Saat musim libur lebaran tiba, banyak orang menyempatkan diri pergi berlibur bersama keluarga besarnya. Momen yang untuk sebagian orang mungkin hanya dirasakan setahun sekali, kumpul sama keluarga besar dan pergi jalan-jalan ke suatu tempat. Termasuk bagi saya dan keluarga. 🙂
Tahun ini, karena kami semua berlebaran di Pekanbaru, kami memutuskan untuk jalan-jalan ke Sumatera Barat. Hihihi so mainstream, ya? Hampir semua orang yang berlebaran di Pekanbaru dan sekitarnya pasti akan menuju Sumatera Barat, khususnya Bukit Tinggi untuk berlibur. Empat tahun silam, saya dan keluarga pernah ‘memaksakan’ diri jalan-jalan ke Bukit Tinggi di hari raya kedua. Alhasil kami sampai bermalam di sebuah masjid di Bukit Tinggi dan stuck di jalan selama berjam-jam sampai mobil mogok karena kepanasan hihihi.
Ya, Bukit Tinggi di peak season sebaiknya dihindari.
Nah, trus kemana lagi dong kalo bukan ke Bukit Tinggi? Well, Sumatera Barat tidak hanya Bukit Tinggi loh. 🙂 Meskipun untuk sebagian orang kayanya gak afdol ya kalo ke Sumatera Barat gak berpose dulu di jam gadang hihihi. Tapi percayalah, ada banyak destinasi wisata lain yang wajib kalian kunjungi di Sumatera Barat.
Salah satunya adalah yang menjadi destinasi utama saya dan keluarga di perjalanan kali ini. Istana Baso Pagaruyung di Batusangkar dan Danau Atas Bawah di Solok. 🙂
Saya dan keluarga berangkat dari Pekanbaru sekitar jam 9 pagi. Karena tujuan utama adalah Batusangkar, jadi dari Payakumbuh kami akan langsung menuju Baso. Tidak melewati Bukit Tinggi karena berdasarkan info yang saya dapatkan, akses masuk Bukit Tinggi superrr macet. Walaupun tujuan utama kami bukan ke Bukit Tinggi, bukan berarti jalanan lancar jaya ya. Jalanan cukup padat di beberapa titik, terutama di area yang dekat dengan tempat wisata dan SPBU (yes, di mana ada SPBU di situ ada antrian panjang yang mengular).
Jika berangkat dari Pekanbaru, sekitar 30 km sebelum memasuki Payakumbuh, kita akan ‘bertemu’ dengan the famous Kelok Sembilan. Jalan yang berkelok-kelok sebanyak 9x ini memang menjadi salah satu spot pemberhentian yang paling banyak diminati. Terlebih sejak jembatan layang yang dibangun dari tahun 2003 silam, telah diresmikan tahun lalu. Kita bisa berhenti di Kelok Sembilan ini untuk berfoto sambil menikmati kemegahan jembatan layang. Di sepanjang jalan juga ada banyak pedagang kaki lima yang berjualan jagung bakar, pop mie, dan minuman dingin. Bisa sekalian jajan-jajan lucu deh hihihi.
Well, sayangnya, pengunjung masih kurang sadar diri untuk menjaga kebersihan areal pemberhentian Kelok Sembilan ini. Karena saya menemukan banyak sekali sampah jajanan yang dibuang sembarangan. 😦 Dari segi keamanan juga masih minim, karena di tebing yang menjadi spot foto paling kece, tidak disediakan pagar pembatas sehingga sangat riskan tergelincir jika kita tidak hati-hati.
