Undangan Pernikahan : Fisik atau Digital?

Masih dalam rangkaian postingan cerita persiapan acara pernikahan saya sebulan lalu, kali ini saya mau share soal pengalaman dalam menentukan undangan pernikahan. Maapkeun ya kalo postingannya lamaaaaaaa sekali tayangnya, lagi sok sibuk nih sekarang, jadi ya gitu deh, waktu ngeblognya berkurang drastis hehehe.

Well, undangan pernikahan menurut saya nih ya, bisa dibilang penting tapi kadang gak penting juga dalam sebuah acara pernikahan. Kegunaannya jelas, untuk mengundang sanak saudara dan rekanan agar mereka datang ke acara pernikahan kita tersebut. Tapi, undangan menjadi gak penting kalo harus dibikin super duper mahal. Menurut saya loh ya ini. 🙂

Nah, karena itulah, saat kemarin mempersiapkan acara pernikahan saya itu, saya memilih undangan yang murah meriah. Trus desainnya pengen yang simple, karena gak mau melenceng terlalu jauh dari konsep acara secara keseluruhan. Saya juga ingin ‘ikutan ribet’ dalam ngedesain undangan ini. Iya, saya ngedesain sendiri undangan pernikahannya. Mulai dari bikin konsep awal, trus ditolak keluarga, bikin konsep baru lagi, bawa ke percetakan untuk finishing dan cetak.

Dengan modal skill photoshop seadanya, akhirnya undangan pernikahannya jadi juga :

DSC08562Pilihan warnanya udah jelas dong ya ndak jauh-jauh dari warna yang nantinya mendominasi acara pernikahan pink-ungu-broken white. 😀

Untuk proses cetaknya sendiri, undangan ini saya cetak di Azka Undangan, Jln. KH Ahmad Dahlan Pekanbaru. Si abangnya baik deh, mau saya rempongin haha. Ya maklum kan, karena ingin ngedesain sendiri tapi gak tau format ukuran undangan yang saya mau itu gimana, jadi saya minta templatenya dulu sama si abangnya. Trus baru deh saya desain alakadarnya dan susun posisi kata-katanya. Setelah oke, baru deh diserahin lagi ke si abangnya untuk difinishing. Nah setelah difinishing, saya cek ulang lagi filenya, baru setelah semuanya oke, saya minta untuk dicetak.

Itu juga sempat ada kesalahan sedikit di proses cetaknya. Akhirnya ngerapiin lagi, cetak ulang lagi. Percetakan tsb bisa dibilang sangat kooperatif dalam mengerjakan undangan saya ini. Mau diburu-buruin dan mau ikutin bawelnya saya hihihi. Trus plusnya lagi, undangan yang mereka kerjakan juga kebanyakan dengan desain-desain yang ciamik, bukan tipikal undangan konvensional yang biasanya beredar. Sesuai lah ya, dengan keinginan saya, ingin bikin undangan pernikahan yang “beda”. 🙂

Nah, saat proses bikin undangan ini, yang agak ribet bin rempong adalah nyetak label nama dan masukin undangan ke plastiknya. Maklum lah ya, saya orangnya rada OCD teu puguh. Jadi semua harus rapi, harus sama rata, harus balance, harus indah dipandang mata deh pokoknya hahahahaha. Agak-agak gengges, tapi setelah semuanya kelar, ada kepuasan yang tiada terkira melihat undangan-undangan itu telah terbungkus plastik dengan cantiknya hihihi. Oh ya, untuk label namanya, saya pake label Tom & Jerry yang transparan, ukuran 103. Untuk format penulisan namanya sendiri, saya ngintip cara-caranya di postingan ini. 🙂

Selain undangan dalam bentuk fisik, saya dan Abang juga sepakat untuk membuat undangan dalam format digital. Bentuknya video berdurasi 30 detik. Video tersebut kami share ke teman-teman yang diundang melalui E-mail, WhatsApp, Line, Path dan social media lainnya.

Video by Roni Azhar (www.empistudio.pro)

Undangan digital ini sangat membantu kami mengurangi biaya percetakan undangan fisik. Jadi, undangan fisik diberikan untuk keluarga dan rekanan orang tua, dan juga beberapa relasi penting. Tapi untuk teman-teman yang sifatnya hore-hore, semua diundang menggunakan undangan digital ini. 🙂

Di zaman digital sekarang ini, mulai bermunculan beraneka macam model undangan digital. Ada yang berupa video singkat seperti yang saya bikin itu, ada yang berupa foto yang diberikan info lengkap undangan, dan bahkan ada yang bikin website khusus undangan pernikahan. Tapi tetep ya, menurut saya undangan fisik is a must, terutama untuk kolega atau rekanan orang tua yang sepertinya masih terkesan “kurang menghargai” jika hanya diberikan undangan digital.

Nah, kalo kamu, ada pandangan lain gak soal undangan pernikahan? Pilih undangan versi apa? Fisik atau digital? 😉

***

Info Vendor

Undangan Fisik : Azka Printing (Adhe 081365517234)

Digital Invitation : Empistudio (Roni Azhar 087889311370)

27 thoughts on “Undangan Pernikahan : Fisik atau Digital?

    1. liamarta Post author

      Kalo menurutku undangan fisik is a must ya mbak, apalagi untuk kolega-kolega dan rekanan orang tua. Sepertinya masih terkesan ‘ndak sopan’ kalo gak ngasih undangan fisik 😀

      Like

      Reply
        1. liamarta Post author

          Ah iya bener banget ituuu. Aku juga udah cetak ngepas, tetep aja ada yang nyisa karena gak sempat dibagi, trus bingung mau diapain. Dibuang sayang, tapi disimpan malah jadi “sampah” 😦

          Like

          Reply
  1. Cicajoli

    Aku sih suka digital kak, lebih cepat sampainya. tau kan ya kalau fisik ngantarin ke rumah-rumah itu ribet nya Naudzubillah haha, walaupun bisa minta tolong tapi sm aja. Semisal ga sampai kan ga lucu hihihi..
    Semoga 5 tahun lagi digital udah punya posisi “teteup menghargai kok” heuheu 😀

    Like

    Reply
    1. liamarta Post author

      Iya kalo digital kita bisa mastiin sampai ke yang dituju. Kalo undangan fisik kemarin adaaaa aja yang gak sempat diantar huhuhu. Eh tapi, ada loh temenku yang ternyata bingung ngeliat undangan digital, maksudnya dia ga ngeh sama informasi di undangan digitalku itu. 😦

      Like

      Reply
  2. Pingback: Prewed Hore! | My Life, My Story

Share your thoughts!