Opera Rimba : Ketika Hewan-Hewan Kehilangan Habitatnya

Kasus pembakaran lahan di Riau yang berimbas pada kondisi kabut asap selama belasan tahun terakhir ternyata tidak hanya ‘menyiksa’ manusia. Tetapi juga hewan-hewan yang tak berdosa. Mereka kehilangan habitatnya yang telah ‘disulap’ menjadi lahan uang dalam wujud perkebunan sawit.

Kisah hewan-hewan yang kehilangan habitatnya ini tergambarkan dalam Opera Rimba yang menampilkan aksi teatrikal yang ciamik dari Studio Seni Peran Riau Beraksi. Opera ini digelar selama 5 hari berturut-turut, tepatnya tanggal 26-30 Maret 2014, di Anjung Seni Idrus Tintin Pekanbaru. Dan di hari terakhir pementasan, Minggu 30 Maret 2014 lalu, saya berkesempatan untuk menyaksikan langsung Opera Rimba. πŸ™‚

Akan saya share sedikit ya tentang betapa keren dan meaningfulnya pementasan Opera Rimba ini. Check it out! πŸ˜‰

Opera Rimba mengisahkan tentang negeri Rimbayana di mana di negeri tersebut penuh dengan hewan-hewan yang hidup rukun dan damai. Negeri Rimbayana dipimpin Raja dan Ratu yang memiliki seorang putra bernama Pangeran Zola. Cerita dimulai ketika sang Pangeran hendak mencari pasangannya. Seluruh penghuni negeri Rimbayana turut menyaksikan pemilihan pasangan Pangeran Zola.

DSC05448 DSC05457Aha! Ternyata yang terpilih adalah Putri Gulma. Hmm, apakah Putri Gulma adalah pasangan yang tepat untuk Pangeran Zola? Saat itu, semua penghuni negeri Rimbayana turut bersuka cita dengan terpilihnya Putri Gulma menjadi pasangan sang pangeran. Termasuk Raja dan Ratu.

Tapi, apakah yang terjadi selanjutnya?

DSC05459 DSC05462Ternyata Putri Gulma memiliki obsesi lain terhadap negeri Rimbayana. Ia ingin menjual lahan negeri Rimbayana agar mendapat banyak uang untuk memenuhi hasrat hedonismenya. Obsesi yang tentu aja ditolak mentah-mentah oleh penasehat negeri Rimbayana. Akan tetapi, penolakan itu tidak menghentikan niat Putri Gulma karena ia didukung oleh sang Ratu yang terlena dengan janji Putri Gulma akan kehidupan yang mewah jika obsesinya dipenuhi.

DSC05483DSC05495Penasehat negeri Rimbayana merasa sedih dengan keputusan Baginda Ratu yang menyetujui keinginan Putri Gulma. Karena mereka bisa membayangkan kehancuran negeri Rimbayana jika keinginan Putri Gulma tersebut dipenuhi.

Pangeran Zola tidak mengetahui rencana Putri Gulma ini karena sang putri menutupinya. Akan tetapi di suatu malam, ternyata Putri Gulma mempunya niat buruk untuk ‘menghabiskan’ Pangeran Zola.

Pangeran Zola didorong ke jurang! Waduh!

DSC05499 DSC05501 DSC05504Putri Gulma mengira Pangeran Zola telah tewas karena didorong masuk ke jurang. Sehingga ia merasa bisa lebih berkuasa di negeri Rimbayana.

Penghuni Rimbayana lainnya yang belum mengetahui tragedi yang menimpa Pangeran Zola dan rencana jahat Putri Gulma masih bermain-main bersama. Semua terlihat bahagia dan merasa sangat nyaman berada di negeri Rimbayana tercinta.

DSC05511 DSC05541Ketika sedang asik bermain-main bersama, muncullah Pangeran Zola sambil tertatih-tatih. Ternyata Pangeran Zola masih hidup! Pangeran Zola kemudian bercerita tentang apa yang dilakukan oleh Putri Gulma terhadap dirinya dan tentang bencana besar yang akan menimpa negeri Rimbayana.

