Beberapa hari belakangan ini, kondisi asap di Pekanbaru semakin menjadi. Asapnya tebal dan sangat mengganggu pernafasan. Asap ini juga bikin mata perih dan tenggorokan terasa kering. Tidak sedikit pula masyarakat Riau yang menderita ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan) sebagai dampak dari kondisi asap yang kian hari kian memburuk ini. Informasi terakhir yang saya baca dari GoRiau, bahwa saat ini penderita ISPA di Riau bertambah menjadi 21.000 jiwa.
Siswa-siswa SD sudah mulai diliburkan. Kalo pun masih ada yang harus sekolah, mereka wajib menggunakan masker ketika belajar. Di kantor saya sendiri, seluruh pintu dan jendela ditutup agar asap tidak terlalu memenuhi ruangan. Kemana-mana menggunakan masker demi menjaga agar tidak terlalu banyak asap yang dihirup.
Jadwal penerbangan dari dan menuju Pekanbaru pun berantakan karena sangat berbahaya memaksakan pesawat take off atau mendarat di saat asap ‘mengepung’ Pekanbaru seperti yang terjadi saat ini. Berdasarkan data yang ditulis oleh Merdeka.com bahwa jarak pandang di Kota Pekanbaru kurang lebih 500 meter, Kota Rengat 1 km, Kotamadya Dumai 7 km, dan Kabupaten Pelalawan hanya 800 meter.
Jalan Sisingamangaraja, 25/02 sekitar jam 06.30 wib
Jalan Sudirman Pekanbaru. 25/02 siang sekitar jam 13.30 wib
Sungai Siak dari atas jembatan Leighton, 25/02 jam 13.40 wib
Kondisi asap ini bukanlah yang pertama kali terjadi di Pekanbaru. Melainkan sudah yang kesekian kalinya. Mirisnya, masyarakat Riau khususnya Pekanbaru seperti menganggap bahwa hal ini adalah hal yang ‘biasa-biasa saja’. Kemarin siang saya ngobrol sama salah seorang rekan kerja saya mengenai kondisi asap di Riau ini. Mau tau apa komentarnya?
“Ya terus mau gimana lagi? Udah, terima aja.”
Gemes gak sih?
Bayangin ya, bertahun-tahun masyarakat Riau mengalami kondisi ‘terkepung’ asap seperti yang terjadi di tahun ini. Setahun lalu, saya juga pernah posting hal yang sama, tentang Pekanbaru Berasap. Tapi kalo saya lihat dan dengar respon dari orang-orang di sekeliling saya kok ya pada pasrah dan nrimo aja sih?
Memangnya gak pada rindu apa ya dengan udara Pekanbaru yang segar, bersih, dan bebas asap?
Gak rindu apa dengan langit Pekanbaru yang berwarna biru, bukannya abu-abu seperti yang terjadi sekarang?
Dan, MAU SAMPAI KAPAN kita jadi kayak ikan selais yang diasapin begini?
Sumpah. Saya gemes. Gemes banget sama kondisi ini.
Untuk itulah tadi pagi saya berkoar-koar di twitter. Mention Pak SBY di twitter dengan harapan agar kondisi ini juga dilirik oleh pemerintah pusat. Walaupun saya tau kemungkinan itu kecil, tapi at least saya mencoba. Lagi pula bingung juga mau mention siapa kalo ngadunya di twitter. Walikota dan Gubernur Riau kan gak main twitter. 🙂
Tapi setelah saya pikir-pikir, berkoar-koar doang gak akan nyelesein masalah kalo gak dibarengin dengan aksi nyata. Berkoar-koar gitu mungkin hanya sebatas pengumpul massa aja.
That’s why saya membuat petisi di change.org yang ditujukan kepada pihak pemerintah Provinsi Riau dan pihak-pihak terkait agar menghentikan aksi pembakaran lahan di Riau. Petisi yang bisa menjadi wadah untuk mendokumentasikan semua dukungan dan komentar tentang kondisi asap di Provinsi Riau ini.
Alhamdulillah sampai postingan ini selesai dibuat, sudah ada 96 orang yang menandatangani petisi tersebut. And it still counting.. 🙂
Saya punya rencana untuk mencetak bukti sign yang ada di petisi tersebut beserta komentar-komentarnya untuk kemudian diserahkan ke pemerintah Provinsi Riau. Bahkan kalo bisa saya mau ketemu langsung dengan Gubernur Riau yang baru dilantik tanggal 19 Februari 2014 lalu itu untuk menanyakan apa kendala utama dari pihak pemerintah dalam menghentikan pembakaran lahan tersebut dan apa yang bisa saya dan teman-teman lainnya bantu agar masalah ini cepat selesai.
Gimana cara bertemu Pak Gubernur dan pihak pemerintah itu nanti sajalah dipikirkan, yang penting sekarang sebarkan petisi tersebut agar semakin banyak yang berpartisipasi menandatanganinya.
