Beberapa waktu lalu, saya dan Abang jalan-jalan ke Kota Tua. Agenda kami di hari itu adalah tour de museum. Museum Bank Mandiri yang ada di kawasan Kota Tua menjadi salah satu tujuan kami.
Ini adalah kali kedua bagi saya mengunjungi Museum Bank Mandiri. Sebelumnya saya pernah ke sini di tahun 2012 lalu saat masih bekerja di Jakarta. Niatnya sih dulu ingin ditulis di blog, tapi apa daya sampai saat ini gak jadi-jadi ditulis. š
Sampai akhirnya saya datang lagi ke Museum Bank Mandiri ini dan takjub dengan beberapa perubahan yang cukup mencolok dari museum ini. Yang jelas, informasi yang disampaikan di museum jadi lebih menarik. š
Jika ingin mengunjungi Museum Bank Mandiri ini gampang banget. Tinggal naik commuter atau TransJakarta tujuan Jakarta Kota. Kalo naik commuter, turun di stasiun Jakarta Kota tinggal nyeberang lewat penyeberangan bawah tanah. Pun begitu juga jika memutuskan naik TransJakarta.
Museum Bank Mandiri ini tepat berada di seberang stasiun dan halte TransJakarta Jakarta Kota. Gak susah dicari kok. š
Begitu masuk ke dalam museum, kita akan diminta untuk menitipkan tas dan barang bawaan lainnya. Yang boleh dibawa hanya dompet, handphone dan kamera. Tapi berhubung saya malas ribet, jadilah saya cuma ambil uangnya doang dan dompet saya titipkan di dalam tas bersama barang-barang lainnya.
Penitipan barang ini gratis. Kita hanya diminta untuk menuliskan nama, jam kedatangan dan nomor loker. Setelah itu kita akan diberikan tanda yang berisi nomor loker untuk nantinya digunakan mengambil tas dan barang yang dititipkan.
Setelah urusan titip menitip tas dan barang bawaan kelar, saya dan Abang langsung naik tangga memasuki kawasan museum. Di sana kita akan disambut dengan penjaga tiket. Tiket masuk museum ini murah sekali lho. Hanya Rp5.000 per pengunjung. Untuk mahasiswa dan pelajar tiketnya gratis, asalkan bisa menunjukkan kartu mahasiswa atau kartu tanda pelajar.
Oh ya, museum ini buka dari hari Selasa sampai Minggu. Jam operasionalnya mulai dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore.
Bangunan museum ini dulunya adalah gedungĀ Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) yang merupakan perusahaan dagang milik Belanda dan kemudian berkembang menjadi perusahaan di bidang perbankan. Di tahun 1960, NHM dinasionalisasi menjadi salah satu gedung kantor milik BankĀ Koperasi Tani & Nelayan (BKTN) Urusan Ekspor Impor.
Seiring dengan lahirnya Bank Ekspor Impor Indonesia (Exim Bank) pada tanggal 1968, maka gedung tersebut dialihfungsikan menjadi kantor pusat Exim Bank. Hingga akhirnya di tahun 1999, Exim Bank bersamaĀ Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) merger menjadi Bank Mandiri, maka gedung tersebut pun menjadi salah satu dari aset Bank Mandiri.
Memasuki area museum ini, suasana bank jaman dulu sangat terasa sekali. Bahkan loket-loket kasir jaman dulu tidak dihilangkan dan justru ditambahkan patung-patung yang menyerupai paraĀ bankerĀ yang sedang bertugas. Jadinya kita seolah sedang berada di dalam sebuah bank puluhan tahun yang lalu.
Tidak hanya suasana bank tempo dulu dengan para “petugas”-nya. Di dalam museum ini, kita juga bisa melihat beberapa set yang menjelaskan sejarah perekonomian Indonesia dari masa ke masa.
Set-set ini di tahun 2012 tidak saya temui. Jadi saya asumsikan ini pembaruan dari Museum Bank Mandiri. Menurut saya ini bikin museum ini jadi semakin keren dan informatif sih. Yang pastinya bisa jadi media belajar sederhana untuk anak-anak.
