Packing & Moving Out

Ini #CeritaAkhirPekan yang telat sehari. Jadi harusnya diposting kemarin, tapi karena masih riweuh ngurusin ini itu, akhirnya baru sempat ditulis dan diposting sekarang. 🙂

Niat awalnya bikin #CeritaAkhirPekan mau sharing keseruan akhir pekan bersama Abang yang isinya mostly seputar makan dan jalan. Tapi sejak kepergian Abang, saya bukan hanya kehilangan suami, tapi juga kehilangan partner kulineran dan jalan-jalan. Ditambah pula mood ke sana ke mari masih off banget. Jadilah konten untuk #CeritaAkhirPekan masih saya isi dengan hal remeh temeh kayak yang sekarang ini.

Akhir pekan kemarin bisa dibilang sangat hectic bagi saya. Setelah hampir 2 minggu kembali ke Jakarta untuk menyelesaikan urusan di kantor Abang, saya juga harus segera menuntaskan urusan packing-packing barang di apartemen.

Masa akhir sewa sih masih sampai tanggal 31 ini, dan bahkan owner unit menawarkan saya untuk memakai unitnya sampai semua urusan benar-benar selesai. Alhamdulillah urusan saya di Jakarta dimudahkan dan semuanya udah selesai. Jadi saya dan Mama memutuskan untuk pulang ke Batam lebih awal di hari Minggu kemarin.

***

Saya dan almarhum Abang ‘baru’ tinggal di Jakarta selama kurang lebih 5 bulan. Barang-barang yang ada di unit kami itu semuanya dibawa dari Pekanbaru dalam 2 kali perjalanan Pekanbaru-Jakarta. Belum pindahan total, karena kami masih mencari informasi cargo untuk mengangkut barang-barang yang masih tertinggal di Pekanbaru.

Berhubung kami menyewa unit kosongan di Kalibata City (hanya ada gorden, AC, dan lemari dapur tanpa kompor), jadi kami memang berencana untuk membeli beberapa barang sesuai kebutuhan. Yang sudah dibeli baru kasur busa, lemari portable, kompor dan kulkas. Sisanya masih dalam tahap pencarian karena untuk mengisi unit super kecil kayak gitu memang harus jeli memilih furniture yang minimalis.

Ketika kemarin menyelesaikan packing-packing di unit, saya baru menyadari hikmahnya kami menunda membeli furniture ini itu. Karena di saat Abang udah gak ada seperti sekarang dan saya harus segera keluar dari unit, saya jadi lebih dimudahkan dengan minimnya barang-barang yang ada di unit.

Hmm, rasanya sih minim, tapi setelah dikardusin lah kok ternyata banyak juga barangnya. 😀

Sebagian besar barang-barang tersebut saya kirim via pos. Sebagian lagi dibawa di bagasi pesawat. Selain  itu ada juga yang dihibahkan ke kost adik dan ipar saya.

Di saat yang bersamaan, adik saya yang kuliah Depok mau pindah kost. Jadilah saya dan mama berbagi tugas. Mama bantuin adik pindahan, sedangkan saya melanjutkan ngepak dan ngirim barang ke kantor pos.

Bersyukurnya saya, di tower apartemen ada kantor pos. Jadi gak usah pergi jauh-jauh untuk ngirim barang. Tinggal sewa troli di lobby seharga Rp25.000 per jam, angkut kardus-kardus ke troli dan bawa ke kantor pos tersebut. Total ada 7 kardus yang dikirim ke Batam via pos, dan 3 kardus + 3 koper + 2 travel bag dibawa ke Batam via bagasi pesawat dengan berat 94 kg. Over baggage 34 kg! 😆

image1

***

Dua minggu kembali ke Jakarta dan tinggal di unit apartemen membuat saya mellow lagi. Ada perasaan gak ingin meninggalkan unit itu. Karena saya sadar, setelah saya keluar dari unit tsb dan pindah ke Batam, hidup saya akan totally berubah.

Selama ini saya mungkin masih bisa denial dengan kepergian Abang. Saat lagi di Pekanbaru, merasa Abang sedang kerja di Jakarta. Sampai di Jakarta, merasa Abang lagi di kantor atau sedang dinas ke luar kota. Tapi kalo udah keluar dari unit dan pindah kota, ya saya harus memaksa diri untuk bisa accept dengan kondisi baru ini. And, that is not easy.. 😦

Saya sampai mengulur-ulur waktu saat akan berbenah baju-baju Abang dan juga menyetrika baju Abang yang belum sempat saya setrika saat kecelakaan itu terjadi. Semacam gak rela kalo momen menyetrika baju Abang itu akan jadi yang terakhir kalinya. Semacam gak siap kalo harus memulai kehidupan baru saya yang entah akan seperti apa tanpa adanya Abang di samping saya. But life must go on…

Sambil packing baju-baju Abang, saya seolah dibawa kembali ke berbagai momen yang ada dibalik baju-baju tersebut. Saya jadi teringat lagi momen ketika kami membeli kemeja dan celana kerja untuk Abang saat ia diterima bekerja di Jakarta. Saya jadi teringat saat menemani Abang tanding futsal melawan divisi lain di kantornya.

