Movie Marathon : Filosofi Kopi The Movie & Fast and Furious 7

Bulan ini sepertinya jadi bulan favoritenya para pecinta film ya. Gimana nggak, dalam kurun waktu beberapa minggu, beberapa film terkenal baik dari mancanegara maupun film lokal bermunculan di layar lebar. Sebut saja yang sudah tayang sejak 1-2 minggu lalu ada Filosofi Kopi The Movie, Fast and Furious 7, dan yang baru tayang terakhir adalah Avengers : Age of Ultron (Indonesia bahkan lebih cepat dari Amerika yang diprediksi baru tayang sekitar bulan Mei mendatang).

Anyway, saya gak mau ketinggalan dong pastinya. Minggu lalu, saya ajak Abang nonton. Dari 3 film terbaru itu, yang baru ditonton cuma 2 sih, Filosofi Kopi dan Fast and Furious 7. Avengers mah belum hehehe.

Well, saya sebenarnya gak terlalu ahli dalam mereview film. Terakhir kali review film di blog ini juga udah lama banget, waktu abis nonton film Soekarno dan 99 Cahaya di Langit Eropa. Nah setelah nonton film Filosofi Kopi The Movie dan Fast and The Furious 7 ini saya jadi pengen bikin review film lagi.

Karena apa? Karena kedua film itu menurut saya bagus banget. Meaningful.

FILOSOFI KOPI THE MOVIE

Saya ini salah satu die hard fans-nya Dee. Saya ngikutin semua novel-novel karya beliau. So far sih yang paling saya suka Supernova Partikel dan Gelombang. Tapi untuk novel Dee yang versi ‘ringan’, pilihan saya jatuh pada Filosofi Kopi dan Madre.

Sebagai fans berat karya-karyanya Dee, saya pastinya gak mau ngelewatin dong semua film Dee yang diangkat ke layar lebar. Mulai dari Perahu Kertas, Rectoverso, Madre, Supernova : Ksatria Putri dan Bintang Jatuh, dan yang terakhir adalah Filosofi Kopi The Movie ini. Saya jadi penasaran banget pengen lihat bagaimana Filosofi Kopi dihadirkan dalam wujud nyata di layar lebar.

Dee pernah bilang di salah satu postingan blognya, bahwa buku dan film itu dua hal yang berbeda. Jika ada buku karyanya diangkat ke layar lebar, saat menonton filmnya jangan lupa set ekspektasi kita di titik nol. Jangan samakan dengan apa yang ada di bukunya, karena yang disajikan memang berbeda. Script writernya pun berbeda, bukan dee. Jadi wajar jika ada jalan cerita yang beda jauh dengan apa yang ada di bukunya.

Tapi saat melihat script writer Filosofi Kopi ini adalah salah seorang penulis favorite saya juga, Jenny Jusuf, saya jadi optimis kalo film ini pasti bakal keren banget! Dan itu semua terbukti saat saya menonton filmnya. 🙂

Filosofi Kopi The Movie

Sumber : @filkopmovie

 Filosofi Kopi The Movie bercerita tentang 2 orang sahabat yang menjalani bisnis kedai kopi bersama. Jody (Rio Dewanto) adalah pemilik kedai kopi Filosofi Kopi yang dibangun di bekas toko kelontong warisan ayahnya dan Ben (Chicco Jerikho) yang bekerja sebagai barista di kedai kopi tersebut. Keduanya memiliki idealisme masing-masing yang bertolak belakang. Jody ingin menambah fasilitas Wifi agar bisa menarik lebih banyak lagi pengunjung guna meningkatkan omzet, sementara Ben percaya bahwa kopi akan menemukan penikmatnya sendiri, tanpa perlu ada ‘pemancing’ seperti Wifi sesuai usulan Jody.

Hingga suatu saat mereka mendapatkan sebuah tantangan untuk membuat kopi terenak dengan iming-iming hadiah uang yang bisa mereka gunakan untuk membayar hutang almarhum ayah Jody dan untuk mengembangkan kedai Filosofi Kopi. Mereka menyanggupi tantangan tersebut dan lahirlah “Perfecto” yang diakui Ben sebagai kopi terenak yang pernah ada.

