Siapa coba yang gak tau dengan film Petualangan Sherina?
Saya yakin, semuanya tau dan mungkin pernah nonton film ini. Salah satu film yang jadi pelopor munculnya film-film anak berkualitas. Petualangan Sherina yang disutradarai oleh Riri Riza ini rilis pada tahun 2000. Film ini sangat booming sekali pada waktu itu. Digemari oleh semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Dan salah satu penggemarnya itu : saya. 🙂
Saking ngefansnya sama film Petualangan Sherina, saya dulu sering banget niruin dialog-dialog dari berbagai scene yang ada di film ini. Entah udah berapa kali saya nonton film ini, yang pasti saya hapal banget sama dialog-dialognya. 😆
Awal-awal kuliah di Bandung, Abang ngajak saya jalan-jalan ke Tangkuban Perahu. Di perjalanan, saya melewati Observatorium Bosscha yang jadi salah satu icon di film Petualangan Sherina. Langsung deh heboh minta ke Abang supaya mampir ke Boscha. Waktu itu karena sudah sore, kami gak bisa masuk ke dalam, cuma bisa foto di luar aja.
Nah, sepulangnya dari Floating Market Lembang bulan November lalu, saya mampir ke Bosscha lagi. Niatnya sih mau foto-foto doang di spot-spot shootingnya film Petualangan Sherina. Tapi saya berharap juga bisa masuk ke ruang teropongnya, nih!
Saya sampai di Bosscha sekitar jam setengah 1 siang dan langsung menuju ke Pusat Informasi untuk membayar biaya retribusi sebesar Rp15.000 per orang. Dengan membayar biaya retribusi tersebut, kita bisa masuk ke kawasan Observatorium Bosscha, dan jika beruntung, kita juga bisa ikut tour ke dalam observatorium.
Observatorium Bosscha dibangun tahun 1923 di sebuah lahan perkebunan milik seorang warga negara Belanda, yang bernama Karel Albert Rudolf Bosscha. Beliau juga yang mendanai pembangunan observatorium ini.
Observatorium Bosscha ini dibuka untuk umum. Untuk kunjungan dari sekolah atau instansi lainnya, bisa dilakukan dari hari Selasa-Jum’at mulai jam 09.00 sampai jam 14.30. Sedangkan untuk kunjungan per orangan atau kunjungan dalam jumlah kecil, bisa dilakukan di hari Sabtu mulai jam 09.00 sampai jam 13.00. Jika mau melakukan peneropongan, bisa datang di malam hari. Jadwalnya bisa dilihat langsung di websitenya, ya. 🙂
Namanya rezeki anak soleh ya, saat saya, Abang, dan adik saya sampai di Bosscha, pas banget dengan pelaksanaan sesi terakhir tour dalam ruang peneropongan. Sebelum tour, pengunjung diberikan kuliah umum seputar astronomi dan sejarah Bosscha di Ruang Multimedia. Sayangnya, kami datang saat kuliah umum sudah selesai, jadi gak bisa ikutan deh hehehe. Sekitar jam 1 kurang, semua pengunjung untuk tour terakhir, diminta masuk ke dalam ruang peneropongan utama di Bosscha. Seorang peneliti dari ITB menjadi guide kami saat itu.
Saat pertama kali masuk observatoriumnya, waaaah saya cuma bisa melongo dan heboh-heboh sendiri. Rada norak juga karena akhirnya bisa melihat langsung teropong besar yang sebelumnya cuma pernah saya lihat di film Petualangan Sherina, hihihi.
Teropong yang ada di film Petualangan Sherina ini bernama Teropong Zeiss Besar. Teropong ini memiliki lensa dengan diameter 60 cm. Kegunaannya antara lain untuk menyelidiki bintang ganda, mengamati bintang dan planet, serta menyelidiki gerak bintang di dalam gugusan bintang.