Beberapa set tersebut terdiri dari situasi Indonesia jaman dulu di mana digambarkan pekerjaan masyarakat Indonesia sebagai seorang pelaut yang membawa hasil bumi. Lalu juga digambarkan tentang suasana sebuah keluarga di mana bapak bekerja sebagai petani dan ibu yang sedang mengajarkan anaknya untuk menabung di dalam celengan. Kondisi ini “Indonesia” banget sih ya. Apalagi celengan ayam jago itu kan khas Indonesia banget. š
Set berikutnya dilanjutkan dengan situasi Indonesia saat dijajah Belanja. Tentang bagaimana hasil bumi kita dirampas dan banyak masyarakat Indonesia yang menjadi pekerja paksa di masa itu.
Lalu dilanjutkan dengan penjelasan mengenai perekonomian Indonesia yang perlahan mulai membaik terutama sejak hadirnya perbankan di Indonesia, salah satunya Bank Mandiri yang merupakan hasil merger dari Exim Bank, BDN, BBD, dan Bapindo.
Di Museum Bank Mandiri ini juga kita bisa melihat berbagai printilan perbankan tempo dulu. Mulai dari buku tabungan, cek, sampai kartu pegawai Exim Bank jaman dulu kala.
Selain itu kita juga bisa melihat berbagai peralatan operasional Bank Mandiri tempo dulu. Seperti alat menghitung uang, buku besar (dulu saat belum ada Excel, segala pencatatan keluar masuk uang dilakukan di buku besar ini), fax, mesin tik, mesin pembukuan, kalkulator, sampai mesin ATM jadul.
Kita juga bisa melihat beberapa replika ruangan yang disulap menyerupai kondisi jaman dulu kala. Salah satunya ruang brankas yang dulu digunakan untuk menyimpan uang nasabah.
Asli deh, jalan-jalan keliling Museum Bank Mandiri ini seru banget. Saya dan suami sampai lama banget keliling di dalamnya karena benar-benar merhatiin secara detail segala printilan jadul yang ada di sini. Seru banget ngebayangin bagaimana kehidupan di jaman dulu kala. š
Selain keliling museum melihat segala macam printilan perbankan jadul, kita juga bisa foto-foto di beberapa photobooth yang tersedia. Photoboothnya lucu deh. Ala ala pake kostum noni belandanya gitu. š
Oh ya, kalo udah puas berkeliling di lantai satu, sempatkan juga untuk melihat-lihat ke lantai dua. Di sana ada sebuah ruang rapat yang besar sekali. Ruangan tersebut biasanya digunakan untuk meeting oleh para petinggi bank pada masa itu.
Ada satu hal yang menarik perhatian saya saat menaiki tangga ke lantai dua gedung Museum Bank Mandiri ini, yaitu kaca patri (stained glass) yang ternyata menjadi salah satu ciri khas dari bangunan ini.
Asli, ini keren banget!
Jadi, kalo saya baca penjelasan yang ada di sana, kaca patri ini dirancang oleh F.H. Abbing Jr., anak dari presiden NHM F.H. Abbing di Amsterdam. Ia merancang kaca patri ini yang kemudian disatukan oleh W. Boogtman dengan cara dibakar. Proses pembuatan kaca patri ini dilakukan di Amsterdam. Dan desain bangunan dengan kaca patri seperti ini sempat menjadi trend di awal abad ke-20.
Kaca patri ini diletakkan persis di depan pintu rapat di lantai dua. Desain kaca patri yang sangat menggambarkan suasana Belanda ini konon menjadi salah satu ‘penghibur’ para direksi NHM yang merindukan kampung halamannya. Kaca patri ini terdiri dari 5 area yang menggambarkan 4 musim di Belanda (musim dingin, musim gugur, musim panas, dan musim semi), serta menggambarkan nakhoda kapal Cornelis de Houtman sebagai orang Belanda pertama yang berkunjung ke Indonesia.
Well, menurut saya Museum Bank Mandiri ini wajib dikunjungi sih jika ingin mempelajari sejarah perbankan di Indonesia, terutama sejarah berdirinya Bank Mandiri. Ada banyak banget informasi serta wawasan yang bisa didapat setelah mengunjungi museum ini.
Ada yang sudah pernah ke sini juga? Share ceritanya dong di kolom comment. š
Waktu itu aku dah di depannya…eh kok pas nutup š¦
LikeLike
Tutup karena lewat jam operasional atau gimana, Kak?
