Tentang Pekerjaan Baru Saya

Setelah 3 tahun berkarier sebagai seorang HR Ranger, akhirnya di pertengahan tahun ini saya memutuskan untuk mundur dari dunia HR dan beralih ke bidang yang menjadi cita-cita saya sejak lama : psikologi anak.

Saat kuliah, saya memang lebih fokus di psikologi anak. Mata kuliah yang paling saya suka adalah Psikologi Perkembangan dan materi-materi tentang Psikologi Anak lainnya. Skripsi dan kuliah kerja praktek saya juga semuanya tentang anak-anak. Sewaktu kuliah kerja praktek, klien saya adalah seorang anak berusia 5 tahun yang mengalami gangguan Autism Spectrum Disorder (ASD). Sedangkan skripsi saya mengukur tingkat resiliensi (daya lenting) pada anak-anak jalanan yang mengalami kekerasan secara fisik, psikis, hingga seksual. Dan rencananya, jika ada rezeki dan kesempatan, saya ingin banget ambil kuliah magister di jurusan Psikologi Klinis Anak. 🙂

Nah trus, kenapa dong saya bisa ‘melenceng’ selama 3 tahun ke dunia HR?

Ya karena dulu pas lulus kuliah bidang pekerjaan yang terbuka lebar dan ‘menjanjikan’ itu ya di dunia HR. Namanya juga fresh graduate ya, inginnya cari pekerjaan yang menjanjikan. Meskipun bukan berada di jalur yang diinginkan, tapi saya tetap enjoy menjalani pekerjaan saya itu. Karena bekerja di bidang HR, membuat saya bisa bertemu dengan banyak orang dari berbagai latar belakang dan saya bisa belajar banyak dari mereka semua. Terutama saat saya bekerja di salah satu HR Consultant di Jakarta. Rasanya seru aja gitu saat mendengar cerita dan pandangan orang-orang yang saya temui ketika proses rekrutmen pegawai. 🙂

Tapi, pada akhirnya saya sampai di satu titik. Merasa ingin kembali ke jalur yang benar-benar ingin saya seriusin untuk masa depan saya. Menjadi psikolog anak dan membuka klinik terapi untuk anak-anak berkebutuhan khusus.

Proses menuju mimpi masa depan saya itu tidaklah mudah. Yang paling utama yang harus saya lakukan ya kuliah magister dulu, tapi hal tersebut menjadi semakin sulit dilakukan terutama saat saya memutuskan menikah akhir tahun 2014 lalu. Pertimbangannya sekarang bukan lagi soal saya dan keluarga saya, tapi juga terkait suami dan keluarga besarnya.

Well, setelah menyusun rencana untuk kuliah di tahun ini, ternyata saya harus ikhlas kalo rencana tersebut mesti ditunda lagi. Tapi yah ternyata penundaan itu membawa hikmah sendiri bagi saya. Saat memutuskan resign dari pekerjaan sebelumnya di akhir Maret 2015 untuk persiapan kuliah magister yang akhirnya ditunda, saya malah mendapatkan kesempatan untuk belajar hal baru yang sangat berkaitan dengan cita-cita saya.

Sumber gambar : terapisautis.org

Sumber gambar : terapisautis.org

Yaitu menjadi terapis untuk anak autis. 🙂

Ya, mungkin saya memang harus belajar dari awal dulu. Merefresh otak yang sudah lama dipenuhi dengan materi tentang recruiting, interviewing, dan psikologi organisasi, ditukar dengan materi-materi baru seputar anak berkebutuhan khusus (ABK), belajar mengenali diagnosa awal tentang ABK dan bagaimana penanganannya.

Saya yang mungkin lebih paham bagaimana memberikan instruksi saat proses psikotest penerimaan pegawai baru atau melakukan interview kepada calon-calon pegawai, sekarang harus belajar banyak dengan rekan-rekan kerja saya yang baru yang lebih berpengalaman di bidang terapi anak berkebutuhan khusus.

