Kelas #10 Akademi Berbagi Pekanbaru : Smog Awareness

Walaupun permasalahan kabut asap di Riau perlahan mulai menghilang, tapi tetap ada baiknya kita mengetahui hal-hal penting untuk menghindari kemungkinan terburuk jika kondisi itu terjadi lagi di Riau atau di daerah lainnya. Semoga sih tidak yaaa.. πŸ™‚

Di kelas kesepuluh Akademi Berbagi Pekanbaru yang diadakan tanggal 29 Maret 2014 lalu (iya tau udah telat reviewnya, tapi better late than never kaaaan hahahaha), dibahas secara lengkap mengenai apa itu Smog atau yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia artinya adalah kabut bercampur asap. Selain itu dibahas pula mengenai partikel-partikel yang terkandung dalam kabut asap tersebut, apa dampaknya jika terhirup oleh manusia dan bagaimana cara mudah menanggulanginya.

Adalah om Zainul, yang sehari-harinya bekerja di Operation Excellent/Health Environment Safety (OE/HES) PT Chevron Pacific Indonesia. Ia adalah seorang lulusan magister Kesehatan Lingkungan, setelah sebelumnya juga pernah mengenyam pendidikan di jenjang D3 Keperawatan dan S1 Kesehatan Masyarakat. Berbekal ilmunya tersebut, om Zainul berbagi informasi mengenai seluk beluk kabut asap yang terjadi di Riau beserta dampaknya pada kehidupan manusia di kelas 10 Akademi Berbagi Pekanbaru.

DSC05435Kondisi kabut asap di Riau sudah terjadi sejak 17 tahun yang lalu. Di mana puncaknya terjadi pada bulan Januari-Februari 2014 ini. Walaupun sekarang kabut asap perlahan telah hilang dan petunjuk di papan ISPU pun telah menunjukkan status udara “baik”, tapi sebagai masyarakat yang tinggal di lahan gambut yang rentan terjadi kebakaran, penting sekali bagi kita untuk tau informasi mengenai seluk beluk kabut asap ini. Melihat musim kemarau di Riau yang mencapai puncaknya pada pertengahan tahun atau tepatnya di bulan Mei-Juni ini, ada dugaan bahwa titik api akan kembali muncul di Riau.

Salah satu upaya pencegahan munculnya titik api tersebut adalah curah hujan yang terus menerus di Riau. Akan tetapi, jika ‘orang-orang jahat’ itu masih terus melakukan pembakaran, ya sampai kapan pun asapnya gak akan hilang kan? 😦

Well, jika bicara tentang komposisi asap. Di asap itu ternyata ada partikel yang jenisnya terbagi 2, yaitu partikel yang berukuran 2,5-10 mikron dan partikel yang berukuran < 2,5 mikron. Kebayang ga betapa kecil imut-imutnya partikel-partikel komposisi kabut asap tersebut?

Dari kedua partikel yang terkandung di kabut asap itu, yang paling berbahaya adalah partikel yang berukuran < 2,5 mikron. Semakin kecil ukurannya, semakin gampang dia ‘menyusup’ masuk ke saluran pernafasan kita yang paling dalam, guys! Waduh! 😦 Tidak hanya itu, partikel tersebut juga bisa mengalir bersama darah dan terbawa ke organ-organ tubuh kita lainnya. Misalnya terbawa sampai ke Jantung, menumpuk di sana dan memunculkan rasa nyeri pada Jantung kita. Duh, serem ya! πŸ˜₯

Kabut asap yang terhirup oleh manusia di mana di dalamnya terkandung partikel-partikel berbahaya tersebut juga bisa menyebabkan kanker paru jika ia mengendap lama di dalam paru-paru kita. Selain itu, kabut asap juga bisa membuat perih mata. Dan yang lebih parahnya bisa membuat mata kita katarak loh! 😦 Bagi ibu hamil, partikel-partikel berbahaya yang terhirup ini juga bisa mempengaruhi perkembangan zanin dalam rahim. Duh… 😦

Kebayang kan ya betapa berbahayanya kabut asap ini jika kita tidak menggunakan perlindungan yang ekstra? 

Nah, di Pekanbaru sendiri, ada 2 buah papan ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara) yang melaporkan status udara di Pekanbaru setiap harinya. Papan ISPU ini biasanya diupdate setiap jam 3 sore dan berlaku sampai jam 3 sore hari berikutnya. Di Chevron sendiri, menurut om Zainul, sangat memperhatikan kualitas udara dan pengaruhnya ke pegawai-pegawainya. Untuk memberikan tanda status udara ini, pihak Chevron biasanya menggunakan bendera yang berwarna-warna. Patokan warnanya sendiri gak jauh berbeda dengan yang ada di papan ISPU, yaitu Baik (warna hijau), Sedang (warna biru), Tidak Sehat (warna kuning), Sangat Tidak Sehat (warna merah) dan Berbahaya (warna hitam).

