Saya memang telat membaca buku ini. Buku ini pertama kali terbit tahun 2005, dan saya baru selesai membacanya di tahun 2012. Hehehe.

Sebelum membaca bukunya, saya sudah mengikuti cerita si penulis di blog pribadinya, istribawel.com. Sudah beberapa kali juga melihat novel tersebut bertengger di rak toko buku, namun saya belum memiliki keinginan untuk membelinya. Sampai akhirnya, beredar kabar bahwa novel tersebut akan segera difilmkan, dan pemeran utama prianya adalah aktor Indonesia favorit saya, Reza Rahardian. Baru deh saya memutuskan untuk membaca novel tersebut hehehe.

Novel Test Pack bercerita tentang permasalahan-permasalahan yang paling sering terjadi di pasangan suami istri. Sang suami, yang biasa dipanggil ‘Kakang’, berprofesi sebagai seorang psikolog. Sedangkan sang istri, bernama Tata, berprofesi sebagai seorang pengacara.

‘Kakang’ dan Tata telah menikah selama 7 tahun, namun mereka belum juga dikaruniai anak. Segala usaha telah mereka lakukan, kecuali memeriksakan diri ke dokter kandungan. Tata, sebagai wanita, menyimpan rasa cemas yang luar biasa karena ia belum juga hamil. Ia juga menjadi sangat sensitif bila membicarakan hal-hal seputar kehamilan dan anak. Sementara sang suami, cenderung lebih tenang, namun di dalam hatinya ia pun juga cemas.

Konflik memuncak ketika pada akhirnya Tata memeriksakan diri ke dokter kandungan. Ia yang awalnya memiliki ketakutan bila dirinya ternyata infertil, akhirnya memberanikan diri. Hasil pemeriksaan menunjukkan, Tata tidak bermasalah. Dia subur. Dokter pun menyarankan agar sang suami juga ikut diperiksa. Karena yang infertil itu bisa saja istri, suami, atau malah keduanya.

Kakang yang tadinya berusaha tenang, justru semakin gelisah. Karena besar kemungkinan dirinyalah yang infertil.

Dan ternyata, begitulah faktanya. Kakang infertil. Keinginan Tata untuk memiliki anak, musnah sudah.

Di situlah kekuatan cinta mereka diuji. Apakah Tata bisa menerima kekurangan Kakang yang tidak bisa memberikannya keturunan? Ataukah justru meninggalkan Kakang dan mencari suami baru?

***

Dari ide cerita yang sederhana, yang mengangkat permasalahan nyata di sekitar kita, Ninit berhasil membawa pembaca larut dalam emosi dan imajinasinya masing-masing.

Membaca novel ini membuat saya berpikir mengenai realita yang pasti terjadi di kehidupan pasangan suami istri. Beragam permasalahan pasti akan bermunculan. Dan semuanya kembali pada satu jawaban sederhana : komitmen.  Sekuat apapun badai cobaan yang menerjang rumah tangga seseorang, selama komitmen yang dibangun di awal terus dijaga kekokohannya, insya Allah permasalahan apapun akan terselesaikan.

Saya pribadi, ketika membaca novel ini, jadi ikut membayangkan. Bagaimana jadinya bila saya yang berada di posisi ‘Kakang’. Akankah saya mendapatkan pasangan yang bisa menerima kondisi saya kelak apa adanya?

Adalah cinta, jika kamu bisa menerima pasanganmu apa adanya.

Adalah cinta, jika bagaimana pun kondisinya kamu tetap setia.