Saya sendiri sebenarnya di tahun terakhir kuliah tahun 2011 lalu pernah mengikuti sertifikasi pelatihan terapis ABK yang diadakan oleh salah satu klinik terapi di Bandung. Saya juga pernah magang memberikan terapi pada anak-anak ABK yang ada di klinik tersebut walau hanya 3 bulan. Tapi bagi saya bekal ilmu dan pengalaman saat pelatihan serta magang itu masih belum cukup. Saya benar-benar harus belajar lebih banyak lagi. 🙂

quotes great work steve jobs

Bekerja di tempat sekarang memberikan banyak pelajaran baru bagi saya. Tidak hanya soal keilmuan terapinya, tetapi juga tentang bekerja ikhlas dengan penuh rasa syukur. Kalo mau membandingkan penghasilan secara finansial antara pekerjaan saya sekarang dengan yang sebelumnya, ya beda jauh pastinya. Tapi karena saya mencintai pekerjaan ini, semuanya terasa lebih nikmat untuk dijalani. 🙂

Pekerjaan saya sebagai seorang terapis yang sehari-hari berhadapan dengan anak autis, membuat saya tidak henti-hentinya mengucapkan syukur. Melihat perkembangan sekecil apapun yang ditunjukkan oleh anak autis yang saya terapi, membuat saya merasa sangaaaaat bahagia. Rasanya saat ini saya bekerja bukan semata-mata untuk mencari materi tapi juga untuk membantu mereka menjalani kehidupan layaknya anak-anak normal. 🙂

Makanya setiap kali melihat video ciri-ciri anak autisme dengan backsound lagu Fix You dari Coldplay ini, saya pasti mewek. Lirik lagu Fix You memang pas banget untuk menggambarkan perasaan saya setiap melihat wajah anak-anak yang saya terapi. :’)

Lights will guide you home..
And ignite your bones..
I will try to fix you..

74 thoughts on “Tentang Pekerjaan Baru Saya

  1. fasyaulia

    Teteh kenapa keren 😦 aku sebagai adik kelas mu kayaknya otak nya gak ada yang nyangkut di bidang psikologi. Tapi aku percaya gak ada yang sia2 dalam hidup, dengan masuk psikologi aku jadi ngerasa punya hidup yang lebih baik. Hehehe #curhat

    Teteh semangat kerjaan barunya, semoga bisa segera S2 🙂

    Like

    Reply
    1. liandamarta.com Post author

      Ah kamu bisa aja, Fasya. Aamiin makasih ya doanya.

      Kamu yang penting semangat yaa. Esensinya kuliah itu menguatkan mental kita dan nambah wawasan. 🙂 btw sibuk apa nih sekarang dirimu?

      Like

      Reply
  2. inda chakim

    pasti seneng bgd ya mbk melihat perkembangan mereka,
    semngat sllu y mbk, smoga segera tercapai keinginn lanjut s2, amiinn

    Like

    Reply
  3. Febriyan Lukito

    Wah selamat ya mbak untuk pekerjaan barunya yang sesuai dengan passionnya. You are very blessed bisa melakukannya seperti yang om saya bilang di gambar mbak *ngaku-ngaku* 😛

    kapan-kapan boleh sharing soal passion di blog saya dong mbak. Guest post di febriyanlukito gitu. 😀

    Like

    Reply
  4. Pingback: “Fasya Sibuk Apa?” | Aulia Fasya

  5. kresnoadidh

    Datang ke sini dari postingannya Fasya. Hehehe. Hmmm hidup jadi lebih ikhlas ya kalau ngelakuin hal yang kita mau, Semangat teh! \:D/

    Like

    Reply
  6. Pingback: Tentang Hari Guru Tahun Ini | liandamarta.com

  7. Pingback: Menikmati Staycation dan Pasar Seafood di Hotel Premiere Pekanbaru | liandamarta.com

  8. Pingback: Serunya Bermain di Festival Anak Jujur 2016 | liandamarta.com

  9. Pingback: Di Tahun Kedua | liandamarta.com

  10. Pingback: #NgobrolinPekanbaru Eps. 9 : Public Area untuk Keluarga di Pekanbaru | liandamarta.com

  11. Pingback: Yang Terjadi di Tahun Ini dan Yang Akan Dikejar di Tahun Depan | liandamarta.com

  12. Pingback: Sebuah Tulisan untuk World Autism Awareness Day 2016 | liandamarta.com

  13. Pingback: Mimpi Saya untuk Anak Autis di Indonesia | liandamarta.com

    1. liandamarta.com Post author

      Untuk jadi terapis anak berkebutuhan khusus selain dari lulusan Psikologi, juga bisa dari lulusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) atau ambil dari jurusan fisioterapis atau terapis okupasi.

      Like

      Reply
  14. Pingback: Kenapa Kuliah Lagi? | liandamarta.com

Leave a reply to gegekrisopras Cancel reply