Roadtrip Perdana ke Tanah Minang

Well, sebenarnya ini bukanlah perjalanan liburan pertama kami. Saat masih pacaran, saya dan Abang sudah pernah beberapa kali berlibur bersama. Baik itu bareng teman-teman, ataupun roadtrip berdua ala backpacker. Dengan bermodalkan motor pinjaman (karena motor Tiger si Abang gak sanggup dibawa jalan jauh), kami sudah pernah one day trip ke Puncak, Bogor, Garut, dan Pangandaran.

Meskipun udah pernah ngerasain liburan bareng sebelumnya, liburan kali ini tentu saja tetap berkesan bagi kami. Karena apa? Oh, tentu saja karena liburan kali ini bernuansa honeymoon bak pengantin baru. 😆 Semangatnya beda dong ya kalo nuansanya honeymoon gini? Ehehehe.

Agenda utama saya dan Abang ke tanah Minang ini adalah menyelesaikan tugas negara saya di kota Padang. Sehari aja kelar sebenarnya. Tapi berhubung Abang masih newbie melakukan perjalanan darat ke Sumatera Barat, jadilah kami memutuskan nginap dua malam, satu malam di Padang dan satu malamnya lagi di Padang Panjang.

Sepanjang perjalanan Pekanbaru-Padang, kami berdua bernyanyi-nyanyi sesuka hati. Ini cara paling ampuh yang bisa dilakukan biar gak ngantuk selama di perjalanan. Kata Abang, dia tiba-tiba teringat scene Nicholas Saputra dan Adinia Wirasti di film 3 Hari Untuk Selamanya. Gara-gara itu, sepanjang jalan kita jadi nyetel soundtrack film 3 Hari Untuk Selamanya dan nyanyi-nyanyi berdua hihihi. Dan pastinya gak lupa dong foto-foto sepanjang jalan.

Coba cek deh foto kita ini, udah cucok belum dengan poster film besutan Riri Riza itu? 😆

DSC08738 3-hari-untuk-selamanya-2007

Perjalanan Pekanbaru-Padang memakan waktu kurang lebih 7-8 jam. Sejak awal kami sudah sepakat untuk jalannya selow aja, toh gak ada yang diburuin. Sebelum ke Padang, kami akan singgah terlebih dulu di Solok. Abang mengajak saya untuk berziarah ke makam papanya. Sejak pacaran, saya cuma pernah sekali ketemu sama papanya Abang ini. Waktu itu ketemuannya di Pekanbaru, saat kami lagi liburan kuliah. Setelah itu komunikasi saya dan beliau hanya berlangsung via SMS atau Facebook Messenger. Yang saya ingat, sekitar 2 minggu sebelum papa mertua saya itu meninggal dunia, beliau menghubungi saya via Facebook Messenger dan mengajak saya untuk main ke kampung halamannya di Solok. Ternyata kesampaiannya baru kali ini, beberapa tahun setelah ajakan beliau itu. :’)

Oh ya, buat yang mau roadtrip ke Padang, kamu perlu tau kalo jalan yang ditempuh itu berbukit-bukit dan berkelok-kelok. Jadi, harus ekstra hati-hati nyetirnya. Karena kadang ada aja pengemudi motor atau mobil yang ngebut dari arah berlawanan. 😦

DSC08743

Nah, kalo di jalan udah mulai capek, mending mampir aja ke Bandrek House yang terletak di Kabupaten Lima Puluh Kota. Sekitar 151 km dari kota Pekanbaru. Saya dan Abang kemarin berhenti di sana sambil menstabilkan kondisi perut akibat jalan yang berkelok-kelok dengan secangkir bandrek dan teh hangat.

Well, dari segi tempat dan rasa makanan, Bandrek House ini biasa aja sih. Tapi berhubung di sepanjang perjalanan Pekanbaru-Sumatera Barat gak ada rest area seperti halnya di perjalanan Jakarta-Bandung via tol Cipularang, tempat-tempat semacam Bandrek House ini lumayan rame dikunjungi orang untuk beristirahat, sholat dan buang air kecil.

DSC08756 DSC08773

Namanya juga perjalanan pertama kali sebagai suami istri ya, rasanya semua tempat ingin dikunjungi trus foto-foto di sana buat nambah koleksi hihihi. So, di perjalanan ini kami memang banyak berhentinya. Pemberhentian selanjutnya adalah the famous Kelok Sembilan.

Kalo di postingan ini, saya mendokumentasikan Kelok Sembilan dari atas, kali ini kami memutuskan untuk foto-foto di bawah jembatannya. Dengan berlatar belakang kemegahan jembatan Kelok Sembilan yang terkenal ini, kami pun bernarsis ria. 😆

DSC08796

DSC08783Keren, ya! 🙂

Setelah 5 jam perjalanan dari Pekanbaru, akhirnya kami sampai di Payakumbuh. Dari Pekanbaru sampai ke Payakumbuh sih jalannya masih lurus-lurus aja, ya. Yang mulai bingung itu waktu dari Payakumbuh mau ke Solok. Abang bilang, ada jalan pintas dari Payakumbuh ke Solok, tanpa harus melewati Bukit Tinggi yang biasanya suka macet di akhir pekan. Tapi ya nama pun roadtrip perdana ya, gak mungkin gak pake kesasar. 😛

Jadi, niatan pengen ambil jalan shortcut untuk menghindari Bukit Tinggi yang rawan macet itu, malah membawa kami berputar-putar karena kesasar di perbatasan Payakumbuh dan Bukit Tinggi. Setelah berputar-putar selama hampir setengah jam, kami berdua yang ‘buta’ Sumbar ini pun akhirnya menyerah dan mengandalkan Waze untuk mengarahkan kami ke jalan yang benar. In Waze, we trust! 😆

Oh ya, gara-gara kesasar itu, ban mobil robek ajah gara-gara ngelindes paku. Lah kalo udah robek begitu, mana bisa di tukang tambal ban biasa kan ya. Kudu ganti ban baru. Sempat bingung juga nyari-nyari tempat ganti ban. Tapi alhamdulillah, ketemu juga akhirnya.