Setelah puas berfoto dengan pemandangan Kelok Sembilan yang menawan, saya dan keluarga pun melanjutkan perjalanan. Di sepanjang perjalanan dari Payakumbuh menuju Batusangkar, banyak pemandangan gunung dan sawah yang menyegarkan mata. Di kiri dan kanan jalan yang terlihat hanya warna hijau yang bikin mata adem! 🙂
Perjalanan dari Pekanbaru ke Batusangkar memakan waktu kurang lebih 10 jam. Itu sudah termasuk beberapa kali berhenti makan siang, sholat zuhur dan jalan yang padat merayap. 🙂 Karena sampai di Batusangkar sudah malam, rencana ke Istana Baso pun diundur jadi keesokan harinya. Cerita tentang Istana Baso bisa dibaca di postingan ini ya. Yang pasti, buat yang penasaran ingin tau tentang apa isi di dalam rumah gadang, harus banget masuk ke dalam Istana Baso Pagaruyung ini. 😉
Dari Istana Baso, kami melanjutkan perjalanan menuju Danau Atas Bawah di Solok. Di sepanjang perjalanan dari Batusangkar menuju Solok, kami melewati Danau Singkarak. Dengan latar belakang Gunung Singgalang, Danau Singkarak yang merupakan danau terluas kedua di Sumatera ini terbentang sepanjang kurang lebih 20 km di dua kabupaten yaitu Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. (Info : Wikipedia).
Di sepanjang Danau Singkarak ini terdapat banyak pedagang Ikan Bilih. Ikan ini berasal dari Danau Singkarak. Saat membeli ikan bilih harap berhati-hati, karena berdasarkan info dari salah seorang teman, ikan bilih yang dijual di sepanjang Danau Singkarak ternyata ada yang dibawa dari Sumatera Utara. Ikan bilih yang dibawa dari Sumatera Utara ini rasanya agak pahit dan biasanya dijual dalam keadaan sudah setengah digoreng. Ukurannya juga lebih besar daripada ukuran ikan bilih asli Danau Singkarak.
Unfortunately, kemarin saya salah beli ikan karena ikan yang saya beli ketika digoreng rasanya pahit hiks. Padahal kalo kata teman saya, ikan bilih yang asli jika digoreng tidak akan pahit rasanya. 😦
Ikan Bilih Danau Singkarak. Dicurigai ini yang dari Sumatera Utara. Harganya Rp 140.000 per kg.
Perjalanan ke Danau Atas Bawah atau yang lebih dikenal dengan Danau Diateh dan Danau Bawah memakan waktu kurang lebih 1,5 jam dari pusat kota Solok. Kedua danau itu berada di Kawasan Danau Kembar, kabupaten Solok. Danau ini berada di dataran tinggi, oleh karena itu di sepanjang jalan menuju kawasan wisata ini, kita akan melihat hamparan kebun teh yang berwarna hijau dan beragam sayuran segar yang dijajakan di pinggir jalan.
Waktu yang tepat untuk mengunjungi kawasan wisata Danau Kembar ini menurut saya adalah siang hari. Karena di sore hari, kabut sudah turun dan jarak pandang sangat terbatas. Untuk menikmati pemandangan Danau Diateh dan Danau Bawah, kita bisa mampir ke Panorama Kawasan Danau Kembar. Biaya masuknya Rp 5.000 untuk orang dewasa dan Rp 3.000 untuk anak-anak.
Kedua danau ini dinamakan Danau Kembar karena konon jika dilihat dari atas, danau ini seperti dua buah danau yang bentuknya serupa dengan posisi yang bersebelahan. Jika ingin melanjutkan perjalanan, kurang lebih beberapa km lagi (ke arah Alahan Panjang) kita bisa sampai ke pinggir danau Bawah. Dari kejauhan sudah terlihat birunya air danau dan tingginya pohon pinus yang berdiri kokoh di sepanjang tepi danau. Sayangnya saya tidak sampai ke sana karena hari yang sudah sore dan berkabut.
Well, menurut saya waktu yang tepat untuk mengunjungi kawasan wisata ini adalah di pagi dan siang hari. Karena di sore hari kabut sudah turun dan jarak pandang sangat terbatas. Saya sampai di Panorama Kawasan Danau Kembar sekitar jam 5 sore dan yang terlihat hanyalah kabut dimana-mana.