Saya memang tidak bisa melakukan banyak hal untuk mencegah pembakaran lahan dan kondisi asap di Provinsi Riau ini. Meski begitu bukan berarti saya, dan juga semua masyarakat Riau, tidak bisa melakukan apa-apa. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan. Salah satunya adalah dengan menyebarluaskan petisi ini. Paling tidak, kita berusaha meningkatkan awareness masyarakat Provinsi Riau, bahwa kondisi asap di Riau ini bukan kondisi yang ‘biasa-biasa saja’. Kondisi ini harus segera dihentikan. Agar kita bisa kembali menghirup udara segar seperti orang-orang di kota lain.
Jadi, kalo kamu peduli sama kondisi asap di Riau dan mau melakukan sesuatu untuk menghentikan semua ini, please sign & share this petition.
Menandatangani dan menyebarkan petisi ini adalah satu hal kecil yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan Riau dari ancaman asap yang sudah jadi musim tahunan ini.
Menandatangani dan menyebarkan petisi ini adalah bukti bahwa kamu peduli pada kami yang sedang terkepung asap di kota ini.
Menadantangani dan menyebarkan petisi ini adalah bukti bahwa kamu juga ingin orang lain peduli dan mengajak mereka untuk sama-sama melakukan sesuatu hal untuk Pekanbaru.
Dan, bagi siapapun yang sudah ikut berpartisipasi menandatangani dan menyebarkan petisi ini, saya cuma mau bilang… terima kasih! 🙂
Signed and wish many people will sign.. 🙂
LikeLike
Thank you mas Dani 🙂
LikeLike
parah banget 😦 dan Sumatra Utara selalu dapat “bonus” kiriman asapnya lho Lia 😦 gak ada perubahan dari zaman saya kecil sampai sekarang. Masalahnya, pemerintah juga melakukan pembiaran
LikeLike
Itulah Messa.. Gemes gak sih lihat pemerintah yang diam2 aja begini? Hiks, sedihnya akuu masyarakat Riau gak pernah lagi menghirup udara segar. Ponakan cowoku yang baru lahir bahkan belum dijemur di bawah sinar matahari karena kondisi asap ini. 😦
LikeLike
So pathetic
LikeLike
Indeed!
LikeLike
parah banget yah gak berekesudahan…..semoga usahamu ga sia2 ya lia
LikeLike
Iya mbak Joey. Amiiinnn, semoga ada hasil ya, at least aku ga cuma nrimo2 ajah. Gemes sama yang nrimo2 doang. Berasa lagi tinggal di puncak apa ya, padahal kan ini asappp huhu 😦
LikeLike
Ya gini ni masalah asap ini udah lama dan tiap tahun gini terus. Sampai sekarang sih aku blm denger solusi yg pas apa :|. Eh iya loh adik aku libur sekolahnya, kalo pun sekolah harus wajib pake masker memang kak. Semoga pemerintahan baru punya solusinya ya kak.aaminn
LikeLike
Iya kikik, tiap tahun begini terus, mau sampai kapan? 😦 Makanya aku terfikir untuk ngajak teman2 ketemu langsung sama pihak pemprov, tanya apa kendalanya kok masalah ini ndak selesai2, dan apa yang bisa kita bantu biar semuanya cepat selesai.
Amiiin.. jangan lupa ttd petisinya ya kik 🙂
LikeLike
Aku mau ikutan tanda tangan… ih kebayang ya nyeseknya.. hirup asap tiap hari. Kakakku dan 2 ponakanku juga tinggal di pekanbaru.. kasian deh klo denger cerita2nya. Nah dg ikut tanda tangan petisi mudah2an berarti, gak cuma bisa kasihan aja.
LikeLike
Makasih mbak Tituk 🙂
Iya mbak, asapnya bikin sesak nafas dan mata perih 😦 Iya makasih ya mbak, mudah2an ttd ini bisa jadi bukti dukungan banyak orang untuk udara Riau yang lebih bersih 🙂
LikeLike
Blm berhasil tanda tangan.. error melulu. Kayanya sinyalnya lg jelek. Kucoba2 lagi ntar deh yaa…
LikeLike
Oke mbaa.. makasih yaaa 🙂
LikeLike
kasihan pekanbaru selalu kena kabut asap, tapi pemerintahnya baru bergerak kalo kabut asapnya udah kena negara tetangga 😦
LikeLike
Iya hiks, menyedihkan sekali yaaa.. padahal pemerintah kan juga ngerasain asapnya, tapi kok no action gitu sih 😦
LikeLike
akoh mau ikut sign, secara kemaren ngerasain sendiri waktu dines pekanbaru-dumai….ampun dijeeee. Jangan lupa selalu pake masker ya Lia, masker bengkoang lebih bagus *dikeplak* x))))
LikeLike
Ayooooo ikutan sign biar semakin rameeeee.. 😀 Ah iyaaa Dumai juga tebel banget ituh asapnya. 😦
Hahaha iya nanti aku pake masker bengkoang, sekalian ngejaga muka biar ga gampang jerawatan gegara asap siaul 😆
LikeLike
liat fotonya aja udah sesak Lia 😦 hati2 ya jaga kesehatan hiks. semoga segera pergi asapnya
LikeLike
Iyah mbanoni 😦 Hiks makasih mbaaa.. Amin amin semoga segera pergi asapnya.. *tiup-tiupin asap*
LikeLike
Lia, Ikut prihatin dengan kondisi disana sekarang ini. Aku sign oetisinya dan aku share cerita ini ya.