Dan saya juga jadi teringat momen saat saya membelikan baju korpri untuk Abang di hari Sabtu pertama bulan Oktober lalu.

image1-1

Ceritanya Abang akan mengikuti upacara di kantor kementerian dan seragam yang digunakan adalah korpri. Hari Sabtu pagi, saya dan Abang pergi ke Pasar Tebet untuk membeli baju tersebut. Kami nangkring di sana sampai jam 10 pagi, namun toko yang ditunggu belum juga buka. Karena siang itu saya ada event di Sarinah dan Abang juga harus menjemput mamanya ke bandara, jadilah kami memutuskan untuk pulang saja.

Sepulangnya dari event tersebut, saya pun mencoba turun di Stasiun Tebet dan melanjutkan perjalanan ke Pasar Tebet via Gojek. Saat itu sudah menjelang maghrib, saya sendiri agak worry kalo-kalo tokonya sudah tutup. Tapi alhamdulillah tokonya masih buka dan baju korpri untuk laki-laki pas banget tinggal satu-satunya dengan ukuran yang paling besar. Rezekinya Abang banget nih! Langsung deh beli kopiahnya juga.

Sampai di rumah, bajunya langsung saya cuci. Dan di hari Senin, baju korpri tersebut Abang pakai untuk yang pertama dan terakhir kalinya. :’)

Memori-memori tersebut tidak hanya saya dapatkan dari baju-baju Abang saja. Packing barang apapun, pasti bikin saya keinget Abang. Yang paling bikin mellow adalah saat saya merapikan buku-buku Abang dan saya menemukan secarik kertas ini.

dsc02248

Jadi, Abang memang pernah cerita. Di hari terakhir pelatihan calon pegawai tetap di kantornya, mereka diberi tugas untuk membuat janji kepada orang-orang yang disayang. Abang bilang, ia maju ke depan ruang pelatihan dan membacakan janji tersebut di depan trainer dan seluruh teman-teman seangkatannya, trus Abang…… nangis.

Saya tidak pernah tau isi janji yang Abang ucapkan tersebut. Sampai saya menemukan kertas itu.

Speechless…

Huhuhu saya terharu banget. Trus jadi kangen Abang. Rasanya saya ingin memeluk Abang dengan sangat erat sekarang. Sambil mengucapkan terima kasih karena ia telah berusaha untuk menepati janji tersebut, sampai di akhir hayatnya. :’)

Abang sering bilang kalo Allah itu maha romantis. Jadi mungkin, ini cara Allah mencintai kami. Memisahkan di dunia, untuk kemudian dipertemukan kembali di akhirat. Insya Allah.

I love you so much, Sayang..

I miss you so much..

***

Well, inilah #CeritaAkhirPekan saya kali ini. Kembali meninggalkan Jakarta, for a while.

Untuk beberapa bulan ke depan, saya akan stay dulu di Batam bersama kedua orang tua saya. Sesekali akan datang ke Pekanbaru untuk berkumpul bersama mertua dan tentu saja mengunjungi Abang. Dan insya Allah jika waktunya tiba, saya akan kembali lagi ke Jakarta untuk mewujudkan mimpi besar saya.

Terima kasih, Jakarta, atas pengalaman hidup yang luar biasa. 🙂

39 thoughts on “Packing & Moving Out

  1. Lusi

    Lia, sekali lagi aku minta maaf ya. Aku nggak tau Lia pas pindahan Minggu kemarin. Aku jadi kangen Batam. 4 tahun kami disana. Sekarang blogger Kepri juga cukup aktif. Semoga kiprah Lia sebagai blogger & relawan berlanjut disana.

    Like

    Reply
    1. liandamarta.com Post author

      Mba Lusiiii, gapapa gak perlu minta maaf hehehe. Akunya juga gak sempat ngabarin karena tadinya mau pindahan Senin eh dimajuin sehari, jadilah buru-buruin packing ini itu.

      Ayo mba sini main-main ke Batam. Nanti kabari aku yaaaa kalo ke sini. 🙂

      Insya Allah akan kembali beraktivitas di Batam mba. Udah bergabung juga di Blogger Kepri. 🙂

      Like

      Reply
    1. liandamarta.com Post author

      Insya Allah semoga selalu strong ya, cha. Meskipun masih sering kebawa sedih nih.

      Over baggage 11rb per kg. Dakota murah banget yaaa. Thanks infonya cha. Kebetulan memang lagi cari info cargo dari Pekanbaru ke Batam nih.

      Like

      Reply
  2. Aiko

    Mba aku baru baca postingannya, turut berduka ya mba semoga Almarhum diterima di sisi-Nya dan tenang disana. aamiiin. semangat dan kuat ya mba insha Allah pasti ada hikmah di balik semuanya

    Like

    Reply
  3. sarah

    Duh, aku jadi mewek mbak baca postingan ini. Stay strong mbak Lia (panggil mbak Lia aja ya?), semangat ya mbak, you can go through this. Salam kenal dari Pekanbaru mbak. Oia, ijin tak masukin blogroll ya mbak.

    Like

    Reply
      1. trans pmk

        next week saya akan ke jakarta kemudian bandung kemudian jogja dan surabaya for 2 weeks.
        btw, saya akan cuba lah pergi ke tempat2 yang kamu pernah list and review di dalam blog..

        Like

        Reply
  4. ekahei

    Aku nggak bisa nggak nangis pas baca isi suratnyaa. 😥 , mbak Lia hebat semoga selalu diberi ketabahan dan kesabaran dlm melewati kerinduan terhadap abangnya mbak Lia.

    🙂

    Like

    Reply
  5. Pingback: Healing Process #2 | liandamarta.com

Share your thoughts!