Oh ya, untuk penginapan, katanya sih ada penginapan di sekitaran danau ini. Ratenya saya kurang tau berapa. Tapi penginapan di sana kurang direkomendasikan karena kondisi air kurang lancar di sana. Air di danau ini memang tidak dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari karena mengandung belerang yang cukup tinggi. Karena pertimbangan itulah akhirnya saya menginap di kota Solok.
Nah, jika sudah sampai di kota Solok, jangan lupa singgah untuk sholat di Masjid Agung Al-Muhsinin Solok. Masjid ini terletak di jalan Datuk Perpatih, kota Solok. Masjid Agung Al-Muhsinin ini diresmikan tahun 2011 setelah dibangun kembali karena sempat hancur saat gempa bumi melanda Sumatera Barat tahun 2006 silam. Masjid dengan bangunan yang baru saat ini sangat megah dan benar-benar indah. Kebersihan masjid juga sangat dijaga. Saat pagi hari saya sampai di masjid itu, terlihat beberapa petugas berseragam yang sedang membersihkan Masjid Agung Al-Muhsinin.
Saat memasuki ruang utama yang menjadi areal sholat di Masjid Agung Al-Muhsinin ini, saya seketika merasa merinding melihat kemegahan masjid ini. Ruang sholat yang begitu besar dan dibuat tanpa sekat dengan lantai parket yang indah benar-benar membuat saya terdiam di salah satu sisi masjid memandangi keindahan interior masjid ini. Ah, sungguh saya jatuh cinta sama Masjid Agung Al-Muhsinin ini. 🙂
Well, dari rangkaian perjalanan singkat ini, saya bisa mengatakan dengan yakin bahwa ya, Sumatera Barat memiliki potensi lokal di bidang pariwisata yang begitu mengagumkan. Semua pilihan wisata ada di sana. Tinggal tentukan saja ingin ke mana.
Mau melihat hamparan kebun teh dan merasakan sejuknya udara pegunungan? Bisa ke kawasan Danau Kembar di kabupaten Solok.
Mau mengintip isi di dalam rumah gadang? Bisa kunjungi Istana Baso Pagaruyung di Batusangkar.
Mau bermain di pantai? Bisa ke Padang dan Pariaman.
Mau melihat tebing yang menjulang tinggi? Lembah Harau di Payakumbuh yang jadi jawabannya.
Mau berpose di iconnya Sumatera Barat? Ya silahkan meluncur ke Jam Gadang di Bukit Tinggi.
Mau berwisata kuliner? Ah, ada banyak restaurant atau tempat makan yang bisa didatangi di Sumatera Barat. Tidak akan ada yang menandingi kelezatan masakan Padang kan? 😉
Jalan-jalan di Sumatera Barat tidak akan cukup hanya dalam waktu beberapa hari saja. Semoga lain kali saya bisa ke sana lagi dan bisa mengeksplor sisi lain Sumatera Barat ya. 🙂
Kamu sendiri pernah jalan-jalan ke Sumatera Barat? Share ceritanya, dong! 😉
Hihiihii, orang Pekanbaru hampir semua pernah main ke Sumbar laaah kaak. Aku ke Sumbar terakhir pas kuliah, acar hunting photo sama teman2.
Sumbar memang enak buat jalan-jalan, selain dekat dg Riau disana jg komplit tempat-tempat wisatanya, semua ada.
Kak, jangan-jangan ikan Bilih yg dijual di Pekanbaru itu asal Sumut, rasanya agak-agak pahit juga loh…
LikeLike
Iya Ekaaa, tempat wisata yang lengkap dan paling dekat dengan Pekanbaru ya Sumbar. Makanya orang Pekanbaru hampir semuanya pernah main ke Sumbar. 🙂
Wah aku belum pernah euy beli ikan bilih di Pekanbaru. Tapi kalo memang rasanya pahit kemungkinan besar iya dari Sumut. Banyak temenku yang bilang ikan bilih asli danau singkarak itu rasanya gak pahit kok. Kalo digoreng kering, rasanya asin-asin enak gitu ehehe.