Teropong di Bosscha ada banyak jenisnya. Selain Teropong Zeiss Besar, ada pula Teropong Cassegrain Goto, Teropong Refraktor Tunggal Bamberg, dsb. Masing-masing teropong memiliki kegunaannya masing-masing. Jadi, saat melakukan peneropongan, kita harus tau dulu tujuannya apa, baru deh memutuskan akan meneropong dengan teropong yang mana.
Meskipun dibangun sejak puluhan tahun lalu, tapi Observatorium Bosscha ini sudah dilengkapi dengan teknologi yang canggih loh! Saat tour, kami diperlihatkan beberapa teknologi yang ada di rumah Teropong Zeiss Besar ini. Salah satunya adalah bagian atap yang bisa digeser ke kanan dan ke kiri.
Jadi, saat peneliti hendak mencari bintang yang ingin diteropong, bukan teropongnya yang digeser-geser. Ya iyalah, teropongnya gede banget lho itu. Beratnya ada kali ratusan ton. Karena itulah, dibuat atap yang bisa digeser sesuai kebutuhan ini.
Yang penasaran gimana atapnya bergerak, bisa lihat video singkat ini ya :
Selain atap yang bisa digeser ke kanan dan ke kiri, teknologi canggih lainnya adalah bagian lantai yang menjadi tempat pijakan. Lantai ini bisa bergerak naik dan turun. Gunanya untuk peneliti yang tinggi badannya tidak dapat mencapai bagian lensa teropong, ia tidak perlu pakai kursi atau tangga, cukup tekan tombol tertentu dan lantai pijakan yang akan bergerak naik sesuai kebutuhan. 😉
Oh ya, lantai pijakan ini hanya kuat menampung 3 orang dewasa. Makanya, yang boleh naik ke area peneropongan ini hanya orang-orang tertentu saja.
Untuk menggerakkan bagian atap dan lantai di ruang teropong ini tentunya dibutuhkan daya listrik yang sangat besar. Karena itulah, kawasan Observatorium Bosscha ini menggunakan daya sendiri yang direquest khusus ke PLN dan terpisah dengan daya yang digunakan oleh warga di sekitar observatorium.
Waktu yang paling tepat untuk melakukan peneropongan pastinya adalah di malam hari. Meneropong di siang hari justru sangat berbahaya, karena pantulan sinar matahari yang mengenai lensa, bisa membakar mata saat kita meneropong ke langit. Untuk melakukan peneropongan juga butuh persiapan khusus, sehingga tidak sembarang orang bisa meneropong di Bosscha.
Ada yang penasaran gak gimana peneliti melakukan pengamatan bintang lewat peneropongan ini?
Well, mereka tidak mengamati langsung ke langit, melainkan melalui foto yang ‘dijepret’ saat proses peneropongan berlangsung. Jangan kira fotonya berwarna-warni, ya. Hasil jepretannya mah hitam putih kayak gini :
Nah, FYI buat mahasiswa, terutama mahasiswa Astronomi atau Fisika yang lagi cari bahan untuk Tugas Akhir. Mahasiswa bisa langsung datang ke Observatorium Bosscha dan diskusi dengan peneliti-peneliti di sana. Mereka siap membantu proses penelitian lho. Bahkan disediakan juga penginapan buat mahasiswa yang datang dari luar kota.
