Wisata Gratis Keliling Ibukota dengan TransJakarta

Sudah baca cerita akhir pekan saya dan suami minggu lalu? 😉

Yes jadi hari Minggu kemarin, saya dan suami menghabiskan akhir pekan dengan tour de museum dan mencoba wisata gratis keliling ibukota dengan TransJakarta. Ternyata seru sekali yaaa.. Kota ini banyak sekali yang bisa dieksplor. 😀

Nah, karena nyobain wisata keliling ibukota itu, saya jadi kepikiran untuk nulis tentang ini di blog. Yah kali aja ada yang butuh info kan atau mungkin ingin tau lebih banyak tentang wisata gratis dari TransJakarta ini.

Okay, jadi TransJakarta menyediakan beberapa armada bus yang bisa digunakan untuk berkeliling ibukota. Asiknya lagi, tiketnya gratis. Kita tinggal tunggu saja di halte-halte yang sudah disediakan.

Haltenya berbeda dengan halte TransJakarta yang berbayar. Tandanya adalah plang “Bus Stop” yang disertai dengan tulisan Bus Wisata TransJakarta ini.

dsc01359

Untuk armada busnya sendiri juga berbeda dengan armada bus TransJakarta yang berbayar. Bus wisata TransJakarta ini terdiri dari dua tingkat dengan beraneka macam warna. Ada yang warna merah, kuning, dan biru.

Di badan bus juga dilengkapi dengan tulisan “Wisata Keliling Ibukota” dan ada kode bus yang bisa dilihat di display yang terpasang di bagian depan bus. Kodenya sendiri dimulai dari BW1, BW2, BW3, dan BW4.

Apa maksud dari kode-kode tersebut? Nanti saya jelaskan yah. Buat gambaran, ini dia penampakan bus wisata TransJakarta yang bisa membawa kita berkeliling ibukota secara gratis. 🙂

dsc01341

dsc01346

Rutenya sendiri gimana? Sebelum saya bahas tentang rute, saya mau cerita dulu pengalaman saya saat naik bus wisata TransJakarta ini.

Jadi, hari Minggu kemarin, saya dan suami naik bus wisata TransJakarta dari halte di samping kantor BNI Jakarta Kota. Saat itu antrian orang-orang yang mau naik bus wisata itu sangat ramai. Kami mengantri selama kurang lebih 30 menit.

Nah, setelah naik ke dalam bus, bus pun berjalan menuju ke jalan Hayam Wuruk lalu belok kiri ke jalan Juanda, melewati Pecenongan, Gedung Kesenian Jakarta, Gereja Katedral, kemudian kembali ke jalan Juanda dan berhenti di depan Masjid Istiqlal. Di sana, seluruh penumpang diminta untuk turun dan pindah ke bus yang ada di depan jika ingin melanjutkan perjalanan.

Saya sempat bingung, lah kok diminta turun? Karena tadinya saya mikir kalo saya akan diajak muter-muter keliling Jakarta dan melihat-lihat landmark kota Jakarta.

Tapi ternyata, rute bus wisata TransJakarta ini memang dibagi-bagi ke dalam 4 rute. Keempat rute itulah yang dikelompokkan ke dalam kode bus atau nomor rutenya, mulai dari BW1 sampai BW4. Halte di jalan Juanda atau tepatnya di depan Masjid Istiqlal, merupakan salah satu halte utama yang menjadi tempat pemberhentian bus-bus dari semua rute.

Untuk lebih jelasnya, rute bus wisata TransJakarta ini bisa dilihat dari peta berikut:

peta-bus-wisata-jakarta

Sumber : Twitter @PT_Transjakarta

Dari peta bus wisata di atas, dapat dipahami dong ya, kalo masing-masing nomor bus akan melewati rute yang berbeda. Kita sebagai penumpang tinggal pilih mau menikmati rute yang mana.