DSC08809

Well, selain kunjungan ke makam papa mertua di Solok dan menuntaskan tugas negara di Padang. Saya dan Abang juga sempat mencicipi kuliner-kuliner terkenal di Sumatera Barat, yaitu Sate Mak Syukur dan Nasi Kapau Uni Lis.

Kami juga sempat melipir ke Pantai Padang. Sayang sekali deh, pantainya kotor banget. Padahal kalo bersih kan enak ya duduk-duduk sore di pinggir pantai sambil menikmati angin sepoi-sepoi. Pantai Padang ini letaknya gak jauh dari pusat kota. Ombaknya super gede, makanya ada larangan berenang di pantai ini.

DSC08861

Keesokan harinya, sebelum pulang ke Pekanbaru, saya dan Abang menyempatkan diri jalan-jalan di Pasar Ateh Bukit Tinggi. Niat awalnya sih mau nyari Nasi Kapau Uni Lis. Tapi kalo udah sampai di Pasar Ateh, sayang banget dong kalo gak foto-foto di depan icon Bukit Tinggi ini :

DSC09087

Nah, sekarang saya mau share beberapa tips nih buat yang mau melakukan perjalanan darat dari Pekanbaru ke Sumbar (atau sebaliknya). Mudah-mudahan bermanfaat ya. 🙂

  • Pastikan istirahat yang cukup dan jangan maksain nyetir kalo lagi ngerasa ngantuk. Seperti yang saya bilang di atas, akses jalan Pekanbaru-Sumbar berliku-liku dan berbukit-bukit. Kadang adaaaa aja pengendara motor atau mobil yang nyetir seenaknya. Jadi, kita kudu lebih waspada.
  • Siapkan perbekalan yang cukup. Di sepanjang jalan Pekanbaru-Sumbar, tidak ada rest area. Lebih baik prepare dari awal sebelum berangkat. Bawa cemilan dan isi bensin mobil sampai full.
  • Siapkan duit receh. Sepanjang jalan akan banyak sekali berpapasan warga yang minta sumbangan untuk perbaikan jalan, jadi jangan lupa siapin duit receh seribu atau dua ribuan untuk diberikan pada mereka.
  • Kalo perginya berdua, usahakan jangan ada yang tidur. Kasian kan yang nyetir sendirian. Bikin perjalanan jadi lebih seru dengan nyanyi-nyanyi sepanjang jalan, ngobrol ngalor ngidul, atau main tebak-tebakan, biar gak ngantuk! 😉

Itu aja sih dari saya, kalo kamu punya tips lain, share di sini ya. Dan kalo ada yang punya pengalaman lain, share juga, ya! 🙂

47 thoughts on “Roadtrip Perdana ke Tanah Minang

  1. Pingback: Dari Warung Tenda, Sate Mak Syukur, sampai Nasi Kapau Uni Lis | My Life, My Story

  2. Pingback: Menginap di Aie Angek Cottage Padang Panjang | My Life, My Story

  3. sondangrp

    Liaaaaa, aku juga pengeeen datengin Sumbar iniii. pas kemaren ada tugas negara, salah satu pilihannya ini. Aih sayang belumj jodohnya, padahal udah kebayang mau liat si Kelok Sembilan dan ngerasain daerah Bukit tinggi.
    tapi sok lega sih ngebayangin makanannya, wohooooo ini cara gampang nambah lemak yaaa

    Like

    Reply
    1. liamarta Post author

      Iya mba sini doooong main ke Sumbar, tar aku samperin deh hahaha. Sumbar ini banyak sekali yang bisa dieksplor mba. Ada pantai, ada gunung, cantik2 semuanya. Dan makanannya enak2 semua, kalo mau ngegendutin badan datanglah ke Sumbar hahahaha

      Like

      Reply
  4. Pingback: Kapuyuak Kloting, Produk Asli Buatan Urang Minang | My Life, My Story

  5. Pingback: Rencana Roadtrip | sunshine in my window

    1. liamarta Post author

      Iya jalan sepi soalnya gak lagi peak season 😀 Ke Sumbar itu rame banget kalo lagi long weekend atau libur nasional (lebaran, natal, tahun baru).

      Iya seperti jalan layang gitu deh yang membelah pegunungan antara Riau dan Sumbar. Jalan layang ini dikenal dengan nama Kelok Sembilan 🙂

      Like

      Reply
  6. Pingback: Makan Siang di Dusun Bambu Lembang | My Life, My Story

  7. Pingback: Best of 2014 | My Life, My Story

  8. Pingback: Jalan-Jalan (Tanpa Rencana) ke Sumatera Barat | liandamarta.com

  9. Pingback: Backpacker Story : Dari Singapore ke Kuala Lumpur | liandamarta.com

  10. Pingback: Tentang Pencapaian di 2015 dan Harapan di 2016 | liandamarta.com

  11. Pingback: #NgobrolinPekanbaru Eps. 2 : Beragam Cara untuk Datang ke Pekanbaru | liandamarta.com

  12. Pingback: #CeritaTanggal7 : Tentang Bucket List | liandamarta.com

  13. Pingback: #CeritaTanggal7 : Drama Cincin Nikah | liandamarta.com

  14. Pingback: #CeritaTanggal7 : Catatan Perjalanan | liandamarta.com

Share your thoughts!