Mahasiswa dan peneliti lainnya juga bisa submit hasil penelitiannya ke konferensi internasional. Jika terpilih, keluarga besar Pak Boscha di Belanda siap menanggung biaya transportasi dan akomodasi untuk berangkat ke konferensi tersebut. Wow.. Seru, ya! 🙂
Anyway, jalan-jalan ke Bosscha bukan sekedar jalan-jalan biasa. Banyak ilmu baru yang bisa didapatkan di sana. Sekalian napak tilas ke lokasi shootingnya Saddam dan Sherina. Siapa tau bisa ketemu Saddam dan Sherina versi masa kini. 😛
😆 😆 😆
Foto terakhir pose ala petualangan Sherina ya mba 😀
LikeLike
Hahaha iya mba Puji. Ala ala Saddam dan Sherina 😆
LikeLike
Sambil nyanyi “dia pikir dia yang paling hebat” hehe
LikeLike
Hahaha iya banget mba, kemarin sambil nyanyiin lagu itu. Aku doang sih, abang cuma menatap dengan tatapan aneh hahaha
LikeLike
Hahaha
LikeLike
😀
LikeLike
Udah lupa sama tokok cowoknya.. Ternyata namanya Saddam (Hussein?). Hihihi…
Gak kebayang kalo ngintip dari teropong pas siang hari… Ibarat mandangin gerhana matahari secara langsung dengan mata telanjang. Pastinya ribuan kali lagi efeknya karena lensa yang dipakai fungsi semua memfokuskan sinar ke mata…
LikeLike
Hahaha iya Saddam namanya. Yang main Derby Romero 😆
Iya.. Ibarat kaca pembesar kalo dipantulin langsung ke sinar matahari, dan di balik kaca pembesar ada kertas, bisa terbakar kan ya kertasnya. Kurang lebih kayak gitu kalo neropong di siang hari. Makanya berbahaya banget ehehe
LikeLike
Waaah jadi kangen sama ni Film hehehe,,, aq juga ada nih dulu main ke Boscha tahun 2012 ^^
Hahaha nama cowoknya saddam? si Derby kan yah dulu itu…. kunjungan balik y mba… aq sampai ke blog ini lihat dari IHB hehehe
LikeLike
Iya, nama cowoknya Saddam. Hooh si Derby, waktu dia masih lucuuu hahaha.
Siaaap. Makasih yaa udah mampir. Anggota IHB juga toh. Salam kenal yaaa 🙂
LikeLike
Waaah jadi kangen sama ni Film hehehe,,, aq juga ada nih dulu main ke Boscha tahun 2012 ^^
Hahaha nama cowoknya saddam? si Derby kan yah dulu itu…. kunjungan balik y mba… aq sampai ke blog ini lihat dari IHB hehehe
LikeLike
Wah double post ya commentnya 🙂
LikeLike
ih iya bangeeeet, adegan Sadam sama Sherina di boscha kan paling romantis, kalau aku gak salah inget, ada adegan cium jidat segala bukan sih? *dasar*
Aahhhh jadi pengen nonton petualangan sherina lagi kaaan~ 😀
LikeLike
Iya ada adegan cium jidat di jendela lantai 2 tempat Sherina turun pake tali mau kabur. Kemarin pas ngelewatin jendela itu, aku langsung heboh sama suami ceritain ulang scene Petualangan Sherina yang di sana. 😆
Sama! Jadi pengen nonton lagi hahahaha
LikeLike
Cie cieeee sherina dan saddam, pak endangnya mana mak?. Hihi.
LikeLike
Hahahahaha.. Anggap aja Pak Endang yang fotoin :)))
LikeLike
baru tau nggak boleh neropong pas siang,gede banget ya mbak.. eh itu yang foto aling bawah sherina sama sadam ya??hehehehe
LikeLike
Iya gak boleh mbak. Kayak kalo ada kaca pembesar yang kita pantulin ke sinar matahari langsung, trus di bawahnya di taruh kertas, nah kertas itu kan bisa terbakar karena kena pantulan sinar matahari itu kan mbak. Kurang lebih begitu kejadiannya kalo kita maksain neropong bintang di siang hari.
Iya anggap aja itu Sherina sama Saddam mba hahaha
LikeLike
Liaaaa😂😂😂😂
LikeLike
Hahahaha apa mba devaaaa :)))
LikeLike
Aah… jadi inget film Petualangan Sherina… pengen nonton lagi nih 😉 Kayaknya asik nih main ke observatorium… Main ah… observatorium di sini kebeneran cuma 15 menit naik bus dari rumah, tapi aku belum pernah ke sana….