BW1 : Sejarah Jakarta (History of Jakarta)
Istiqlal – Monas 2 – Balai Kota – Museum Nasional – Gedung Arsip – Museum Bank Indonesia – BNI 46 – Pasar Baru (Gedung Kesenian Jakarta) – Istiqlal

BW2 : Jakarta Baru (Jakarta Modern)
Istiqlal – Monas 1 – Monas 2 – Balai Kota – Sarinah – Plaza Indonesia – Museum Nasional – Pecenongan – Pasar Baru (Gedung Kesenian Jakarta) – Istiqlal

BW3 : Kesenian & Kuliner (Art & Culinary)
Istiqlal – Monas 2 – Balai Kota – Harmoni – Gedung Arsip – Museum Bank Indonesia – BNI 46 – Sawah Besar – Pecenongan – Istiqlal

BW4 : Pencakar Langit Jakarta (Jakarta Skyscrapers)
Istiqlal – Monas 1 – Monas 2 – Balai Kota – Sarinah – Tosari – Sudirman – Karet – Bundaran Senayan – Gelora Bung Karno – Dukuh Atas – Plaza Indonesia – Museum Nasional – Pecenongan – Pasar Baru (Gedung Kesenian Jakarta) – Istiqlal

Jadi kalo melihat peta bus wisata tersebut, kita tinggal pilih aja ya mau menikmati Jakarta dari sudut yang mana. Yang penting, kita harus tau kode busnya. Cocokkan dengan rute yang mau dipilih.

Lanjut ke cerita saya dan suami yang diturunkan di depan Masjid Istiqlal, kami akhirnya memutuskan untuk kembali ke Jakarta Kota dan menunggu di line yang sudah disediakan. Untuk kembali ke Jakarta Kota, saya dan suami naik bus dengan nomor BW3. Sepanjang perjalanan sampai ke Jakarta Kota, bus tersebut berhenti 1x di Gedung Arsip dan kemudian berhenti lagi di Museum Bank Indonesia. Di sana, semua penumpang diminta untuk turun.

Kalo lihat dari peta kan harusnya ada ngelewatin beberapa tempat lain ya? Tapi saya gak gitu ngerti juga sih maksudnya gimana. Apa mungkin hari Minggu kemarin itu memang tidak semua rute dilewatin atau gimana, saya masih bingung hehehe. Agar tidak salah naik, better nanti ditanyakan dulu aja ya ke petugasnya. 🙂

Anyway, bus wisata TransJakarta ini beroperasi setiap hari. Jam operasional bus wisata di hari Senin sampai Sabtu mulai jam 09.00 sampai jam 17.00 sedangkan untuk hari Minggu sampai jam 19.00 wib.

Seperti yang saya bilang di atas, naik bus wisata ini gratis. Kita tinggal naik atau turun di halte yang sudah disediakan. Setelah naik ke dalam bus, kita akan diberikan tiket oleh petugas TransJakarta.

dsc01352

Best spot untuk menikmati pemandangan kota Jakarta selama perjalanan dengan bus wisata ini adalah di bagian atas dan di baris kursi paling depan. Biar feelnya juga beda, karena kalo duduknya di bawah kan sama aja seperti naik bus TransJakarta pada umumnya. 😀

Duduk di atas dan baris paling depan ini juga membuat kita bisa melihat kota Jakarta secara lebih menyeluruh. Mau foto-foto jalanan juga enak banget soalnya viewnya luas banget rasanya kalo duduk di atas. 😀

dsc01377

dsc01392

Overall, menyenangkan sekali jalan-jalan keliling ibukota naik bus wisata TransJakarta ini. Sekilas mirip dengan Go KL di Kuala Lumpur. Sama-sama bus wisata gratis yang bisa membawa turis keliling kota. Bedanya, naik bus wisata ini di Jakarta ya harus siap-siap kalo kena macet, karena bus wisata ini memang tidak lewat jalur busway. 😀

Satu lagi yang mungkin bisa jadi pengembangan untuk bus wisata ini. Saat saya naik bus ini hari Minggu lalu dari Kota Tua ke Istiqlal, di busnya distel radio dengan volume yang besar sekali. Agak mengganggu sih, karena jadi terlalu berisik. Dan sayangnya, suara radio tersebut jadi menutupi suara guide yang sempat terdengar saat melewati Gedung Kesenian Jakarta.