LikeLike
Beberapa kali ke Kota Tua tapi selalu skip Museum Bank Mandiri. Malah ke Museum Sejarah Jakarta sama Museum Wayang terus. Hehe. Menarik juga. Lain kali ke sana š
LikeLike
Wah ada Museum Sejarah Jakarta? Oke, nanti kalo jalan-jalan ke Kota Tua aku mau mampir ke Museum Sejarah Jakarta itu ah. Terima kasih infonyaaaa š
LikeLike
ihh terakhir ke sini udah lama banget, lebih suka ke museum BI soalnya adem hahahaha…tapi tiap ke kota tua pasti jajan tahu bulat di depan museum Bank Mandiri #penting
LikeLike
Aku juga suka museum BI sih, bener lebih adem. š Oke, next time kalo aku jalan-jalan ke kota tua, aku mampir makan tahu bulat yang kamu bilang itu. Aku belum pernah lho jajan tahu bulat hahaha
LikeLike
ah kakak lagi di jakarta
LikeLike
Lho aku udah pindah ke Jakarta lho, Win.. š
LikeLike
aku juga punya foto jendela warna warni itu, persis sama hihihi
emang wajib moto itu ya klo ke museum bank mandiri itu :p
LikeLike
Hahahaha iya soalnya keren. Eh tapi waktu aku ke Museum Bank Mandiri pertama kali tahun 2012 lalu, aku malah gak lihat jendela warna warni itu karena gak naik ke lantai duanya. Makanya pas kemarin lihat langsung norak sendiri, kok keren jendelanya :))
LikeLike
Sempat jalan-jalan ke Kota Tua pake trans Jakarta, tapi belum sempat mampir ke Musium Mandiri or Musium BI. Rasanya pengen kesini juga jadinya setelah baca ini š
LikeLike
Ayooo jalan-jalan juga ke Museum Bank Mandiri dan Museum Bank Indonesia š
LikeLike
Pernah ke sini tapi buat seminar sama kondangan :)))
LikeLike
Seminar dan kondangannya di museum, Kak? Outdoor ya? Atau ada ruangan khusus untuk acara-acara gitu?
LikeLike
Seminarnya di ruangan yang aula gitu. Kalau kondangan di lapangannya. Eh apa itu Bank Indonesia ya? :)))
LikeLike
Bank Indonesia kali kakkk.. :)) Waktu jalan-jalan ke Bank Indonesia di lapangannya lagi ada yang dekor-dekor pelaminan. Mau ada kondangan juga kayaknya š
LikeLike
Oh ketuker berarti. Abis sebelahan. x)))
LikeLike
Waktu ke sini, pas tutup Mbak. Sayang banget nggak bisa eksplore deh. cuma mandangin dari luar ajah š¦
LikeLike
Itu artinya harus jalan-jalan ke Jakarta lagi mbaaa.. Nanti kalo ke Jakarta kabari yaaa š
LikeLike
Aku belom ke sana, Mbak. Malah maen ke Fatahillah sama BI tok. Hahah.. š Padahal bisa foto ala ala noni Belanda yak.
LikeLike
Aku juga main-main ke museum BI. Nanti secepatnya aku tulis hehehe. Museum Fatahillah dulu pernah tapi stok fotonya ndak banyaaaak š
LikeLike
Ok Fix aku blm pernah padahal kantor ku dulu sempet di deket sana
LikeLike
Bikin tour de museum Kota Tua bareng mascum gih. Pasti banyak peminatnya xD
LikeLike
ok. saya sudah masukkan dalam list untuk melawat sini
LikeLike
Siap! Ditunggu kehadirannya di Jakarta š
LikeLike
Pingback: Mengunjungi Museum Bank Indonesia | liandamarta.com
Hari minggu kemaren tgl 21 jan 2018 kami sekeluarga mengunjungi museum itu dan dpt pengalaman mistis,saat kami brada diruangan bunker bawah tanah tiba2 mati lampu dan diruangan itu hanya kluarga kami saja tdk ada pngunjung lain.anehnya hanya ruang bunker yg mati lampu,dibagian atas tidak mati lampunya.kejadian itu sempat direkam oleh ponakan sy.trnyata saat kami melihat rekaman itu ada penampakan suara bayi tertawa,padahal saat itu kami tdk mmbawa bayi atau anak balita dan tdk ada pengunjung lain.
Jadi menurut kalian itu suara siapa ya?
LikeLike
Wah mba serem juga pengalamannya mba. š
LikeLike