An Affair to Forget*

Many affairs develop without people intending to happen, simply they just place themselves in compromising situations. – @verauli

Affair atau perselingkuhan adalah salah satu hal yang tidak diinginkan dalam sebuah hubungan. Menurut Roslina Verauli yang pernah dirangkum dalam akun twitternya, @verauli, ada beberapa hal yang mendasari seseorang selingkuh, yaitu : masalah yang tidak selesai, butuh ‘excitement’, norma permisif, ada kesempatan, dan ego-booster. Lalu pertanyaan selanjutnya, bagaimana ‘menyembuhkan’ diri dari perasaan trauma menjadi korban perselingkuhan dan apa tips menjalani kembali hubungan pasca perselingkuhan? Roslina Verauli pun memberikan jawabannya bagi pertanyaan saya tersebut : kuncinya adalah ‘kesediaan’ memahami apa yang sesungguhnya terjadi, memudahkan Anda kelola emosi diri pasca pasangan selingkuh.

Well, that’s the point. Kesediaan memahami.

Terkadang para pelaku perselingkuhan seringkali tidak memikirkan dampak dari apa yang dia lakukan. Terutama bagi pasangannya yang menjadi korban dari perselingkuhan tersebut. Rasa sakit hati, perasaan dikhianati, kehilangan rasa percaya diri, kehilangan keyakinan dan kepercayaan terhadap hubungan yang harus dijalani, serta hancurnya pondasi hubungan, menurut saya adalah beberapa dampak yang muncul pasca perselingkuhan.

Bagi sebagian orang, yang pasangannya menjadi pelaku perselingkuhan, tidaklah gampang untuk menerimanya kembali. Mereka yang tidak bisa menerima, biasanya langsung pergi. Mencari pengganti. Sebagian lainnya, ada yang memilih untuk tetap bertahan. Karena (mungkin) mereka tahu dan bisa memahami mengapa pasangannya memutuskan untuk menjalin affair dengan orang lain.

Memang pada kenyataannya, practically tidak selalu semudah theoretically. Di saat hati mengatakan ‘paham’ dan ‘maklum’ dengan apa yang terjadi, logika terkadang masih terus mempertanyakan ‘mengapa semua ini terjadi?’. Dan kemudian, terjadi pergolakan batin. Bagi mereka yang memutuskan untuk menerima kembali pasangannya pasca peristiwa itu terjadi, logika akan terus menuntut jawaban atas satu pertanyaan : Am I choose the right decision?

Well, jika pada akhirnya kamu memilih untuk tetap bertahan, yakinlah bahwa itu keputusan terbaik yang sudah kamu ambil. Berusahalah untuk melepaskan segala amarah dan emosi negatif lainnya. Berusahalah untuk terus memikirkan sisi positifnya. Berusahalah untuk terus belajar memahami, menerima, dan mengikhlaskan keadaan yang sudah terjadi. Everything happened for a reason. Kita memang belum tau ‘reason’-nya apa. Tapi yakinlah, bahwa ‘reason’ itu adalah ‘reason’ terbaik yang pernah ada.

Saya tahu, melupakan kenangan pahit tidaklah segampang membalikkan telapak tangan. Semakin kamu berusaha untuk melupakan kenangan pahit itu, semakin kenangan itu terus melekat dalam ingatanmu. Just try to take it easy. Hingga pada masanya nanti, kenangan pahit tersebut akan lenyap dengan sendirinya, dan tergantikan dengan kenangan-kenangan baru yang jauh lebih indah.

And just believe that everything is gonna be okay 🙂

*Meminjam judul novel Armaya Jr – An Affair to Forget

2 thoughts on “An Affair to Forget*

  1. popy

    Hello..again lianda..sebelumnya sptnya saya sdh leave comment tp kok ndak muncul ya….(katrok bener saya :D)

    btw saya dapat notifikasi di email tentang new posting ini. saya lupa sdh mengklik apa kok tiba2 dpt notifikasi lagi…(maafken diriku yg sangat tdk familiar dgn blog hehehe)

    btw suprised membaca isi blogmu yang “so pretty” dan sangat berbobot untuk umur kamu yang masih sangat muda..aku lupa baca di bagian mana ternyata dirimu 10tahun lbh muda dariku bahkan di usiaku sekarang aku bahkan belum bisa membuat blog dan menulis sebagus ini…Hiks!

    oke salam kenal sekali lagi..sptnya aku harus banyak belajar dari yang muda-muda..

    moga2 comment yang ini terbaca…hehehehe #katrok.com

    Like

    Reply
    1. liamarta Post author

      Hello again mbak Poppy 🙂

      Hehehe kalo soal notifikasinya, mungkin sebelumnya mbak Poppy pernah mengklik ‘Follow This Blog Via E-mail’ yang ada di page blog saya ini mbak. Jadi ke-subscribe gitu ke blog saya, tiap kali ada postingan baru, ada notifnya ke email mbak Poppy. Coba nanti di unsubscribe aja mbak. Di notifikasi emailnya, seharusnya ada pilihan unsubscribe nya 🙂

      Anyway, thank you for the compliment mbak 🙂 Saya masih terus belajar nulis, karena dari dulu salah satu cita2 saya emang pengen jadi penulis. Paling gak jadi penulis blog, yang tulisannya bisa saya baca sendiri nanti hehehehe :p

      Terima kasih udah mampir ke blogku yah mbak.. Nice to know you 🙂

      Like

      Reply

Share your thoughts!