Akan tetapi, tiba-tiba muncullah El (Julie Estelle) yang merupakan seorang blogger dengan keahlian coffee tasting. Menurut El, Perfecto tidaklah se-perfect namanya, Ada kopi lain yang jauh lebih enak, namanya Kopi Tiwus. Perjalanan menemukan Kopi Tiwus inilah yang kemudian menjadi bumbu-bumbu yang bikin mewek di akhir film.

Filkop

Sumber : @filkopmovie

Well, menurut saya film ini bagus banget dari semua aspek. Mulai dari pemilihan tokoh, kemampuan berakting semua pemainnya, dan alur ceritanya. Terutama aktingnya Chicco Jerikho ya, bagus banget! Cocok banget doi dengan karakter Ben di film ini. Drama pencarian Kopi Tiwus yang ternyata mengungkap hubungan antara Ben dan ayahnya di masa lalu juara banget bikin hati luluh. Dan satu lagi, teknik pengambilan gambar dalam film ini cakep banget. Bikin saya kebayang-bayang bau kopi saat scene El lagi asik menghirup bau kopi di pelelangan, trus bikin saya pengen liburan saat scene di perkebunan kopi yang Ben dan Jody kunjungi saat mencari kopi tiwus. 🙂

Yang agak gangu waktu awal film kok kayaknya screennya goyang ya. Kirain dari pihak bioskop yang error. Tapi pas baca komentar dari teman-teman di socmed, kayaknya emang dari cameranya ya. Gak tau ini disengaja apa gimana. Kalo disengaja, saya belum ngeh maksudnya apa karena menurut saya agak ganggu aja lihat layarnya goyang-goyang seperti itu. 😀

Anyway, bagi saya, Filosofi Kopi The Movie ini film terbaik dari semua karya-karya Dee yang pernah saya tonton. 🙂

FAST AND FURIOUS 7

Nah, kalo film yang satu ini pastinya film yang paling ditunggu-tunggu kan yah. Saya 2 hari berturut-turut ke 2 bioskop berbeda demi nonton film ini dan keabisan tiket mulu. Bahkan untuk jam tayang yang paling malam sekalipun. Sampai akhirnya kebagian tiket pun untuk nonton midnight. Dan cukup surprise, karena yang nonton midnight rame! Ada 3 theater yang nayangin Fast and Furious 7 di midnight, dan tiga-tiganya penuh! Luar biasa. 🙂

Anyway, wajar sih ya, soalnya film ini salah satu sekuel film yang memang digemari oleh banyak orang. Sekuel ketujuh ini pun jadi lebih spesial dan dinanti-nanti karena di pertengahan syuting film ini Paul Walker (pemeran Brian O’Connor di Fast and Furious Series) meninggal dunia karena kecelakaan saat adu balapan untuk charity. Banyak fansnya yang ingin melihat Paul Walker kembali di film ini.

Saya salah satunya. 😀

Secara cerita yang ngikutin Fast and Furious dari awal udah taulah ya jalan ceritanya gimana. Yang pasti ada adu kebut-kebutan mobil dan berantem-berantemnya. Saya sendiri gak ngikutin Fast and Furious dari awal sih. Baru mulai nonton dari sekuel kelima karena saya sendiri sebenarnya bukan tipikal penikmat film action sih, jadi gak terlalu menggebu juga untuk ngikutin sekuel ini.

Overall, film Fast and Furious 7 ini keren banget! Scene menerjunkan mobil dari pesawat dan scene di Abu Dhabi, sukses bikin saya melongo saking kerennya. 😀

Tapi menurut saya, ada hal berbeda di sekuel ketujuh ini bila dibandingkan dengan sekuel-sekuel lainnya. Lebih emosional. Pesan yang disampaikan pun lebih kental pesan persahabatan dan kekeluargaannya. Perasaan kehilangan yang dirasakan oleh rekan-rekan Paul Walker di film ini juga sangat terasa. Di beberapa scene memang tersirat pesan bahwa Paul Walker meninggal. Saya sendiri berasumsi kalo Brian O Connor akan meninggal di sekuel ini. Tapi ternyata tidak. 😀

Yang paling bikin haru adalah di ending film, saat Dom menyampaikan pesan terakhirnya untuk Brian, yang ternyata scene tersebut memang khusus dibuat sebagai bentuk penghormatan Vin Diesel (pemeran Dom) untuk Paul Walker. Keduanya memang sudah menjadi seperti keluarga sejak syuting perdana Fast and Furious sekitar 15 tahun yang lalu.