LikeLike
Gara-gara ikan bilih oplosan itu, aku mikirnya ikin bilih ya pahit rasanya. Kurang doyan. Mungkin nanti kalo ke Sumbar mesti nyobain ikan bilih versi originial XD
LikeLike
Iya aku juga masih penasaran pengen nyobain ikan bilih yang asli 😀 Kata temenku lebih baik beli yang segar, jangan yang udah dikeringkan. Tapi tahan gak ya dibawa sampai Pekanbaru? 😀
LikeLike
Emmm, sepertinya gak awet lah kak. Kecuali dimasukin di box es terus kasih es batu banyak2.
LikeLike
Iya, lebih ribet yaaa.. 😦
LikeLike
Aku mau menjelajah Sumatra-Barat, asik bener kayanya jalan-jalan disitu ya. Alamnya bagus dan makanannya enak. Lia, Ikan Bilihnya kok pahit ya? Jadi diolah seperti apa supaya ngga pahit?
LikeLike
Iya mbak, masih banyak lagi yang bisa dieksplor di Sumatera Barat mbak 🙂 Nah kata temenku, aku salah beli ikan bilih. Ikan bilih yang asli danau singkarak kalo digoreng gak akan pahit rasanya. Ini yang aku beli ‘diduga’ ikan bilih dari Sumatera Utara yang memang sebelumnya udah diasapin gitu (kayak ikan salai), makanya rasanya pahit mbak.
LikeLike
Berharap one day bisa jalan2 ke padang. Amiin. Ikan bilih balado ijo enak bangeet 😊
LikeLike
Maksudnya Sumatera Barat, ga cuma Padang aja.. Haha
LikeLike
Hihihi iya mbak, aku juga ingin jalan2 lagi di sana aaaa hehehe. Aduh jadi laper ngebayangin ikan bilih balado ijo 😀
LikeLike
Kalo yg jual sala lauk, masih banyak ga ya kira2 😀
LikeLike
Masih mbaaak. IMO, salalauak paling enak itu ada di Pariaman. 😀
LikeLike
Pengen banget ke padang. One day!
Keren lia tempat2nya….aku kepadang mau makan satenya yang asli.kata temen ku enak banget *slurpp*
LikeLike
Iyaaa kemarin aku makan sate di Batusangkar dan enaaaaaaak banget hahahaha. 😀
LikeLike
Pingback: Istana Baso Pagaruyung | My Life, My Story
belum ngubek lembah Harau,,,, besok besok kalau pulang kampung kudu banget ini ngulik Sumatera Barat.
LikeLike
Aku juga belom jadi2 nih teh ngubek lembah Harau. Keren padahal. Aku pingin banget ke sana.
Eh, kampung Teh Ira di mana teh?
LikeLike
Di Solok sama Bukit Tinggi Martilo 😀
LikeLike
Oh iya, kemarin aku ke kampung halamannya Teh Ira dong ya, Solok hihihi
LikeLike
iya martil,,biasanya dari solok pulang ke padang sengaja lewat jalan memutar ke danau di bawah sama di atas lanjut lewat maninjau,, perginya ke solok via bukittinggi. Ah jadi kangen pulkammm
LikeLike
Ahhh ayo pulkam tehhh hihihi biar mengobati kerinduan dengan kampung halaman 🙂
LikeLike
Tapi, nggak sampai ke Kelok Sembilan ini. Hiks.