LikeLike
Iya sama mba aku juga pengen nonton lagi 😀
Asik mba. Nambah pengetahuan baru hehe. Masuknya juga murah meriah. Cobain mba kapan2 main ke Observatorium Bosscha ini 😉
LikeLike
Waduh, kapan bisa ke sana ya? Ke observatorium di sini dulu aja deh 🙂
LikeLike
Mbak citra tinggal di mana? Ada observatorium juga mbak di sana? Seru yaaa main2 ke observatorium hihi
LikeLike
Aku tinggal deket Jurong. Ada observatorium di science centre di Jurong, 10-15 menit naik bus dari rumah… Kapan2 pengen nyoba ke sana 🙂
LikeLike
Ah dirimu di Jurong ya mba? Aku baru aja Kamis lalu ke Singapore. Telat nih baca commentnya, kalo ga kan bisa ngajakin kopdaran sekalian minta temenin ke Science Centre di Jurong 😀
Ayo mba kapan2 main ke observatorium Bosschanya 🙂
LikeLike
Wah, sayang banget… next time kalo ke sini lagi kontak aku ya… Pengen main ke Bandung tapi kapan? Ini mo mudik ke Malang aja susah nyari waktu 😦
LikeLike
Iya mba kemarin cuma semalam doang di SG nya. Lagi ada acara di Batam, jadi sekalian nyebrang deh hehe. Sip mba ntar kalo aku ke SG lagi aku info yaaa. 🙂
Semoga bisa segera mudik ke Malang bareng the kiddos dan suami ya mbaa 🙂
LikeLike
Foto terakhir itu Saddam sama Sherina pas dewasanya ya?? ^_^
Duluu ibunya yang suka filmnya, eh sekarang anak-anakku juga suka lia.. malah yang kecil kalo ada klip lagu Sherina heboh banget teriak-teriak gitu.. emang film sepanjang masa ya Petualangan Sherina itu??
LikeLike
Ceritanya begitu mba hahahaha..
Iya mba film sepanjang masa ya. Sepupuku juga jadi suka banget film Petualangan Sherina. Gak bosen nontonnya, diulang2 dari Youtube. Tapi filmnya jarang tayang di TV ya kayaknya 😀
LikeLike
Aku ada langganan TV Kabel jd kadang sebulan bisa 5-6 kali tayang.. ibunya sampe capek nungguin mereka nonton
LikeLike
Hihihi gapapa deh, sekalian ibunya nostalgia ke masa muda 😉
LikeLike
katanya film ini ga pernah diputer d tv lagi karena sherina ga suka yaa.. hihihi.. gosipp..
LikeLike
Hahaha gitu ya mba? Baru denger sih aku.. Tapi emang jarang ditayangin di TV ya, padahal filmnya bagus banget buat anak-anak.
LikeLike
Waaa udah sampe Boscha juga akhirnya ya Li 🙂
Aku juga udah 3x kesana dan yg trakhir ksana malam hari, indah banget liat Bdg pas malem2nya….kebetulan banget temenku peneliti dan kerja di Boscha jadi bisa ikutan nebeng kesana, hehehhe *modus
LikeLike
Udah mba. Wah seru banget malam2 bisa ke Bosscha. Ikutan neropong ga mba? Keren banget pasti ya aktivitas malam hari di Bosscha mbaa. 😀
LikeLike
Ia Li, klo malem tuh brasa “lembang banget” karna dingin dan suasananya pas. Gak bosen deh ksana lagi (kapan-kapan)….hehehehe
LikeLike
aahhh baca ini liat foto2mu jadi pengen nonton film sherina.dulu nonton ini berkali2. seruuu soalnya 🙂
LikeLike
Iyaaa filmnya seru ya mbaa.. Aku pun jadi pengen nonton lagi hehe
LikeLike
saya kesana pake bis gede dan ngos-ngosan jalan kaki tapi terbayar pas ikut kuliah umum dan demo teleskop besarnya.hehe
Tapi kata akang demonstratornya bandung sudah memprihatinkan polusi cahayanya karena polusi cahaya adalah musuh utama pengamatan langit malam 😦