Wherever you are, you were always there with me, because you are my brother.

Scene ini menjadi makin penuh haru karena diriingi lagu See You Again oleh Whiz Khalifa yang menyayat hati. Bikin mewek! 😥

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=RgKAFK5djSk]

P.S. Abis nonton filmnya, saya jadi kepoin account Instagram semua pemainnya dan kelihatan banget kalo mereka semua benar-benar merasa kehilangan Paul Walker. Ya namanya juga udah bareng-bareng selama belasan tahun ya.

P.S.2. Saat nonton film ini rada kaget kok alm Paul Walker masih ‘ada’ aja di semua scene, bahkan sampai ending? Setelah googling sana sini, ternyata yang memerankan Brian di beberapa scene adalah adik dan abangnya Paul Walker trus diedit secara digital hingga mirip banget gitu. Informasi detail bisa dibaca di sini ya. 🙂

19 thoughts on “Movie Marathon : Filosofi Kopi The Movie & Fast and Furious 7

  1. maembie

    Aku cukup dengerin lagu dan menghayati lirik See You Again aja udah pengen mewek. Maknanya dalam banget, perpisahannya itu kerasa, musiknya juga membawa suasana sendu.

    Untuk semua filmnya sih belum ada yang nonton :D. Padahal pengen banget nonton Filosofi Kopi dan pengen belajar tentang kopi dari sana. Yah, sekali lagi alasan klise, soal budget yang anggarannya belum disetujui. 😀

    Like

    Reply
  2. sonyandrio

    Setuju yang filosofi kopi kak. Aku yang ga baca bukunya pun suka hehe. Yang FF7 sayangnya aku gak pernah ngikutin satu pun film nya. Tapi gantinya karna aku Marvel Holic, jadi lebih milih nonton The Avenger. Dan sampe 2019 yang suka superheronya Marvel tiap tahunnya bakal kenyang sama film film selanjutnya yang satu sama lain sambung menyambung 😀

    Like

    Reply
  3. S Safira Shofatunnisa

    Kok saya berpikirnya ya kenapa di Indonesia tayang lebih cepat daripada Amerika sendiri? Meminimalisir pembajakan dari luar negri kayaknya sih..
    Tapi justru di Indonesia lebih banyak pembajakan ya x))

    Anyway saya juga suka banget Dewi Lestari dan ngga kecewa sama Film yang ini! Mudah dicerna 😀

    Like

    Reply
    1. liandamarta.com Post author

      Eh tapi iya juga ya, seringnya kan gitu kalo filmnya beredar duluan di luar malah cepet banget dibajak trus beredar bajakannya di Indonesia 😀

      Iya bener yang Filosofi Kopi ini jauh lebih dicerna yah 🙂

      Like

      Reply
  4. Ira

    termasuk yang mewek pas adegan terakhir itu ga martilo?
    Beneran dalem banget kata-kata Dom buat Brian

    Adegan goyang2 di awal Filosofi Kopi itu memang ganggu, aku sampai mesti lihat ke belakang buat mastiin bukan salah pihak bioskopnya 😆

    Like

    Reply
    1. liandamarta.com Post author

      Iyaaa aku juga mewek banget pas scene terakhir itu. Kelihatan banget ya teh itu kayak dari dalem hatinya Dom banget.

      Ihh samaa.. Aku juga sampe lihat ke belakang ngecek ke arah proyektornya. :)))

      Like

      Reply
  5. arian sahidi

    saya nonton film ini fast and furious ini sama dua orang roommate dr rusia, sehabis nonton pada galau ngebayangin bakalan pisah ketika study kami sudah selesai haha. sedih deh jadinya. ya begitulah, pas ending movienya itu ngena banget. dalemmmm *curhat. anyway salam kenal 🙂

    Like

    Reply

Leave a reply to liandamarta.com Cancel reply