Eksplorasi Siak & Rupat Bersama Disparekraf Provinsi Riau

[SPONSORED POST]

Dua minggu lalu, saya mendapat kesempatan untuk melakukan eksplorasi ke objek-objek wisata yang ada di Kabupaten Siak dan Pulau Rupat, Provinsi Riau. Perjalanan ini didukung penuh oleh Dinas Pariwisata Provinsi Riau sebagai upaya untuk mempromosikan pariwisata yang ada di Provinsi Riau.

Bersama 25 orang lainnya yang berasal dari berbagai latar belakang (ada wartawan, blogger, fotografer, dan staf Dinas Pariwisata Provinsi Riau), kami pun menyusuri Kabupaten Siak hingga ke Pulau Rupat dari tanggal 14 sampai 17 April 2016 lalu.

DSC07608

Rombongan Famtrip 2016 bersama Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau

Perjalanan dimulai dari Pekanbaru menuju Kabupaten Siak dengan menggunakan mobil. Waktu tempuh Pekanbaru ke Siak kurang lebih sekitar 2 jam. Akses jalan sudah sangat bagus dengan lanskap perkebunan sawit di kanan dan kiri jalan.

Destinasi pertama kami di Kabupaten Siak adalah Istana Siak Sri Indrapura yang jadi salah satu saksi sejarah peradaban Melayu sejak dulu. Istana yang dibangun di tahun 1889 tepatnya di masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim ini menyimpan banyak cerita tentang peradaban Melayu jaman dulu. Dulunya istana ini menjadi pusat pemerintahan kerajaan Siak Sri Indrapura. Di tahun 1945, pemerintahan Sultan Syarif Kasim (sultan terakhir di kerajaan Siak) pun berakhir dengan ditandai penyerahan seluruh harta kerajaan kepada NKRI.

DSC03023

Istana Siak Sri Indrapura

Istana ini kini dibuka untuk umum, bisa dikunjungi oleh siapapun yang ingin melihat barang-barang bersejarah yang ada di dalamnya. Selain itu, pengunjung juga bisa mendapatkan penjelasan mengenai sejarah kerajaan Siak dan silsilah Sultan yang ternyata masih ada kaitannya dengan beberapa kerajaan di negeri Jiran, melalui guide yang telah disiapkan oleh pihak istana. Cerita lengkapnya tentang Istana Siak bisa dibaca di postingan ini. 🙂

Selain Istana Siak, ada banyak lagi objek wisata yang bisa dikunjungi di Kabupaten Siak ini. Mostly wisatanya adalah wisata sejarah, melihat peninggalan kerajaan Siak seperti Balairung Seri (Balai Kerapatan Tinggi Siak, yang dulunya dipergunakan sebagai tempat persidangan syariah dan pelantikan Sultan Siak) dan Mesjid Syahabudin yang juga dikenal dengan Mesjid Sultan. Wisatawan juga bisa mengunjungi objek wisata lainnya seperti Kolam Hijau yang dulunya dipergunakan sebagai tempat mencuci senjata usai pulang dari berperang, Makam Raja Kecik, Rumah Kampung Mempura, Makam Tengku Buwang Asmara, Air Mancur Zapin Menari, dan berbagai objek wisata menarik lainnya yang ada di Siak Sri Indrapura. Informasi detail tentang objek-objek wisata yang ada di Siak ini nanti akan saya bahas di postingan terpisah ya. 🙂

DSC07692

Balairung Seri (Balai Kerapatan Tinggi Siak)

Di hari kedua, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Pulau Rupat. Untuk sampai di sana, kami harus menyeberang dengan menggunakan kapal Roro dari pelabuhan Dumai. Ada 2 opsi rute yang bisa dipilih jika melakukan perjalanan ke Dumai dari Pekanbaru. Yang pertama lewat Duri, dan yang kedua lewat Siak-Bengkalis-Sungai Pakning. Kami memilih opsi rute yang kedua karena posisi kami saat itu sudah berada di Siak.

Perjalanan dari Siak menuju Dumai ditempuh dalam waktu kurang lebih 4 jam. Medan jalan cukup bagus, terutama saat masih berada di Siak. Mulus banget kak jalannya! Begitu keluar dari Siak baru deh mulai ada lubang-lubang di sepanjang jalan hehehe.

Di sepanjang perjalanan menuju Dumai, ada banyak spot menarik yang bisa dikunjungi, terutama jika sudah masuk ke dalam Kabupaten Bengkalis. Saat perjalanan kami kemarin, kami sempat berhenti di salah satu rumah warga yang menjual kain songket tenunan Melayu. Tepatnya di daerah Bukit Batu, Bengkalis. Daerah ini memang terkenal dengan songket dan tenunnya. Sayangnya, saat itu kami tidak bisa melihat proses tenun berlangsung karena waktu yang terbatas. Nah, kalo ada yang sempat mampir ke sini, jangan lupa siapkan uang lebih ya. Soalnya kain songketnya cantik-cantik banget dan harganya jauh lebih murah daripada yang dijual di pasaran Pekanbaru. Selisih harganya bisa sampai setengahnya lho!