LikeLiked by 1 person
Wah ngos-ngosan mendaki bukitnya yaaa hehe
Iya Bandung udah penuh polusi ya. Beda banget sama dulu waktu awal2 Bosscha dibangun kan. 😦
LikeLike
Aku belum pernah nonton Petualangan Sherina 😀 tapi dulu, dulu banget-banget, aku pernah punya impian pengen pergi ke sini untuk melihat bintang2. Cuma sampe sekarang belum jodoh 😀 eniwei thanks for writing about this Bosscha 🙂
LikeLike
You’re welcome, mbak Messa 🙂 semoga segera kesampaian ke Bosscha ya mbaak ^_^
LikeLike
salah satu film Indonesia yang bagus, dan Sherina pun anak yg asik, gak tau deh skarang gimana ya dia? keknya jarang gosip jg yah…
LikeLike
Sherina tuh mirip2 AgMon mbak, kalo gosip pasti yang bagus2 :p
LikeLike
Hihi iya ya? Emang jarang sih denger berita gosip yang kurang bagus dari doi yah hehe
LikeLike
Iya mba jarang ada gosip tentang doi hehe. Filmnya jadi film anak yang legendaris banget yaa ini hehe
LikeLike
waahhh pengennn bangeett aku sampai sini…kerennn abiss…semoga bsia sampe sini suatu hari nanti..aamiin Ya allah aamiin….
LikeLike
Amiiinnn.. Semoga bisa segera ke sana yaaa 🙂
LikeLike
Saya juga penggemar Sherina, berarti saya harus ke sana 😀
LikeLike
sedih bgt kalau kesana taunya ujan hahaha
LikeLike
Hahaha iyaaa.. Jangan datang di musim hujan makanya 😛
LikeLike
terima kaish banyak buat infonya. Saya pengen banget ajak anak-anak. Tapi, bingung. Takutnya gak boleh kalau kunjungan pribadi. Ternyata boleh, ya. Asiik! 🙂
LikeLike
Sama-sama mbak Myra 🙂 Semoga infonya bermanfaat yaa.. Ayo kapan2 coba bawa anak2 ke sana mbak. Banyak ilmu yang bisa didapat 😀 Kalo untuk umum, cuma bisa datang hari Sabtu ya mbak 🙂
LikeLike
Hmmm enaknya neropongin siapa ya… 😉
____________________________________
Ragam Corak Bata Hias
LikeLike
Ayoo mau neropongin siapaa? :))
LikeLike
Sherinaaaa lariiiii *nyamar jadi Sadam* hahaha
Kalo di foto keliatannya gak terlalu gede ya mbak. Kalo di film kayaknya gede banget, mungkin karena Sherina dan Derby masih kecil ya 🙂
LikeLike
Iyaa, aku juga pas masuk ke dalam merasa kok kayaknya kecil banget ya. Kirain gede kayak di film. Tangga yang Sherina dan Saddam naik ke lantai 2 itu juga gak tinggi2 amat ternyata 😆 Karena emang mereka masih kicik-kicik kali ya, jadi keliatannya kayak yang gede 😀
LikeLike
Oh pas nyanyi Bintang-bintang yang ujung-ujungnya nyebut nama motor itu ya? *vega maksudnya* haha #abaikan 🙂 TFS ya 🙂 suka tulisannya.
LikeLike
Hahahaha iya.. Canopus, Capella, Vega.. 😆 Makasih yaaa 🙂
LikeLike
Wih keren banget, udah lama nggak main kesini.
Teropongnya gede banget. 😀
LikeLike
Iya teropongnya guede banget! 🙂
LikeLike
Mbak klo kunjungan perseorangan itu boleh nggak? Misal sekitar 2 sampai 5 orang. Terus apakah kita langsung masuk dan membayar tiket atau harus gimana?
LikeLike
Untuk kunjungan biasa boleh. Bayar tiketnya di loket yang tersedia, 15rb per orang. 🙂
LikeLike
Oh ok terima kasih infonya 🙂
LikeLike
Sama-sama mas 🙂
LikeLike
Pingback: Nostalgia dan Euforia Petualangan Sherina | liandamarta.com