Di bus kedua dari Istiqlal kembali ke Kota Tua, bus wisatanya malah gak ada guide sama sekali. Padahal sempat berhenti di Gedung Arsip Nasional. Saya kurang tau juga sih apakah aslinya memang ada penjelasan dari guide atau ngga. Kalo ada penjelasannya kayaknya akan lebih seru ya. Nambah wawasan juga dengan tempat-tempat bersejarah yang bisa didatangi di Jakarta. 🙂

Anyway, saya masih penasaran sih ingin cobain naik bus wisata ini di rute yang berbeda. Mungkin di weekend-weekend berikutnya saya akan keliling Jakarta dengan naik bus wisata ini lagi. 😀

Kalo kamu udah pernah naik bus wisata TransJakarta ini apa belum? Kalo sudah, share ceritanya dong. 🙂

20 thoughts on “Wisata Gratis Keliling Ibukota dengan TransJakarta

  1. denaldd

    Pernah, tahun 2014. Tapi rasanya waktu itu bukan TransJakarta. Soalnya rutenya cuma ada satu. Nama busnya apa ya lupa, yang pasti gratis dan milik pemerintah Jakarta. Waktu itu aku dan suami naik dari depan bunderan HI, saking sepinya kami sampai 2 putaran naik busnya haha. Senangnya karena disediakan guide yang lancar bahasa Inggris. Jadi suami ngerti yang diterangkan apa sekitar Jakarta. Kami juga duduk di depan di bagian atas. Enak buat rekam video dan ambil foto.

    Like

    Reply
    1. liandamarta.com Post author

      Mpok Siti bukan namanya? Soalnya aku lihat di twitter, awalnya bus City Tour ini namanya Mpok Siti trus kayaknya diambil alih TransJakarta deh.

      Dulu ada guidenya ya mba? Oh ya aku lupa nambahin di tulisan ini, salah satu kekurangannya juga menurutku karena gak ada guide. Jadi kemarin pas aku naik bus wisata ini, guidenya cuma ada pas ngelewatin beberapa tempat doang. Dan itu pun suaranya ketutupan sama suara radio dari busnya. Jadi gak dengar juga apa yang disampaikan oleh guidenya. 😦

      Like

      Reply
    1. liandamarta.com Post author

      Saya karena masih baru di Jakarta jadi bawaannya pengen jalan mulu uda di sini. Kadang suka mager juga sih kalo wiken. Jadi perang hati deh antara mau jalan atau tetap males-malesan di rumah :))

      Like

      Reply
    1. liandamarta.com Post author

      Iya, aku juga lebih suka naik commuter sih. Jalannya gak jauh. Tapi kalo lagi jam rame, aku lebih milih TransJakarta soalnya pernah naik commuter di jam rame dan aku kejepiiiit hehehe. TransJakarta mungkin karena armadanya banyak jadi meskipun jam rame tapi masih ada space, gak kejepit-kejepit banget 😀

      Like

      Reply
  2. Wulan

    Halo Mbak, dulu waktu awal-awal aku pernah naik Bus wisata ini, dulu rutenya cuma 1, dan aku naiknya dari bundaran HI. Pas pertama aku naik itu masih ada guidenya, jadi bener dijelasin, kita lagi ada di jalan apa, ini tempat apa dan sedikit ceritanya.
    Cuma terakhir beberapa bulan lalu aku naik lagi buat nemenin teman aku yang datang dari Praha, rutenya sudah jadi lebih banyak tapi ya sayang sekali ga ada guidenya lagi, yang ada malah speakernya dipake buat muter-muter lagu aja.:(

    Like

    Reply
    1. liandamarta.com Post author

      Nah iya mba, sekarang gak ada guidenya ya. Kemarin juga bus pertama yang aku naikin cuma nyetel radio aja. Ada sih kedengeran sayup2 suara rekaman guide tapi ketutupan dengan suara radionya. Bus kedua yang dinaikin malah hening. Sayang banget. Padahal guide itu penting terutama untuk wisatawan, biar jadi tau sejarah dari tempat-tempat yang dilewati.

      Liked by 1 person

      Reply
  3. helenamantra

    Mbak Lia, aku cari info BW eh ketemu Blog ini. Makasih ya infonya. Sekarang udah makin banyak bus wisata, ga cuma bus tingkat.

    Like

    Reply

Share your thoughts!