Memangnya apa sih patokan perhitungan kualitas udara di papan ISPU itu?

Jadi gini, di papan ISPU sendiri ada lima polutan yang diukur ‘kadarnya’. Yaitu partikel debu (PM10), Karbon (CO), Sulfur (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), dan Ozone (O3). Masing-masing pollutan tersebut akan dihitung indeksnya dan kemudian dikonversikan ke dalam status udara. Ada rumusnya tersendiri deh pokoknya, bakal panjang banget kalo dijelasin di sini. *ngeles, padahal ga ngerti* πŸ˜†

Dari asap kebakaran hutan, yang paling dominan biasanya adalah partikel debu atau dalam bahasa kerennya Particulate Matter (PM10). Jadi kadang, dengan mengukur PM10 aja udah dianggap cukup apabila memang kabut asap yang muncul akibat kebakaran hutan.

Untuk penjabaran status udara sendiri, bisa lihat detailnya di gambar berikut ya :

Kategori Rentang warnaSumber : udaralagi.blogspot.com

Saat puncak kabut asap di Riau yang terjadi tanggal 13-14 Maret 2014 lalu, indeks kualitas udara (PSI) di beberapa daerah di Riau ada yang mencapai >1000. Bisa dibayangkan betapa berbahayanya tiap udara yang dihirup? 😦

Di atas tadi udah saya jabarin beberapa kemungkinan dampak dari kabut asap. Nah untuk gejala-gejalanya sendiri biasanya adalah nyeri, gatal di tenggorokan, batuk, hidung beringus, pusing dan sesak nafas. Orang-orang yang memiliki riwayat penyakit jantung, asma, stroke, penderita kanker pasca kemoterapi, penderita HIV Aids, anak-anak, lansia, dan ibu hamil, ada kelompok yang SANGAT RENTAN terhadap dampak dari kabut asap tersebut.

Trus, apa yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir kemungkinan terkena dampak kabut asap itu?

Yang pasti, ketika kemarin kabut asap lagi parah-parahnya, usahakan kurangi frekuensi beraktivitas di luar rumah atau gedung. Kalo pun harus keluar, jangan lupa pakai masker. Nah, masker yang bagus adalah masker N95 yang memiliki efisiensi penyaringan 95% terhadap partikel aerosol. Masker N95 inilah yang bisa menyaring partikel berukuran < 2,5 mikron tadi. Di kelas ke-10 Akber Pekanbaru beberapa pekan lalu, peserta mendapatkan kesempatan belajar langsung cara menggunakan masker N95 yang baik dan benar. πŸ™‚

DSC05441 DSC05442 Kedua talinya harus dikalungkan ke kepala dan pastikan masker menutup mulut dan hidung secara sempurna. Jangan sampai ada celah sedikit pun agar partikel tersebut tidak masuk ke dalam masker. πŸ™‚

Selain masker, guna menjaga dan melindungi mata kita dari ancaman katarak akibat pengaruh kabut asap, kita bisa menggunakan kacamata pelindung yang bisa menutup mata secara sempurna. Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat mengakibatkan mata menjadi iritasi.

Yang bisa dilakukan lainnya adalah memperbanyak minum air putih dan makan buah-buahan segar. Untuk menjaga agar udara di dalam rumah tidak ikut tercemar, bisa menggunakan Air Purifier untuk membantu memfilter udara yang ada dalam rumah. Tutup semua celah yang ada di pintu dan jendela dengan menggunakan selotip, agar partikel tidak masuk ke dalam rumah. Bagi yang memiliki AC juga bisa memaksimalkan AC nya untuk menetralisir udara di ruangan. Yang gak punya AC, bisa dengan cara meletakkan handuk basah di ventilasi udara dan jendela yang terbuka.

Well, apapun yang akan terjadi nanti terkait masalah kabut asap ini dan apapun tindakan yang akan kita lakukan, keselamatan dan kesehatan tetap jadi yang nomor satu ya!. Informasi lebih lanjut mengenai “do and don’t” dalam menghadapi kondisi kabut asap ini, sile dicek-cek lagi di mbah google. πŸ˜‰

Semoga yang saya sharing ini bisa bermanfaat. Dan yang paling penting, SEMOGA GAK ADA LAGI KABUT ASAP-KABUT ASAP begini di Riau dan di Indonesia! Amiiiiiiiiiin! πŸ™‚

16 thoughts on “Kelas #10 Akademi Berbagi Pekanbaru : Smog Awareness

  1. umielaine

    Aq masih traumaaa…scara aq lg hamil.jd kl ada org yg nanya2in begini,suka males bin pedih jawabnya.uhuk2.tq infonya ya.kt SPOGku jg masker itu yg plg bagus.smg riau gak berkabut lg.seriously

    Like

    Reply
  2. Pingback: (Masih) Tentang Kabut Asap di Pekanbaru | liandamarta.com

Share your thoughts!