LikeLike
Yah sayang sekali mbak. Next time ke Sumbar jangan lupa mampir ke Kelok Sembilan ini ya mbak 🙂
LikeLike
jalannya keren banget ya tapi serem tingginya
LikeLike
Iya mbaa, emang tinggi banget jadi harus ekstra hati-hati 🙂
LikeLike
SumBar tuh bagus banget emang yaa!! jalannya kelok itu ga kuat, ga bisa deh gue nyetir kyk gitu pasti degdegaaann! hahaha. Cantik bgt alam nya 🙂
LikeLike
Iya mba, baguuuus banget. Selain kelok 9 itu ada lagi namanya kelok 44. Jalannya berkelok sebanyak 44x dan belom ada jembatan layang kayak di kelok 9 ini hehehe, lebih deg-degan pasti ituuu kalo nyetir di situ 😀
LikeLike
baru baca aja kok aku udah mual, kelok 44??! hahaha. wassalam…
LikeLike
Hahaha iya, bikin mual, gak kebayang kalo lewat sana gimana. Aku belom pernah juga soalnya hahaha.
LikeLike
Setuju bahwa potensi wisata di Sumbar luar biasa.
Tapi,Lia setuju juga gak,kalau pengelolaan tempat-tempat wisata di Sumbar masih harus dibenahi…..karena menurut pengalaman, tempatnya indah, tapi tidak begitu terawat dan fasilitas-fasilitas umum juga kadang sulit ditemui, semisal WC umum yang layak, dll.Misal saja di danau kembar.
LikeLike
Iya bu dhona, setuju banget. Pengelolaan tempat wisata di Sumbar masih harus dibenahi. Di kelok sembilan juga saya temuin sampah berserakan. Di danau kembar juga fasilitas umum masih belum memadai. Sayang sekali kalo Pemerintah gak membenahi semua itu ya bu.. Potensinya bagus banget soalnya.
LikeLike
bagus sekali paparan dalam blog ini. saya sedang meninjau-ninjau apa yang menarik di Pekan Baru dan bercadang untuk melawat Pekan Baru pada tahun 2015 nanti Insya’Allah
-Salam dari Malaysia ( semoga boleh difahami apa yang saya tuturkan )
LikeLike
Halo 🙂 Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Jika datang ke Pekanbaru, jangan lupa kontak-kontak ya, siapa tau kita bisa berjumpa 🙂
Salam kembali dari Pekanbaru ^^
LikeLike
Miss Liamarta,
boleh jika mahu ke Bukit Tinggi dari Pekanbaru dengan menaiki express bus?
LikeLike
Jika mau ke Bukit Tinggi dari Pekanbaru bisa menggunakan travel. Jika mau bisa coba hubungi Travel NusaMulya di nomor 0761-7724008 🙂
LikeLike
bagaimana dengan harganya miss? mahal kah?
LikeLike
Sekitar 125-150rb rupiah sekali jalan 🙂
LikeLike
ok miss.
awak punya story ini membuatkan saya juga teringin ke bukit tinggi. mahu merasai suasana di kelok sembilan itu
LikeLike
Iya, sesekali harus cube ke sana 😉 Jangan lupa foto kat jam besar di Bukit Tinggi ya 😉
LikeLike
Pingback: Makan Apa di Sumatera Barat? | My Life, My Story
Pingback: Balada Pencarian Penginapan di Sumbar Saat Musim Liburan | My Life, My Story
Salam kenal mbak Lia…
Baru tahu ternyata di Indonesia ada jembatan layang keren, seperti berada di luar negeri. Dan baru tahu juga kalau banyak destinasi wisata di sumatera barat.
Review perjalanannya jg keren Mbak… salam dari Jogja 🙂
LikeLike
Salam kenal juga Dhicovelian (panggilnya apa nih? hehe). Iya jembatan layangnya seperti di luar negeri ya! 🙂 Ayo kapan main ke Sumatera Barat 😉
Salam dari Pekanbaru.
