si baby

    Like

    Reply
    1. liandamarta.com Post author

      Haiii Andre, maaf saya baru balas commentnya. Semoga masih menjawab pertanyaan kamu ya. Untuk ongkosnya, dari pelabuhan ke Pulau Mubut PP 45rb udah termasuk tiket masuk. Itu harga tahun 2017 ya. Saya kurang tau apakah sekarang harganya masih sama atau sudah ada kenaikan.

      Like

      Reply

Share your thoughts!