LikeLike
Makasih mbak yo 🙂 Iya mbak, semoga dengan tersebarnya petisi ini semua orang bisa sadar bahwa kondisi asap di Riau ini bukan hal biasa.
Thank you so much ya mbak :*
LikeLike
Sama-sama Lia. Barusan aku share di Twitter.
LikeLike
Iyah aku udah lihat, thanks mbak 🙂
LikeLike
Liaa, aku baru aja balik dari Pekanbaruu, asapnyaaa parah bgt yaaa >.<. Itu aku mau dunk ikutan petisinya, pemerintahnua diem aja yaa, gemesasss…
LikeLike
Astriiiid.. Iya parah banget hiks, bikin sesak nafasss.. 😦 Pemerintah & masyarakatnya pada diem dan pasrah nih huhu gemess…
Ayo astrid ttd petisinya 🙂
LikeLike
Udah aku sign ya Lia. Take care!
LikeLike
Thank you mbak Deva 🙂
LikeLike
Reblogged this on Kesukaannya Maya and commented:
Cerita ini mengingatkan gue ke sodara sepupu yang ikut suami nya tinggal di Pekanbaru. Setiap hari dia mengeluh bertapa pusingnya menghirup asap (belum lagi kalo di barengi sama mati lampu). Saking sebel nya dia sampe bilang “gila ya May, dulu gue tinggal di Jakarta yang polusi nya udah akut aja gak ngerasa senelangsa ini” 😦
Ikut sedih dengernya, apalagi inget keponakan gue yang masih kecil kecil itu tiap hari harus bermasker atau main di rumah aja demi menghindari asap.
Makanya gue dukung banget petisi mbak Lia ini. semoga Pekanbaru bisa segera bebas asap ya.
LikeLike
Usah aku sign mbak. Ijin re-blog juga ya 🙂
Semoga pemerintah bisa cepet ada solusi. Take care mbak, jangan lupa pake masker ya *hugs* 🙂
LikeLike
Thanks ya mbak Maya.. 🙂 Iya, amin amin amin semoga ada solusi yang paling baik buat semuanya.. Thank you mbaaa :*
LikeLike
amiiin 🙂
LikeLike
aku udha tanda tangan mbak, Kalau udha kayak gini, sebenernya Presiden harus turun tangan ya… masih bisa ga ya ngandelin presiden yang dari dulu aja kayaknya ada masalah apa diem-diem aja.. pidato weh terus.. 😦
LikeLike
Makasih yaaa mba, iya harusnya presiden ikut cari solusi karena udah parah banget ini asapnya.. Dan ini bukan bencana alam, ini ulah manusia juga 😥
LikeLike
Pingback: PekanWak : Ada Apa Di Pekanbaru | My Life, My Story
Seuju setuju, aku udah tanda tangan dan nge-share. Semoga banyak yg ikutan banyak yg pada ikutan…
LikeLike
Amin, makasih Eka.. Ayo bantu sebarin ke teman-temannya juga yaa 🙂
LikeLike
“Tapi setelah saya pikir-pikir, berkoar-koar doang gak akan nyelesein masalah kalo gak dibarengin dengan aksi nyata”
Lagi-lagi salut mba Li!
You rock!
LikeLike
Yeah! Thank you! 🙂
LikeLike
Teteh asli euy keren hahaha. Kalau teteh di Bandung, ngadu nya tinggal mention pak Ridwan Kamil atau twitter pemkot bandung. Asik teh sekarang ngadu nya tinggal colek2an di mention =))
LikeLike
Ituuu yang bikin aku iri sama Bandung, fasya. Kalo mau ngadu tinggal mention di twitter. Lah di Pekanbaru pemerintahnya ga ada yang aktif twitter, makanya sediiiiih hatiku hahaha
LikeLike
Pekanbaru berasap, waduh udah lama ni gak ngerasaan asap nya pekanbaru..:D
LikeLike
Gaya euy mentang2 udah gak tinggal di Pekanbaru 😛
LikeLike
petition signed!!
LikeLike
thank you miwwa! 🙂
LikeLike
Pingback: Pekanwak : Ada Apa Di Pekanbaru | Pekanwak : Ada Apa di Pekanbaru