LikeLike
Insya Allah… kalau ada kesempatan, Mbak… 🙂 (Panggil aja “Diko” hehe…)
Di tunggu tulisan-tulisan selanjutnya.. 😀
LikeLike
Siyap! Salam kenal ya, Diko! 🙂
LikeLiked by 1 person
Pingback: Roadtrip Perdana ke Tanah Minang | My Life, My Story
Pingback: Menginap di Aie Angek Cottage Padang Panjang | My Life, My Story
Pingback: Best of 2014 | My Life, My Story
Pingback: JALAN-JALAN KE SUMATRA BARAT | sri nadia
Pingback: 5 Hal Seru Yang Dinanti di Momen Lebaran | liandamarta.com
hallo mbak, asiiik bget ya uda prnah jln2 ke sumbar…
lebaran ini saya dan keluarga berencana ke padang, tp bingung entar tidurnya dmn ???
ya kl masih ada wisma yg kosong.
ada masukan mbak.
LikeLike
Iya mba, kalo Padang sepertinya ndak terlalu rame dan banyak wisma atau hotel yang bisa dipilih. Dulu sih pengalaman saya kalo lebaran yang rame itu di Bukit Tinggi, sampai-sampai pernah tidur di masjid hehehe
LikeLike
Pingback: Jalan-Jalan (Tanpa Rencana) ke Sumatera Barat | liandamarta.com
Pingback: Tips Liburan di Sumatera Barat Saat Peak Season | liandamarta.com
Subhanallah Indahnya pemandangan alam di Padang. kelok 9 itu ngeri juga ya, jalannya itu lho ? pasti jadi tempat yang asik buat liburan.
Salam kenal dari Sragen Jawa Tengah.
LikeLike
Iya mba, Sumatera Barat memang terkenal dengan keindahan alamnya dan kelezatan kulinernya. Hayuk mba jalan-jalan ke Sumatera Barat 🙂 Anyway, salam kenal kembali dari Pekanbaru, Riau. 🙂
LikeLike
Salam kenal mba 🙂
Senang bgt deh nemu blog ini!
Saya sebagai orang sumbar yg lahir di pekanbaru lalu pindah ke bandung berasa nyambung banget disini 🙂 Lagi nyari review bandung ada! Nyari info pekanbaru ada juga! Sumbar juga ada!
Makasih banyak ya mba! Semoga tetep semangat nulis blognya
LikeLike
Halo Sara 🙂
Salam kenal kembali.. Wah sekarang tinggal di Bandung ya? Senangnya karena apa yang aku tulis di blogku bisa bermanfaat buat orang lain. Terima kasih ya atas apresiasinya 🙂
LikeLike
terimakasih atas info ttg sumbar ,ditunggu posting berikutnya ttg sumbar,salam kenal dari jabar
LikeLike
Sama-sama 🙂 Salam kenal dari Pekanbaru, Riau.
LikeLike
tiket masuk ke kawasa wisata danau sekarang berapa mbak? indah banget viewnya
LikeLike
Kalo gak salah 5000 per orang dewasa deh. 🙂
LikeLike
Pingback: jalan-jalan ke Sumbar – julian heru saputra
Pingback: #NgobrolinPekanbaru Eps. 2 : Beragam Cara untuk Datang ke Pekanbaru | liandamarta.com
Hallo mbak 😊 saya sebagai putri daerah sangat bangga, terima kasih telah memberikan kesan yang baik kepada daerah kami. Next kalo ada waktu mbak hrus coba kembali ke sini lagi karna sudah banyak tempat wisata yang bagus bagus dibangun oleh pemerintah. Semoga tidak bosan yaa.
LikeLike
Halo Mbak Yulia 🙂 Wah senang sekali blogku dikunjungi sama salah satu putri daerah Sumbar. Terima kasih ya mba.
Insya Allah gak akan pernah bosan mengunjungi Sumbar mba. Masih banyak yang belum saya explore di sana. 🙂
LikeLike
ga sabar pengen ksna lg 🙂
LikeLike
coba mampir ke pulau mandeh deh kak ada spot snorkling yang keren banget loh kak
LikeLike
Terima kasih informasinya! 🙂
LikeLike
Pingback: Cerita Lebaran Tahun 2020 / 1441 H | liandamarta.com
Pingback: Jalan-Jalan Lebaran (2019) : Singapore dan Johor Bahru | liandamarta.com