DSC07845

DSC07850

Selain melihat kain songket khas Melayu, objek wisata lain yang kami tuju di perjalanan menuju Dumai ini adalah Pantai Sepahat. Sebuah pantai di Desa Sepahat Bukit Batu Bengkalis. Di pantai ini ada banyak objek foto yang menarik. Salah satunya pohon yang tumbuh di tengah pantai ini. 🙂

DSC07889

Anyway, kami sampai di pelabuhan Dumai sekitar pukul 1 siang. Rencana awal mengejar penyeberangan jam 1. Tapi saya sendiri kurang paham dengan jadwal penyeberangan di pelabuhan ini. Yang jelas, saat sampai di pelabuhan, kami belum bisa naik ke dalam kapal penyeberangannya. Kami baru bisa naik ke kapal sekitar pukul setengah 3 sore dan baru benar-benar menyeberang sekitar pukul setengah 4 sore.

Informasi yang saya dapatkan, biaya yang diperlukan untuk menyeberang dari Pelabuhan Dumai ke Pulau Rupat ini adalah sebesar Rp100.000 per mobil dan Rp6.500 per orang.

DSC07918

Dibutuhkan waktu kurang lebih 30 menit untuk menyeberang dari Pelabuhan Dumai menuju pelabuhan di Pulau Rupat. Jadi sekitar jam 4 sore kami sudah sampai di Pulau Rupat. Tapi, tujuan utama kami adalah Rupat Utara yang artinya kami harus melanjutkan perjalanan kembali sekitar 3 jam dari pelabuhan Pulau Rupat. Medan jalannya cukup bagus, mostly udah disemenisasi. Masih ada sih beberapa bagian jalan yang kondisinya kurang bagus. Tapi kalo dilalui mobil sekelas Avanza atau Innova masih okelah.

Kami sampai di penginapan di Teluk Rhu Rupat Utara sekitar pukul 8 malam. Jadi total waktu perjalanan yang kami tempuh dari pelabuhan sampai ke penginapan adalah sekitar 4 jam, ini sudah termasuk berhenti di sebuah pantai dan berburu sunset di Selat Morong.

Anyway ada banyak keseruan yang kami alami selama perjalanan 4 hari 3 malam mengeksplor Siak dan Rupat ini. Mulai dari seharian keliling ke objek wisata yang ada di di Siak sampai berburu sunrise dan sunset di Rupat Utara. Saya sendiri sempat gak nyangka kalo ternyata Provinsi Riau punya pantai yang indah seperti yang ada di Rupat Utara. Di postingan ini saya kasih sneak peeknya dulu aja ya, seperti apa keindahan sunrise dan salah satu pulau yang kami kunjungi di Rupat Utara. Detailnya nanti akan saya ceritakan lagi di postingan lain, biar makin penasaran! 😉

DSC08018

Sunrise di depan hotel, di Teluk Rhu – Rupat Utara

DSC08094

Beting Aceh – Rupat Utara, salah satu pulau terluar Indonesia.

19 thoughts on “Eksplorasi Siak & Rupat Bersama Disparekraf Provinsi Riau

  1. Dita

    waktu itu aku ke rupat sebelah mana ya? pokoknya dari pantainya bisa liat port dickson Malaysia gitu dehh….itu udah ujung banget brarti ya 😀

    Like

    Reply
    1. liandamarta.com Post author

      Rupat Utara juga tuh, Dit. Memang berseberangan langsung dengan Port Dickson Malaysia. Yang paling terkenal di Rupat Utara ini namanya Tanjung Medang. Mungkin kamu ke sekitaran situ 😀

      Waktu itu naik mobil juga dari Dumai, Dit?

      Like

      Reply
    1. liandamarta.com Post author

      Asli bangunan peninggalan kesultanan Siak. Barang-barang di dalamnya juga sama, peninggalan dari kesultanan Siak 🙂

      Iya, aku naksir kain songketnya, tapi kemarin gak beli. Nanti deh kalo ke sana lagi mau beli songketnya. 😀

      Like

      Reply
  2. BenHacq Albizar

    Kayaknya traveling yang menyenangkan,
    InshaAllah mau nyusul perjalanannya ke Siak dan Rupat Minggu ini.
    Oh ya, ada info kondisi jalan dari Dumai ke Pasir Pangaraian?
    Tksh – salam

    Like

    Reply
    1. liandamarta.com Post author

      Wah selamat berjalan-jalan ke Siak dan Rupat. 🙂

      Kondisi jalan dari Dumai ke Pasir Pangaraian via Pekanbaru relatif bagus deh kayaknya. Paling ada sedikit jalan yang kurang bagus setelah Rantau Berangin sebelum masuk Pasir. Kalo di Pasirnya sendiri jalannya mulus. 😀

      Like

      Reply
  3. Pingback: Berwisata ke Rupat Utara | liandamarta.com

  4. Pingback: Pesona Beting Aceh di Rupat Utara | liandamarta.com

Share your thoughts!