Semua penghuni negeri Rimbayana merasa kesal terhadap Putri Gulma. Dan semuanya siap untuk melakukan perlawanan demi menjaga Rimbayana.

DSC05548 DSC05554Tapi sayang sungguh disayang, usaha mereka menghentikan Putri Gulma telah terlambat. Karena ternyata Putri Gulma telah menyetujui izin penghancuran lahan Rimbayana guna membangun pabrik di sana.

Pabrik Asap! 😦

DSC05567Semua hewan-hewan penghuni Rimbayana lari dan berusaha menyelamatkan dirinya masing-masing. Negeri Rimbayana telah hancur lebur. Digantikan dengan datangnya pabrik asap yang membahayakan keselamatan banyak orang. Bahaya yang muncul akibat keserakahan. 😦

DSC05573 DSC05580Di akhir pementasan, Aini, sosok yang digambarkan sering bermain bersama kupu-kupu di Negeri Rimbayana, terlihat sangat terpukul dengan hancurnya Rimbayana. Sambil membawa sebuah tanaman yang tersisa di negeri Rimbayana, ia menyanyikan lagu Padamu Negeri. Pertunjukan Opera Rimba telah mencapai klimaksnya dan sangat berhasil memainkan emosi penonton. Semuanya hanyut dalam suasana haru biru.

DSC05581Pementasan ini muncul di momen yang tepat. Saat semua orang merasa geram, kesal, dan gemas terhadap ulah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dalam membakar lahan di Riau khususnya. Tidak banyak memang yang bisa dilakukan dalam upaya menghentikan aksi mereka. Akan tetapi ada satu hal yang sangat bisa dilakukan oleh semua orang yang hadir saat menonton pementasan itu.

Berhenti membakar dan menebang pohon. Dan menanam tanaman yang diberikan panitia di penghujung acara.

Harapannya adalah semoga pohon yang kita tanam dan dijaga baik-baik itu, di suatu masa nanti menjadi warisan yang tak ternilai harganya pada generasi selanjutnya. Supaya mereka bisa mencicipi udara yang segar, bukan lagi udara yang penuh bercampur dengan asap seperti yang terjadi saat ini.

Cuma satu hal yang terlintas dalam benak saya setelah menonton Opera Rimba ini : LUAR BIASA! Baik itu aksi panggung para pemain, sound dan musicnya, tata panggung dan jalan ceritanya. Semuanya LUAR BIASA KEREN! PERFECTO!

Bravo untuk teman-teman dari Riau Beraksi! πŸ™‚

DSC05587Foto Opera Rimba lainnya bisa dilihat di sini.

15 thoughts on “Opera Rimba : Ketika Hewan-Hewan Kehilangan Habitatnya

  1. Eka Azzahra

    Keren banget ya, aku belum pernah nonton teater sih tapi dari foto-fotonya keliatan banget pemainnya bener-bener mengalirkan emomisi yg mereka rasakan ke penonton. Well, mudah-mudahan kedepannya Riau bisa sepenuhnya bebas dr asap πŸ™‚

    Like

    Reply
    1. liamarta Post author

      Iya Eka, aku juga kemarin for the first time nonton teater kayak begini hehehe. Keren bangettt, semua aktingnya pol2an! πŸ˜€

      Amin amin, semoga Riau bisa segera terbebas dari si Pabrik Asap itu yaaa πŸ˜‰

      Like

      Reply
      1. Eka Azzahra

        Aamiin ya Rabb, semoga terealisasi secara udah banyak yang ngasih penjelasan tentang dampak dan pencegahan kebakaran hutan penghasil Asap ke anak muda Riau, seperti AkBer dan gerakan melawan asap salah satunya πŸ™‚

        Like

        Reply
  2. Nia Agustina

    Naskah diadaptasi dari Nyanyian Rimbayana oleh Ahmad Jalidu, Gamblank Musikal Teater Jogja. πŸ™‚

    Hanya mengingatkan, mungkin teman2 lupa menuliskannya di semua publikasi…terimakasih…

    Like

    Reply

Share your thoughts!